Selasa, 16 April 2013

Hutan Hilang

Hutan sepanjang mata memandang yang dimiliki satu orang penduduk asli sudah makin langka saja. Nggak perlu kerja keras, berpanas panas apalagi keluar keringat. Cukup dengan menjual tanah sepetak demi sepetak. Hidup makmur dengan menganggur. Hal ini banyak sekali dilakukan oleh penduduk asli yang memiliki tanah luas. Kebiasaannya menjual tanah mengalahkan tenaganya yang seharusnya dilatih untuk bekerja.

Tahun berganti, tak terasa banyak pendatang yang memiliki lahan sendiri, dengan kebiasaannya bekerja dengan tekun, dia sudah bisa jadi tuan rumah di rantau. Sangat berbanding terbalik dengan kisah di atas tadi. Kebiasaan tidak mengolah tanah yang menyebabkannya ekonominya terus nyungsep. Kabar baru saya terima dari kawan seperjuangan di kalimantan, bahwasannya di sebuah desa kecil di pedalaman, seorang pria membunuh anak dan istrinya.

Usut punya usut, masalah ekonomi kian mencekik. Dari himpitan ekonomi mebuat tekanan yang kian paran sehingga seorang ayah tega berbuat demikian. Ini baru sekali terjadi, namun kemiskinan hampir menyelimuti seluruh penduduk asli. Melihat keadaan demikian akan berpeluang kejadian berikutnya terulang. Hutan yang hilang digantikan perkebunan telah mencetak sejarah baru, bahwa hutan hilang makin membuat masyarakatnya menjadi tamu dan miskin.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar