Senin, 10 Juli 2023

*DIMENSI HISTORIS AL-QUR'AN*

Oleh: Dr. Soetrisno Hadi, 7'73.



Salah satu yang membuat kita teguh dan yakin bahwa al-Qur'an adalah _kalam_ atau firman Allah,swt selain muatan isinya mengandung dimensi teologis _ushul ad-din_, yuridis _furu' ad-din_, etis ' _ilm al-akhlaq_ juga karena di dalamnya terkandung dimensi historis kesejarahan ' _ilm al-qashash_ . 


Misalnya, al-Qur'an dengan sangat gamblang menjelaskan bagaimana Nabi Adam,as yang hidup ribuan tahun sebelum Rasulullah,saw. Dijelaskan sebanyak dua puluh lima kali dalam al-Qur'an di ayat dan surat yang tersebar, seperti dalam QS.al-Baqarah,2:31, 33,34,35 dan 37. Qabil dan Habil, dua putra nabi Adam,as diterangkan dalam QS.al-Maidah,5:27-31.


Nabi Nuh,as dijelaskan sebanyak 43 kali dalam ayat dan surat yang terpisah dalam al-Qur'an, menunjukkan besarnya peran yang dimainkan nabi _ulul azmi_ ini dalam sejarah manusia. 


Kebenaran informasi historis ini dibuktikan dengan testimoni dan kesaksian para ilmuwan seperti Dr.Houl, sejarawan Inggeris. Begitu juga Leonard Woolly serta ilmuwan Perancis De Morghan. Termasuk arkeolog ahli kepurbakalaan Countonoe. Di London, UK, informasi historis al-Qur'an itu disiarkan secara publik dalam _Journey to the World_ _this Morning_ (14 September 2.000 M). 


Bukan hanya itu, informasi tentang peran da'wah dan upaya Nabi Hud,as untuk mengajarkan tauhid yang diungkapkan al-Qur'an sebanyak tujuh kali dalam ayat dan surat terpisah secara jelas. 


Sahabat Ibnu Abbas,ra mengatakan Nabi Hud,as adalah orang pertama kali yang berbicara dalam bahasa Arab, seperti diungkapkan oleh Dr.Syauqi Abu Khalil, dalam _Athlas_ _al-Qur'an_ , Dar al-Fikr, Damaskus, Syria, 2005 M.


Tempat tinggal kaum 'Ad di tanah Ahqaf, utara Hadhramawt. Sebelah utara terdapat Rub'al Khali, sedang di timurnya adalah Amman. Kaum penyembah berhala ini menyembah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr. Mereka juga membuat patung yang diberi nama al-Hattar. 


Kaum 'Ad yang dibinasakan Allah,swt dengan angin topan dahsyat adalah kaum 'Ad pertama. Sedang kaum 'Ad kedua adalah penduduk Yaman dari Qahthan dan Saba'. Nabi Hud,as dimakamkan di sebelah timur negeri mereka, dua _marhalah_ dari kota Tarim di dekat lembah Barhut. 


Informasi kesejarahan al-Qur'an yang dibenarkan oleh testimoni ilmiah para ilmuwan Barat itu, sekali lagi memastikan bahwa al-Qur'an pasti wahyu dan _kalam_ Allah,swt bukan kalam manusia. 


Salah satu sifat yang wajib ada pada Allah,swt adalah _kalam_ artinya bertutur. Tuturan Allah,swt ada yang bersifat _daal_ ada juga yang _madlul_ kata Syaikh Ibrahim al-Laqqani yang disyarahkan oleh Syaikh Ibrahim al-Bajuri dalam _Jawharat at-Tawhid_. 

Karenanya, yakin dan mantaplah kita bahwa al-Qur'an adalah wahyu Allah,swt. Kita tidak ragu barang sedikitpun. Seperti dipastikan Allah,swt sendiri di awal surat kedua al-Qur'an (QS.al-Baqarah,2:2). 


Semoga Allah,swt terus memantapkan, meyakinkan i'tikad dan _aqidah_ kita semua bahwa al-Qur'an adalah firman dan kalam Allah,swt bukan kalam manusia. _Allahumma tsabbitna bil iman_ .

Jumat, 07 Juli 2023

Jelang Kematiannya

 Assalamualaikum wr wb Mengenang Ummul Mukminin,(Khadijah Alkubra) Menjelang Peringatan Hari Wafatnya 11 Ramadhan Tahun ke 10 setelah kenabian. Khadijah Memang Wanita Istimewa.

DUA PERTIGA (2/3) wilayah Makkah adalah milik Siti Khadijah binti khuwailid, istri pertama Rasulullah ﷺ. Ia wanita bangsawan yang menyandang kemulia'an dan kelimpahan harta kekaya'an. Namun ketika wafat, tak selembar kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dikenakannya di sa'at menjelang ajal adalah pakaian kumuh dengan 83 tambalan.

"Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba," bisik Khadijah kepada Fatimah sesa'at menjelang ajal. "Yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri."

Mendengar itu Rasulullah berkata, "Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di syurga."

Siti Khadijah, Ummul Mu’minin (ibu kaum mukmin), pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya sang istri itu dengan perasa'an pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata Mulia Rasulullah dan semua orang yang ada di situ.

Dalam suasana seperti itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan.

Rasulullah menjawab salam Jibril, kemudian bertanya, "Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?"

"Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan," jawab Jibril yang tiba-tiba berhenti berkata, kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, "Kenapa, ya Jibril?"

"Cucumu yang satu, Husain, tidak memiliki kafan. Dia akan dibantai, tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan," jawab Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, "Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku tak kan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Mahamengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum Muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum Muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban!?"

Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.

Khadijah.

Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah bersabda, "Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu."

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Sa'at itu seluruh kekaya'an mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya, dan diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur.

Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah hingga membuat beliau terjaga.

"Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?" tanya Rasulullah dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekaya'anmu habis. Adakah engkau menyesal, wahai Khadijah, bersuamikan aku ?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

"Wahai suamiku, wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan," jawab Khadijah.

"Dahulu aku memiliki kemulia'an, Kemulia'an itu telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Dahulu aku adalah bangsawan, Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan Rasu-lNya. Dahulu aku memiliki harta kekaya'an, Seluruh kekaya'an itupun telah aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya."

"Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu."

"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada yang hak, Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah."

Rasulullah pun tampak sedih.

"Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?"

"Aku, ya Rasulullah!" sahut Ali bin Abi Thalib. jawab, menantu Rasullulah.

Di samping jasad Siti Khadijah, Rasulullah kemudian berdo'a kepada Allah.

"Ya Allah, ya ILahi Rabbiy, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, Mempercayaiku pada sa'at orang lain menentangku, Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, Menenteramkanku pada sa'at orang lain membuatku gelisah."

Kirim ini ke 5 grup dan semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 orang.

Saya do'akan semua yang membaca dan mengaminkan do'a ini, di beri rezeki melimpah  seperti air mengalir ini.. dan diundang segera oleh Allah menunaikah Haji dan Umroh dengan cara-caranya.

آمِيّنْ

Salam berbagi,

Fadlik Al Iman