Sabtu, 20 Maret 2021

Nasib Harimau Di Tanah Pasundan

 Seekor harimau mati ditembak di sebuah perkampungan di antara Bandung dan Garut, 1920.


Sejak perkebunan menjamuri tanah Priangan awal abad 19, hutan² dibuka, manusia² datang, permukiman² lahir. Harimau jadi salah satu korban paling menderita karena dianggap hama dan bahaya.


Malangnya pertembungan harimau - manusia begini kerap terjadi. Si maung selalu kalah.

Di area Bandung saja, harimau antaranya dibantai di Rahayu, Batujajar (Mei 1920), Cimangsud (Jul 1920), Arcamanik dan Cikalong (Nov 1923), Cihawuk (Apr 1924), dan Nangkelan, Ciparay (Nov 1925).


Jumlahnya jadi mengerikan kalau seantero Priangan dihitung semua. Menurut lansiran Nieuws van den Dag, 15 Juni 1922:

• Pada 1920, ada 38 ekor harimau mati dibunuh, baik oleh pemburu maupun penduduk.

• Setahun kemudian angkanya berlipat jadi 70 ekor.


Masih menurut berita tsb, ada insentif 50 gulden per ekor harimau yang dibantai. Harga beras Burma murah saat itu 17 gulden/kuintal.

Bahkan Arnasim, pria Sunda pembunuh harimau yang menyerang kambingnya di Nangkelan Nov 1925, malah dapat penghargaan dari asosiasi pecinta hewan.


Tak heran jika selang sedekade harimau sudah jarang ditemui. Sepanjang 1930-an hanya ada seekor harimau mati di Sukarame, Ciparay.



Kini seabad kemudian, namanya saja tersisa lewat toponimi macam Cimacan, Cimaung, Pasir Maung, Situ Maung, Pasir Macan, dsb.


"Terjawab sudah, makanya saya bingung Jabar (Jawa Barat) sering di bilang MAUNG BANDUNG, tapi di mana harimau nya. Rupanya sudah habis duluan di bantai"

Mengenang Dipo Alam

 MENCEGAH PAK HARTO 3 PERIODE


Ketika Dipo Alam, mantan Ketua Dewan Mahasiswa UI (1975-1976), melakukan aksi di TIM (Taman Ismail Marzuki) mencalonkan Gubernur DKI Ali Sadikin sebagai presiden pada bulan Juni 1977, aksi itu menurut pengakuannya didorong untuk “mencegah” Pak Harto berkuasa di periode ketiga. Sebab, menurut Dipo Alam, jika Pak Harto dibiarkan berkuasa hingga tiga periode, maka sebagaimana halnya Bung Karno, dia juga akan berkuasa selamanya.


Aksi Dipo Alam ketika itu sebenarnya hanya dilakukan berdua, bersama Bambang Sulistomo, anaknya Bung Tomo. Namun, meskipun hanya dilakukan berdua, aksi itu bikin geger dan mendapatkan publisitas internasional. Sebelum melakukan aksi, dengan jeli Dipo telah mengundang media-media asing, terutama dari Jepang, untuk meliput aksi teatrikal tersebut.


Kenapa Jepang?


Karena Jepang saat itu adalah negara investor terbesar Indonesia. Sesudah peristiwa Malari, pemerintah dipastikan akan berhati-hati menangani semua isu yang disorot oleh media-media Jepang. Dan perhitungan Dipo Alam sepertinya tepat. Tanpa perlu aksi massa besar-besaran seperti yang dilakukan Hariman Siregar ketika Malari, dengan mengundang wartawan-wartawan Jepang, aksi Dipo Alam dan Bambang Sulistomo kemudian berhasil menghiasi halaman koran-koran Jepang. Media seperti Asahi Shimbun juga memuatnya.


Dalam pernyataan publiknya ketika itu, Dipo Alam dan Bambang Sulistomo menyampaikan bahwa pencalonan Ali Sadikin sebagai calon presiden bukanlah dikarenakan kepemimpinan Presiden Soeharto dianggap gagal. Orde Baru justru dinilai berhasil, terutama dalam mengatasi sejumlah persoalan ekonomi yang gagal diatasi oleh rezim Demokrasi Terpimpin. 


Namun, sebagai aktivis, Dipo dan kawan-kawannya menilai jika rezim Orde Baru sedang mengkonsolidasikan kekuasaannya. Keberhasilan mereka menyederhanakan jumlah partai politik, yang tak pernah berhasil dilakukan oleh Soekarno, pastilah akan membuat Pak Harto mudah terpilih kembali. Namun, meskipun katakanlah Pak Harto terpilih melalui proses yang demokratis, sampai kapan ia akan terus-menerus dipilih kembali? 


Dan, ini yang paling penting, jika ia terus-menerus dipilih kembali, tanpa pencarian alternatif sama sekali, lalu apa bedanya dengan kepemimpinan Bung Karno yang ingin dikoreksi oleh Orde Baru?!


Pemikiran itulah yang telah melatarbelakangi aksi pencalonan Ali Sadikin sebagai calon presiden alternatif. Gerakan itu, oleh Dipo Alam dan Bambang Sulistomo dinamakan sebagai “Gerakan Pemikiran”. Dalam petisi pencalonan bertanggal 20 Juni 1977, antara lain mereka menulis: “mencoba mengajukan seorang calon untuk diikutsertakan pada pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR bulan Maret 1978”. 


Bagi keduanya, terpilih atau tidaknya Ali Sadikin sebenarnya tak menjadi soal benar. Yang jelas, mereka ingin mendobrak anggapan bahwa tak ada orang lain yang layak menjadi presiden selain Pak Harto.



Apa yang dikhawatirkan Dipo Alam kemudian terbukti benar. Pak Harto akhirnya terus berkuasa bahkan hingga melebihi umur kekuasaan Bung Karno. Dan, sama seperti halnya Bung Karno, Pak Harto baru mau meletakkan kekuasaannya sesudah menghadapi krisis besar.


Kita mestinya bisa belajar dari pengalaman masa lalu. Bukankah untuk mengetahui api itu panas atau tidak, kita tak harus menunggu sampai tangan kita terbakar dahulu? (Tarli Nugroho)

Kamis, 18 Maret 2021

Maksud Mempermalukan

Pasukan Kafir Menangkap, Memborgol Dan Memamerkan Umar Mukhtar Di Depan Umum Dengan Kondisi Tangan Diborgol Dan Dirantai Dengan Tujuan Untuk Mempermalukan Ulama.


Padahal Sesungguhnya Allah Sedang Memuliakan Umar Mukhtar Dan Menghinakan Para Penangkapnya Tetapi Mereka Tidak Sadar!.


Sepenggal Kisah [Dialog] Umar Mukhtar dengan Hakim Italia. Umar Mukhtar adalah singa padang pasir dari Libya.


Pada tahun 1911, pemerintahan fasis Italia mengumumkan perang terhadap Khilafah Utsmaniah (Ottoman). Tanpa menunggu lama, pada tanggal 19 Oktober 1911, kawanan pasukan Italia memasuki pantai Benghazi, Libya yang saat ini berada di bawah kekuasaan Ottoman.



Tak berselang lama, bersamaan dengan meletusnya perang Balkan, Ottoman akhirnya kalah dan menarik diri dari Libya pada tahun 1912 dan Libya resmi dijajah Italia.


Para pejuang Libya bangkit melawan Italia. Saat itu, tampillah salah seorang pemimpin pejuang yang tegak melawan penjajah Italia, dialah Umar Mukhtar (1861-1931).


 Kepahlawanannya amat masyhur di tengah Bangsa Arab dan Barat kala itu hingga beliau digelari sebagai The Lion of Desert (Singa Padang Pasir).


Saat perang, Zappelin militer Italia menyerang tentara Ottoman di Libya. Sejarah mencatat bahwa dalam perang Italia-Libya inilah pertama kali digunakan balon Zappelin sebagai

peralatan perang.


Bersama para pejuang dan mujahid yang ada beliau mengobarkan jihad hingga Italia kewalahan menanggulangi.


Berbagai perjanjian dibuat oleh Italia guna melunakkan perjuangan para mujahid.


Singkat cerita, pada tanggal 11 September 1931, ketika Umar Mukhtar berziarah ke makam sahabat Rasulullah SAW, Ruwaifi' Bin Tsabit r.a di kota al-Baidha, Umar Mukhtar berhasil ditangkap oleh pasukan Italia.


Beliau pun langsung ditawan dan digelandang ke pengadilan untuk menjalani hukuman sebagai pemberontak setelah berjuang lebih dari 20 tahun.



Sejarah mencatat, dalam persidangan tersebut, terjadi dialog yang luar biasa antara jaksa serta hakim Italia dengan sang mujahid.


Berikut petikannya:


Hakim: "Apakah engkau memberontak terhadap Italia?".

Umar : "Iya...".


Hakim : "Apakah engkau juga mengajak dan memotivasi orang-orang untuk memberontak?".

Umar : "Iya...".


Hakim : "Apakah engkau tahu akibat perbuatanmu?".

Umar : "Iya, saya tahu...".


Hakim : "Apakah engkau sadar dengan semua pengakuanmu?".

Umar : "Iya, saya sadar".


Hakim : "Sudah berapa lama engkau mengangkat senjata melawan Italia?".

Umar : "Lebih dari 20 tahun".


Hakim : "Apakah engkau menyesal atas perbuatanmu itu?".

Umar : "Tidak sama sekali".


Hakim : "Tahukah engkau bahwa engkau akan dihukum gantung?".

Umar : "Ya, saya tahu...".


Hakim : "Saya betul-betul sedih... mengapa akhir hayatmu akan berakhir seperti ini...".

Umar : "Anda salah... justru beginilah cara terbaik mengakhiri kehidupan ini...!!!".


Sang hakim kemudian terus membujuk agar Umar Mukhtar menyesali perbuatannya supaya dia mendapat keringanan hukuman.


Sang hakim juga membujuk Umar agar menulis sepucuk surat penyesalan dan mengajak para mujahidin untuk berhenti melawan Italia.


Hakim : "Maukah engkau menulis surat kepada para pengikutmu agar mereka berhenti melawan pemerintah Italia?".


Mendengar hal itu, Umar Mukhtar mengucapkan kalimatnya yang historis:


"Sesungguhnya, jari telunjuk yang setiap hari mengacung tasyahud La Ilaha Illallah dalam sholat, tidak akan pernah menuliskan kalimat kebatilan!!!".


Akhirnya, sang Hakim menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Umar Mukhtar dengan cara digantung. Di akhir persidangan, sang hakim bertanya:


"Bagaimana menurutmu terhadap hukuman ini?".

Umar menjawab:


"Hukum yang benar hanyalah hukum Allah, bukan hukum kalian ini...".


Eksekusi Umar Mukhtar di tiang gantungan


Italia mengira bahwa dengan digantungnya Umar Mukhtar, para pengikutnya akan ciut nyali mereka dalam berjuang.


Tapi dugaan itu salah, kematian Umar justru mengobarkan semangat di seluruh penjuru Libya, hingga akhirnya pada akhirnya Libya berhasil meraih kemerdekaan.


Kisah perjuangan Umar Mukhtar pernah difilmkan pada tahun 1981, dengan disutradarai oleh Moustapha Akkad, dibintangi oleh aktor Hollywood, Anthony Quinn yang berperan sebagai Umar.


Kami umat Islam sangat bangga padamu ya Syekh Umar Mukhtar. Engkau sungguh beruntung syahid membela agama Allah.


Semoga Allah menempatkanmu di tempat yang paling mulia.

Aamiiin

Senin, 01 Maret 2021

Menolak Legalitas Miras

 

(Tag 3 atau lebih temanmu)

Dapatkan twibbon ini melalui twibbonize.com/nomiras
Lalu ikuti @twibbonize
#nomiras #twibbonize