Minggu, 29 April 2012

Kekaguman pada Baobab

Kekaguman pada pohon yang tak terkalahkan. Sekilas pohon ini seperti terbalik, dengan akar yang berada di atas. Pohon yang bisa memiliki lingkar batang 30 meter ini kokoh di lahan gersang. Seperti kaktus mampu menyimpan air dalam tubuhnya, begitulah Baobab beradaptasi. Pohon ini sering kami temui sepanjang perjalanan di Afrika. Tipeku yang sering menghayal, apalagi ketika di dalam mobil "asyiknya buat rumah di pohon Baobab".



pohon boab memijat langit
Baobab dengan nama lain boab dan baboa ini memiliki delapan jenis yang tersebar di Afrika dan Australia. Ada yang bilang paling banyak di Madagaskar. Saya juga teringat pada beringin di Indonesia dan pohon-pohon flamboyan di Kantin Panjang Kampus UMJ, ranting rantingnya mirip flamboyan dimusim gugur. Jadi inget lagu Abah Iwan. Kalau Pramuka bilang pohon kelapa semuanya bisa digunakan pohon ini juga demikian. Beberapa serat di batangnya berfungsi untuk tali, jaring untuk nelayan, karung, bahkan pakaian. Daun Baobab bisa digunakan untuk ragi, lalap dan sayur. Buah dan biji dimakan hewan dan manusia. Ada kandungan vitamin C di dalamnya. Jadi bisa juga untuk campuran minuman.


Menurut cerita Dewa melemparkannya ke Bumi, agar tidak hidup ditancapkannya terbalik. Menurut saya Baobab adalah lambang keteguhan dan keberhasilan. Pohon yang ditancapkan Dewa terus tumbuh di lahan gersang, memiliki manfaat dan fungsi yang berarti, semuanya bisa dimanfaatkan dari tanaman ini. Perjalanan dari Nairobi ke Tanzania kami nikmati, ditemani potret semangat Baboa tree.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


# Catatan perjalanan Agustus-September 2001







Tidak ada komentar:

Posting Komentar