Rabu, 05 Agustus 2015

TIDAK TERKECUALI

Lentera hari di musim kering. Bersama tersayang tidur di kereta, menikmati AC nya dalam perjalanan sederhana, bersama cabang bayi, getir dan harapan bagai bayang dirasa sama.

Kemudian pada Stasiun dan maksud baru, datang dan pergi berjuta rupa, apakah mereka sembahyang, sholat, ke wihara, ke gereja atau penghujat yang kadang asma.

Satu lagi, dari sini, di balik tembok pekerja pekerja tamatan SMA bekerja, membersihkan ubin ubin Stasiun, Toilet atau kaca sisa asmara kenangan lama.
Stasiun Bogor. Foto. Fadlik
Stasiun Bogor diam bersama masa masa yang mengaku terdidik namun diam dalam berbuat. Sementara cahaya dari atas tembikar masuk dan menyeluruh. Sempurnakan tatapmu pada Gunung yang menjulang, diamnya hidup menaungi, murungnya memanggil manusia manusia yang haus pengalaman, tidak terkecuali kami dan cabang bayi.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar