Kamis, 02 Januari 2014

Roda roda perkasa

Medan yang curam
Jurang menganga
Tanah yang licin
Lembab daunan
Dalam aroma pupuk kandang
Jauh dari hiruk pikuk
Jauh dari gemuruh sikut menyikut
Kau tapaki kembali meninggi dan terus dengan pasti

Dihadang tebing tinggi
Dihadang kabut legam
Dihadang orang orang kota yang terus merambah tanah

Tanpa kasih ia mandiri
Tanpa sayang ia berjuang
Untuk para petani yang berkeringat
Di kaki Gunung Sindoro,

Sekelibat asap mengepul dari knalpot motor liarmu yang pasti
Hari ini ada rasa
Hari ini ada asa
Hari ini dimana kamu ingin menambah buku buku sekolah anakmu
Dalam hidup petani yang semakin tertinggal
Aku hanya melihat
Merasakan ketidakadilan dibawa dari lembah ke atas bukit

Menopang pupuk kandang yang semakin mahal
Menopang rasa sakit yang belum sembuh
Dimanakah keberpihakan itu mengelus elus dada petani
Atau menyolatinya setelah mendoakannya mati

Jangan dipikir
Jangan dirasa
Pergilah membalik tanah
Hidup tidak untuk berdoa
Hidup untuk merajut tanah jadi idaman
Bersama roda roda perkasa, yang sekelibat meninggalkanku
Roda roda perkasa. Foto. Fadlik (Potret Petani di kaki Gunung Sumbing), 24.10.2009

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar