Sabtu, 11 April 2015

Flamingo dua ribu satu

Satu hari bersama latar yang pucat
Awannya ungu, hujan abu abu, air hijau ditelan ikan.

Flamingo ada, berjuta rasa, berpaling, mematung, kemerahan menutupi danau serahan.
Lembah ini tiada lagi, sementara kita baru celinguk, simbiosis mutualisme.

Savanna yang tebar
Debu debu hamburan naik dan turun
Roda Lendy dari kulit tanah dan isi kotoran

Elang tua menunggu rela, elang muda dengan mata, paruh serta cengkramnya yang tajam, lalu memberi sedekah padaku yang clingak.

Satu bujur bangkai, beberapa baris tulang pada tanah bebas lapang, pada rasa kering, haus, mengejar relung yang dicari jutaan gajah, yang mencari jutaan gading.

Kemudian berdusta pada tembok yang kuat dibuat pohon, berdusta pada air dengan alir pengusir getir.

Udara dengan lalu aku di situ, angin meniupnya, bersama rindang bulu halus para elang, bersama milyar rupa rupa.

Ngoro ngoro, menanamkan kenangannya kembali.
Flamingo dua ribu satu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar