Jumat, 15 November 2013

JAKARTA - BOGOR

Pasar Tanah Abang nampak terlihat rapih dari biasanya. Para pedagang kaki lima secara legowo meninggalkan jalan jalan aspal yang paling strategis. Angkot menjadi lancar, waktu menuju lokasi menjadi terukur. Nampak yang lain dari biasanya adalah serobek harga karcis dan kartu yang ketika sampai di tempat yang dituju dapat ditukar 5 ribu perak, berikut penuturan petugas Stasiun.


Dikabarkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada september silam bahwasanya Stasiun Tanah Abang sudah melebihi kapasitas, setiap harinya Stasiun ini mengangkut tidak kurang dari 30 ribu pengguna jasa,  sementara kapasitas Stasiun ini hanya 20 ribu. Diharapkan nantinya tempat ini bisa menampung 50 ribu pengguna jasa KAI.
 suasana lengang di Stasiun Tanah Abang
Suasana sepi terasa sekali pada waktu orang orang sudah di kantor, saya mencoba menaiki KRL jam 9.30 - 10.30 wib. Selama perjalanan saya mengingat kembali kereta ekonomi yang sudah melintasi rel ini selama puluhan tahun. Dari Tanah Abang biasanya orang orang membawa dagangan yang akan di jual ke desa, tidak hanya itu. Orangjualan lalu lalang, dari muniman dingin, makanan siap saji sampai oleh oleh untuk anak. Namun sekarang berbeda, terasa lebih nyaman ungkap Jajang salah seorang penumpang yang saya mulai ajak berbicara dari Stasiun Tebet.


Beberapa himbauan di Stasiun dan KRL
 Meski ada banyak sekali himbawan yang dipasang PT. KAI namun kebiasaan orang yang tidak tertib kerap menodai semuanya. Di dalam kereta yang berAC orang orang kini tidak lagi merokok. Kebayang dulu ketika sumek semua jadi satu, ketika berhenti di stasiun tak ada angin masuk, tangisan bayi kemana mana,sampah sisa makanan, kopi tumpah, amat jauh berbeda, beberapa jam petugas menyapi terus bekerja di dalam KRL.

Jajang sendiri menunggu stasiun yang dituju
Jajang salah seorang migran yang mengadu nasib di Jakarta merasakan sekali suasana dulu dan sekarang, diingatnya bahwa dulu penumpang ada yang bergelantungan bahkan duduk di atas gerbong. Kerap ada korban setiap tahunnya. Pada bulan oktober saja terdapat satu korban anak 13 tahun yang terkena sengatan listrik di atas gerbong kereta jurusan Jakarta - Rangkas. Semoga kejadian ini tidak terulang.

Biasanya penumpang mengalami kenaikan yang lebih dari normal di stasiun Manggarai, Tebet, Pasar Minggu dan berangsur berkurang di Depok sampai Citayem.
Suasana stasiun Bogor

Stasiun utama Kota Bogor merupakan warisan Balanda. Pada tahun 1960-an Stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogya melalui Sukabumi dan Bandung. Akankah jika ada peningkatan kenyamanan Kereta Api jalur ini akan diminati pengguna kendaraan Kereta. Hal ini perlu dipikirkan, mengingat angka pengguna jalan raya yang sebakin tak terbendungkan, mulai dari sekarang kita harus memikirkan berjalan bersama namannya Kereta Api Indonesia.

 
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar