Kamis, 24 Desember 2015

Siluet Permen

Hari ganti pagi, hujan mulai berhenti, matahari mengintip dari celah rumah beton. Buah buah kecil menampakkan warnanya dari bias cahaya itu.

Warnanya matang, namun tak dirasa,  hanya burung burung yang kerap datang mencicipi buah, membawa bijinya di dalam tubuh kemudian disebarkannya pada bidang tanah yang lain.
Pohon buni dijenguk pagi. Foto. Fadlik 
Dahulu sebelum adanya permen,  anak anak kampung kerap mengabili kecapi, jamblang serta buni, mengemutnya sendiri. Kini buah buah itu jarang ditemui,  sementara warung warung semakin banyak, membuka lapaknya di tiap celah lahan yang banyak dihampiri orang. Dagangannya selalu ada, bernama permen.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar