Selasa, 30 Oktober 2012

Cerita biasa

"Jika" namaku, Jika baru saja belajar menanam, dua tahun memang Jika bersamanya. Dahulu tak banyak aturan, main saja di hutan dan semuanya akan tumbuh sesuai musim, air yang jatuh serta mengalir, meresap ke dalam ditambah tanah memberi arti dan musim jadi polisi. Semuanya teratur, ada buah busuk itu biasa, hewan yang rakus memakan buah, pucuk daun, kulit kayu, serangga, madu, bahkan semua yang bergerak diganggunya.

Waktu bergulir, detik itu membawa beban, beban karena waktu, renta yang semakin. Jika pernah mengeluh karena usai kuliah Jika memegang kotoran sapi langsung ditangannya dengan alasan agar tanah tanah di sekitarnya bisa subur, ada benih benih, ada bibit, rupa hasil dan kenyang dimakan. Waktu juga punya warna, berlari, marah, senantiasa protes, jenaka dan Jika sering dibilang kekanak kanakan. Bagaimana tidak, disitu ia bisa merdeka, disitu ia bisa memberi nafas yang telah diberi.

Dan kini, halaman baru telah ada dengan tempat dan tanah yang berbeda. Tanaman ini sebatang mawar yang manja. Mau mawar yang hanya di pot, yang memenuhi halaman, untuk dipotong bunganya saja, yang merambat di pagar atau ada juga yang bisa berfungsi menjadi atap. Ada yang besar, kecil atau yang sedang, warnanya juga berbeda dan kesemuanya itu perlu perawatan.   Jika hanya lihat mawar tatangga yang sedikit dibiarkan, layu dengan alasan musim kering. "Sekali lagi ku ingatkan, Jika hanya ingin bernyanyi", stop menyuruh dengan dalih perhatian.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar