Selasa, 16 April 2013

Dodol Buleleng

Ketika ada pengamen diberi uang recehan saya kaget ketika dia mengelak, sambil berkata "uang recehan kayak gini aja dipake untuk beli dodol aja nggak dapet." Dodol menjadi indikator makanan murah. Banyak daerah membuat dodol untuk hari kemenangan, perayaan upacara upacara besar dan lain sebagainya. Kelihatannya murah, tapi bikinnya bisa sampai seharian, hal ini diupayakan agar cita rasa dodol lebih enak dan tahan lama.

Bahan bahannyapun tidak neko neko, biasanya ketan, santan, gula dan garam, cuma emang ngaduknya yang nggak ketulungan. Sama halnya dengan dodol Bali, mbok Luh menuturkan bahwa membuat dodol ini biasanya dilakukan dengan cara mengaduk secara bergantian, maklumlah karena kekentalan dodol ini. Apinya juga harus stabil sehingga dodol tidak hangus.

Made menambahkan bahwasanya dodol Buleleng dahulu dibalut dengan daun jagung, ketika ramuannya pas pasti antara dodol dengan pembungkus daun jagung yang kering tidaklah menyatu alias lengket. Untuk pengikat dodolnyapun juga dari daun jagung, jadi semuanya organik, beriringnya waktu dengan alasan bahwa tali pengikatnya sering putus, maka kemasan pengikatnyapun sekarang diganti dengan tali rapia.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar