Kamis, 05 April 2012

Gunung Agung



Tidak sedikit orang di Jakarta yang tahu gunung Agung itu nama toko buku, ketika ditanya gunung Agung ada di Pulau mana banyak yang tidak tahu atau lupa. Sudah sepuluh tahun berlalu dan saya ingin mengingat sebelum ini dibilang lupa. Pada tahun 2002 kami dari beberapa Mahasiswa Pecinta Alam, sejumlah LSM, Indonesian People Forum (IPF) mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan di Nusa Dua Bali, setelah kegiatan usai beberapa dari kami memutuskan untuk naik ke gunung Agung.

Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung ini terletak di kecamatan Rendang Kab.Karangasem - Bali, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar serta dengan kedalaman 30 – 40 meter, kadang melepaskan asap dan uap air. Gunung Agung dari Pura Besakih nampak runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian, dari selatan lewat Sangkan Kuasa, tenggara melewati Budakeling serta dari barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.

Panorama gunung Agung dari Kintamani

Pendakian menuju puncak gunung Agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang Bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, ke beradaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji yang hendak mengadakan upacara Tirta Suci.

Perjalanan diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan. Semakin meninggi kita dapat menemui kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.

Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot.

Gunung Agung dari Warung Moro Seneng Amlapura, Karangasem - Bali

Bermalam dengan membuka tenda dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter setelah melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lebar. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki. Meskipun demikian harus tetap berhati-hati karena kawan saya bercerita ketika ada makanan yang sembarang disimpan, maka habislah semua itu.

Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah gunung Agung sebelah tenggara. 
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir, walhasil pendaki masuk jurang.

Setelah berhasil memanjat tebing. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.



Puncak gunung Agung dari jalur Besaki.Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang. Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.

Keberhasilan mencapai puncak gunung Agung bukan berarti perjalanan kita telah berakhir, karena menuruni puncak gunung Agung mungkin lebih berbahaya dari pada mendaki, stamina dan semangat pendaki biasanya sudah menurun padahal kita harus tetap berkonsentrasi penuh. Kadang pendaki menjadi pusing dan ngeri ketika menuruni puncak gunung yang sangat curam dan berbahaya, karena memandang ke bawah tanpa terhalang pohon pemandangan jurang yang sangat dalam. Untuk itu jangan tinggalkan teman berjalanlah secara beriringan dalam jarak dekat, tingkatkan solidaritas sehingga dapat menghibur dan saling membangkitkan semangat.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar