Selasa, 25 September 2012

Membuang puntung dimusim kering

Musim kering dimana mana, kekurangan air, antri air lagi, pohon pohon di pinggir pinggir jalan warnanya hijau kecoklatan karena ditutupi debu yang dihempas kendaraan. Musim kering memang siklus, dari musim kering tanaman tanaman bisa bertahan lebih kuat, ibarat manusia ada puasanya. Dari berita audio visual banyak berita tentang lahan, hutan, gunung terbakar hal ini dikarenakan musim kering yang berkepanjangan.

Diluar faktor alam ada lagi yang menyulut terbakarnya satu wilayah, misal saja di daeran savana kita mendengar ada rerumputan yang dibakar untuk memudahkan para peburu rusa menggiring buruannya. Di daerah Gunung Rinjani, lahan peredu di bakar untuk memudahkan mengambil kayu kayu bakar. Banyak lagi daerah lain, di sekitar pemukiman sapuan sampah organik dari daun, ranting ranting, batang yang menghalau jalan ditebang dan dibakar.

Kebiasaan membakar menjadi solusi yang paling mudah diselesaikan oleh warga, di kalimantan ada peraturan pemerintah yang membakar lahan lebih dari dua hektar hal ini dikarenakan banyak warga membakar areanya untuk membuka ladang baru. Kebakaran juga kerap diakibatkan pola membuang sampah yang sembarangan, banyak para perokok ketika selesai merokok membuang puntung seenaknya di hutan peredu, semak, alang alang yang kering. Musim kering yang sesak oleh debu beterbangan belum cukup, ditambah kebakaran lahan yang kita semua menganggap hal itu sudah biasa, padahal biasa terjadi karena kebiasaan kita sendiri. Semoga bumi ini tidak bertambah panas dikarenakan banyak orang yang membuang puntung sembarangan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar