Sabtu, 11 Mei 2013

Ngelantur soal buah lokal

Banyaknya buah impor masuk menguatkan inflasi nilai tukar uang. Semakin jelaslah penjajahan gaya baru yang melenakan ini. Pelan pelan kita harus mampu sadar dari kelenaan ini. Negara indonesia yang terkenal dengan alamnya subur sebetulnya tidak masuk akal jikalau buah, sayur dan lainnya yang diproduksi dari alam dan terbarukan masih saja impor.

Pasti ada yang salah dalam pengelolaan negeri ini. Sekolah secara tidak langsung ikut mematok itu, secara sadar ataupun tidak, seorang guru mengatakan kepada saya waktu di sekolah dasar, masa sih sudah besar jadi petani. Seolah olah petani memalukan, sehingga secara sadar maupun tidak siswa mengambil jalan lain yang penting nggak bertani.


Ketahanan pangan lokal harus berangkat dari memikirkan petani. Pemerintah harus mampu menekan harga pupuk, biaya produksi, bagaimanapun caranya, sehingga pangan lokal seperti buah mampu bersaing dipasaran. Semuanya itu harus dimulai dari tingkat kebijakan. Pemda Bali mengupayakan untuk melarang buah buahan dari luar negeri masuk ke Bali, sehingga di pasaran buah impr menjadi langka. Itu artinya orang orang akan beralih ke buah lokal. Jika ini terus berjalan maka ketahanan pangan akan bisa terus dinikmati.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar