Selasa, 14 Januari 2014

Suasana

Jam tangan berembun, lembab, sepi
Ruang jadi sempit, karena kabut membungkus

Terumputan tua bergantian masa
Batu batu berubah warna karena musim

Lereng lereng sepi
Vulcano sepi
Pasir hitam terhampar dibawa truk turun jadi aspal

Semua bercerita menemani nafasku tersengal
Meniti waktu meninggi
Kabut wangi
hati sunyi, kemudian angin, waktu baru sadi seri, kemudian lembut lalu hujan

Warna warna, sentosa selalu ada
Dalam tempat kesendirianku
Seperti bayangmu di atas baru
Yang tergerai bagai kaldera lukisan alam

Kamu sendiri di atas batu
Sepi, tanpa kata, tanpa kawan
Hujan tak menegur
Angin tak menyapa
Asap vulcano melipir, menghindar

Kamu sepi, gunung sepi
Waktu meranggas
kemudian hujan melamar kemungkinan
Pucuk pucuk seri berbunyi, akar menguat, bakal buah berangan ranum
Semua bisik hujan yang turun di atas danau

Gunung, danau dan warna warna
Disapa hujan yang esok tak ada
Sementara matamu berkaca karena gelisah di atas batu
Menghayal jauh di ketinggian, akan pesawat yang jatuh
Rupa vulcano jadi perang dunia ketiga
Aku tak memperhatikanmu dan banyaklah hayalan bagai jalan baru turun ke pantai

Hujan rintik, kabut pekat jadi kaku
Rambut ikal jadi keringat
Anganmu basi, yang itu itu lagi
Sementara hujan kini berubah warna
Hujan warna warni turun di gunung Batur.foto.fadlik
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar