Senin, 21 Juli 2014

Free Palestine

” Sungguh kami telah berada di pihak Israel sejak berdirinya dan kami akan selalu bersama Israel sepanjang sejarahnya” (Collin Powel, 19 Maret 2001)
66 tahun yang lalu, 14 Mei 1948, di bumi Palestina, Israel memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Sebuah kemerdekaan yang sejak awal patut dipertanyakan, merdeka dari siapa ? Peristiwa yang bersejarah itu, menjadi tonggak berdirinya negara yang penuh darah di negeri Islam yang diberkati Allah SWT itu .
Penderitaan umat Islam Palestinapun tak terperikan. Saat berdiri, Israel mengusir sekitar 1 juta warga Palestina, merampas hak milik warga Palestina, mencaplok puluhan kota dan ratusan desa. Teror dan pembantaian terjadi dimana-mana. Terjadilah peristiwa Deir Yasin (10 April 1948) sekitar 254 muslim Palestina terbunuh 100 diantaranya adalah anak-anak dan wanita). Unit 101 yang didirikan Moshe Dayan, menteror warga Palestina. Pada tahun 1948 tercatat 385 dari 475 desa Palestina dibuldoser sehingga rata dengan tanah. Saat ini diperkirakan terdapat 6 juta pengungsi Palestina yang menderita di kamp-kamp pengungsi.
Hollocaust (pembantaian masal) oleh Zionisme Israel terus terjadi. Di Douimah (28 oktober 1948) diperkirakan sekitar 1000 orang terbunuh, Kafr Kassim (29 Oktober 1956) 49 orang terbunuh. Tidak berhenti sampai disana, bagaikan hewan ternak yang harus dibunuh, muslim Palestina dikejar hingga keluar perbatasan Palestina. Pada 9 September 1972, terjadi serangan udara di Suriah , dengan target para pengungsi Palestina, sekitar 500 orang meninggal dunia. Israel juga menyerang Lebanon dengan target yang sama pada 9 november 1977, sekitar 300 orang terbunuh.
Tidak hanya itu, kamp-kamp pengungsi Palestina pun menjadi sasaran serangan . Pada bulan Juni 1982 terjadi serangan terhadap kamp pungungsi yang menewaskan 3500 orang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Sabra dan Satila menjadi saksi bisu kekejaman Israel, saat negara itu dengan bantuan milisi kristen Lebanon membantai lebih dari 100 orang pengungsi Palestina. Selama intifadha hingga Mei 1989 sekitar 7500 muslim Palestina terbunuh. Dan pembunuhan demi pembunuhan terjadi hingga sekarang ini. Pasca Konferensi Perdamaian Annapolis november tahun 2007, 350 orang warga Palestina yang terbunuh.

Kini hampir 300 Orang Palestina yang sebagian besar adalah Wanita dan anak anak terbunuh. 
Stasiun televisi Press TV melaporkan, Jumat (18/7), Ayelet Shaked telah memberi cap teroris pada Palestina dan mengatakan warga di sana memang harus tewas dalam invasi Israel telah mengepung Jalur Gaza.

"Ibu-ibu Palestina itu melahirkan ular-ular kecil. Mereka harus mati sebab dari rahim mereka lahir teroris terus menerus," ujarnya dalam laman Facebook pribadinya.

Ucapannya yang keji dan tak beradab itu mengundang kecaman internasional. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk perkataan Shaked dan menyebutnya justru Israel yang meneror warga Palestina. Erdogan juga menanyakan keheningan dunia pada kekejaman ini. "Ucapan mereka dan kebijakan Zionis tidak berbeda dengan mental pemimpin Nazi Adolf Hitler . Apa bedanya Hitler yang membantai ribuan Yahudi dengan ucapan mereka yang bilang para ibu harus dihabisi," ujar Erdogan.

Pantas saja dari jumlah total korban serangan Israel ke Gaza yakni 257, setengah lebih perempuan dan anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar