Minggu, 27 April 2014

Subak di Jatiluwih

terasering.foto. fadlik
Makan malam itu tersaji Cap cay, Sayur hijau, Fuyung hay serta nasi goreng. Nampak di atas meja terdapat satu piring porsi pas untuk lampung saya, namun saya sempat heran karena hanya memesan nasi dan Cap cay. Spontan saya berucap, "siapa yang pesen nasi goreng ?" sementara tak lama berselang Pak Nyoman Ketua Subak mengatakan bahwa nasi disini dicampur antara beras merah dan putih. Jadi nampak seperti nasi goreng.

Nasi merah rendah kolesterol ini diproduksi di jatiluwih, Tabanan. harganya sekarang 15.000/ kg, namun di Kota harganya dua kali lipat. Namun demikian harga di petani sulit sekali bisa naik, hal ini dikarenakan permainan harga pasar. Namun demikian petani disini juga punya kekuatan organisasi yang kuat.

Selain dari hidup bertani, para petani juga mendapatkan hasil dari para pelancong yang datang dari jauh untuk melihat wisata warisan Dunia ini yang pada tahun 2012 telah ditepkan oleh organisasi Dunia UNESCO.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar