Jumat, 20 September 2013

Rajungan

Rajungan yang masuk dalam jenis kepiting ini mendiami habitat laut.Rajungan ini dikenal dengan kepiting lumpur, ternyata Rajungan menjadi komoditas ekspor yang dijual sampai ke Amerika, hal ini terjadi karena rendah kolesterol. 60 persen dari hasil tangkapan diekspor melalui Singapura dan Jepang. Dulu saya berpikir bahwa Rajungan tidak bisa dimanfaatkan dengan cara dimasak atau lainnya, ternyata hal itu soal pengolahan saja sehingga bisa dikonsumsi.

Sementara Rajungan dalam bentuk olahan kalengan sampai diekspor ke Belanda. Komoditas ini menjadi urutan tertinggi ketiga yang diekspor setelah ikan dan udang. Mungkin Rajungan Bali belum dimanfaatkan dengan baik, mengingat masyarakatnya masih dikenyangkan dari sektor pariwisata.

Ternyata kandungan Rajungan lebih tinggi dari jenis kepiting lainnya, mm.. kebayang juga sih, memgingat Rajungan hidup di tempat yang sangat kaya dengan keragaman tempat, dari substrat pasir, karangsampai ke lumpur. Bayangkan saja Rajungan memiliki kandungan kalbohidrat. kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan Vitamin B1. Kandungan proteinnya 16-17g/100 g daging.

Rajungan (foto : Fadlik via GPS GARMIN Montana 650)
Hasil penelitian ini disimpulkan dari hasil perbandingan dengan sumber hewani lainnya seperti ayam, daging sapi dan telur. Keunggulan lainnya adalah kandungan lemak rajungan sangat rendah, pasti hal ini yang diincar sehingga orang orang Amerika yang notabene sebagai pekonsumsi daging terbesar kini memiliki pilihan lainnya agar hidup lebih sehat.

Akankah Rajungan yang berpotensi di hutan bakau Bali akan hilang, beriring keserakahan manusia dengan mengalih fungsikan hutan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar