Rabu, 03 April 2013

Buah lokal

Jumlah penduduk yang bertambah banyak mengakibatkan kebutuhan terhadap bahan pangan yang tinggi, permasalahan ini berbanding terbalik dengan keadaan di lapangan, harga pupuk tinggi, petani gagal panen dan lain sebagainya, belum lagi buah buahan yang datang menyerbu negeri. Makan buah saja impor.

Bayangkan saja, jikalau dulu kita belum mengenal strawberry, buah cherry, coccoa, sekarang malah mendominasi serta ditanam di dalam negeri. Ada lagi bayang bayangnya, apel nya bukan apel lokal, duriannya dari luar, pepaya juga, padahal negeri ini sangat kaya dan lama dikenal dengan hasil buahnya, sebut saja duku Palembang, apel Malang, mangga Indramayu, jeruk Pontianak, salak Bali, pisang Ambon dan masih banyak lagi. Beriringnya waktu akankah semuanya bertahan.

Dari iklannya aja uda beda, iklan buah lokal hanya dari mulut ke mulut, sementara buah dari luar bisa dilihat di media online. Saya teringat ketika di kalimantan, ada buah jenis durian yang biasanya disebut dengan terantungan, buah ini sangat enak, mungkin buah ini adalah buah paling enak diantara keluarga durian lainnya. Banyak orang sudah mengembangkan bahwasanya durian tak kenal musim, namun kita masih mengandalkan musim. Memang banyak hambatan menyelamatkan buah lokal, namun hal ini tidaklah mustahil, agar buah lokal menjadi terkenal dan go internasional.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar