Senin, 10 September 2012

Karya


Semut-semut ditutupi awan

Leuser dan cantiknya
Bulu-bulu kaki pitagar payung
Menjadi manisan bermusim
Mewakili bukit-bukit yang damai

Sekali lagi dan seterusnya
Kabut turun merambat perlahan
Seperti mampir kondangan
Membawa kado harapan
Menyelipkan angpau yang surga
Tak terpikir,

Tak terkira bodohnya aku
Dengan bangga menembus bivak kaleng
Celupkan muka di kulum badak

Oy.. lapangan golf rencong
Di tengah  sutra rimba

Oy.. air jernih mengalir
Seperti air liur tumpah
Dari para pewangi nirwana

Menggapai mimpinya yang terindah

Menyepak pojok abadi
tertambat bola-bola
Kedamaian serambi mekah

Selimut-selimut ditutupi kabut
semakin sedikit
Karena kerakusan

Alas meminta..
Aku murka pada tanah yang rela
Maka dingin menyuntik
Sedang ingus baru meleleh
Seperti rumput laut yang encer

Oy.. aku menggapai puncaknya

Aceh_Agustus 1999


Bersama dalam irama restora

Dalam telanjang memburu biru
Keceriaan menjadi kelabu
Mana lokal dan interlokal
Cemburu berbalik arah karena keceriaan membela

Mari teruskan
Kebersamaan purba yang hampir punah

Ubud Bali 2002     

      
Kemerdekaan bangga pada sang sabar

Dingin tak punya kavlingnya sendiri
Hingga ke mana diri pergi dingin bergerigi
Ketika lima lapis menutupi
Jenjang waktu terkelabuhi
Dan tidak pada es nya

Bergelimang tantangan
Pada kencing di tengah menerawang malam
Hari ini yang mati !
..atau diri ku

Penyakit ketinggian mengirimkan proposalnya
..diterima rasa 90%
Namun niat seribu gugup bangunkan
Merubah virus jadi gelombang

Gelombang Nusantara
Gelombang Aroma
Gelombang tempur
Gelombang yang sebenarnya..

Pada point sesudahnya
Tepat pukul enam ketika semua turun
Termasuk badai dingin menusuk
Kami menyicil langkah ditelan muntah

Matahari melongok
Penghisap es ribuan tahun
Mengeluarkan lidahnya,
merapikan es yang lumer disekitar bibir
Memberikan sisanya pada kami
Hingga uhuru di atas kaki

Kemudian sabar
Kemudian tangis
Kemudian Indonesia Raya
Kemudian tak ingin pergi
Kemudian arungi
Kemudian hidup
Kemudian sengal-sengal mati
Kemudian mengingat-Mu
Kemudian merdekalah segalanya.

Salam gurun untuk kami
“Jangan lupa yang di bawah”

Tanzania Afrika Timur 2001




Badak berundak

Kerangka sebelum aku lahir
Rahang Pemalu
Kini dijabarkan
Dalam mati
Tanpa Perawatan

Satu sisa purba
Sebagai mesin alat peraga
Manusia pemenangnya
yang kini Profesor karena kerangka tadi

Ujung Kulon 2002




Mandara Hut

Pagi yang pagi
Beberapa Camp kecil yang terbaring
Berekor monyet putih mengintai memakan biji

Dalam lamunan bolong
menantikan hidangan di meja panjang
Semai-semai komunikasi antar bangsa
Menukar tatapan yang pernah dirasa
Memberi pengalaman dalam berbagi

Pemasak-pemasak terbiasa
Pohon-pohon bahagia
Rumput rumput harapan
Mentari tersenyum
Memandang fungsi 2727 mdpl

Tanzania 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar