Senin, 30 April 2012

Beruang Madu


Pada akhir tahun 2009 BKSDA SKW II Pangkalan Bun melepas satu beruang terkecil di dunia. Sebelum dilepas ke habitat aslinya beruang harus dinyatakan bebas penyakit oleh dokter. Nama beruang madu tersebut adalah Bruno, menurut rencana beruang tersebut akan dilepaskan di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Suatu kawasan yang terletak di dua kabupaten, Kotawaringin Barat dan Sukamara.


Beruang madu bisa mencapai 1,4 meter dengan tinggi punggungnya 70 cm. Beratnya berkisar 50-65 kg. Itulah karenanya disebut sebagai beruang terkecil di dunia. Yang khas dari beruang madu yakni pada dadanya yang berwarna putih atau kuning berbentuk huruf "V" . Di kehidupan liar beruang ini sulit dicari, namun jangan sekali-kali mendekat apabila menemuinya, sifat liarnya bisa membawa kita kemasalah yang lebih serius. Beruang madu termasuk satwa liar yang dilindungi undang undang, hal ini tertuang di lampiran PP No. 7 Tahun 1999, hal yang menguatkan lainnya tertuang di UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi.


sejak tahun 1994 Beruang Madu masuk dalam status rentan
Beruang madu mengandung selama 96 hari dengan masa menyusui 18 bulan lamanya. Pada usia 3-4 tahun beruang sudah bisa bereproduksi. Beruang madu hidup didataran rendah sampai ketinggian 1500 mdpl, penyebarannya sangat luas mulai dari Bangladesh, Kamboja, Brunei Darussalam, Indonesia, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Cina, Thailand, Vietnam sedang di Indonesia penyebarannya ada di dua pulau Sumatera dan Kalimantan. Beruang madu adalah binatang omnivora, makanan kesukaannya yaitu sarang lebah.


Beruang madu termasuk  binatang soliter, mencari buah buahan, umbut muda, pucuk daun, yang kami temui di hutan Kalimantan beruang madu gemar meminum getah tanaman Pantung, rasanya manis seperti permen karet dicampur susu. Ketika beruang madu memakan buah, maka biji bijian yang tidak terurai oleh tubuhnya bercampur dengan kotorannya. Hal inilah yang menginspirasi manusia menanam dengan memakai pupuk. Jika beruang madu hampir setiap hari menanam, maka dimana peran kita.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman










Tidak ada komentar:

Posting Komentar