Kamis, 13 Mei 2021

Parkour Bali, Meloncat Cepat ke Sana ke Mari

By Fadlik Al Iman

Puluhan anak muda berkumpul di utara Puputan Badung, Denpasar.


Dari kejauhan terlihat lompatan lompatan mereka dari undakan di pinggir air mancur. Mereka berlompatan ke sana ke mari dengan cepat.



Eko, salah satu dari mereka, membuka untuk pemanasan. Gerakan gerakannya sederhana. Tujuannya untuk melenturkan otot-otot para pengikut latihan Parkour.


Mereka kemudian melanjutkan dengan gerakan lain. Begitulah kegiatan komunitas Parkour Bali Jumat malam lalu.


Komunitas ini berdiri pada 5 April 2009 lalu. Tantra, anggota komunitas yang juga guru SMA ternama di Kuta, bercerita bahwa olah raga parkour generasi pertama terdapat di Prancis. Arti Parkour sendiri adalah seni gerak dengan aktivitas berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain secara cepat dan efisien.


“Tidak naik ojeg atau naik taksi,” tambah Arriv, anggota lain.


Parkour juga mengajarkan bagaimana menolong diri sendiri efesien dan cepat. “Dari sini kita bisa mengukur sejauh mana batas kemampuan kita ungkap,” Arriv.


Selama ini Parkour juga melakukan kegiatan sosial lain. Hebatnya Parkour Bali peka sekali terhadap lingkungan. Hal ini terbukti ketika mereka ikut kegiatan penurunan terumbu karang buatan bekerja sama dengan Yayasan LINI, Sispala dan Mapala Se Bali pada peringatan hari Bumi tahun ini.


Tidak cukup dengan itu, komunitas ini kerap mengadakan Bali bebas sampah plastik. Kegiatan dilakukan dari kota sampai ke Gunung Agung.


Pada malam itu Alfin menjadi mentor gerakan Parkour. Beberapa gerakan dasar diperagakan kemudian diikuti puluhan peserta latihan. Pada celah batu pembatas Alfin dan Dewa Dede bertelanjang dada. Badannya yang berisi seolah menceritakan buah dari latihan Parkour selama ini.


Dalam obrolan di sela istirahat latihan Herby menjelaskan tentang filosofi Parkour. Sebelumnya dia berpesan, jangan ikut kegiatan yang aneh-aneh seperti pergaulan bebas, kalau ikut Parkour kita lebih positif. Olah raga ini mengajarkan kita tentang bagaimana mengubah penghalang jadi peluang, jalan yang penuh dengan rintangan dilewati dengan seni gerak Parkour.



Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari Parkour. Arriv menambahkan dengan ini kita bisa melawan rasa takut, gerakan gerakan Parkour yang fleksibel berdampak pada kehidupan yang kreatif dan fleksibel.

Untuk penggiat Parkour generasi pertama sebutan Traceur dan Traceuse adalah untuk praktisi Parkour generasi pertama yang berlatih bersama David Belle yang penjadi pendiri Parkour di Prancis.

Tantra mengatakan tidak ada sistem lomba di Parkour. Kompetisi tidak sesuai dengan filosofi dan nilai moral dari parkour yang mengutamakan kebebasan. Kompetisi hanya untuk mengalahkan orang lain yang disaksikan penonton atau hanya akan menambah keuntungan beberapa korporasi.

Tentra berpesan ajarkan Parkour kepada orang yang belum kenal sehingga banyak yang mengenal Parkour.

Pada tahun 2014 Jamming Nasional dilakukan di Jakarta, sedang tahun 2013 di laksanakan di Bali selama 3 hari. Hari pertama di Nusa Dua, hari kedua ke Canggu dan Kuta, hari terakhir dengan melakukan donor darah di Puputan renon, sebanyak 104 peserta ikut Jambore.

Surya salah seorang pendiri Bali Parkour and Freerunning mengungkapkan bahwa komunitas Parkour tampil sederhana. Parkour bukanlah olahraga ekstrem yang berbahaya. Dengan latihan semua yang terlihat berbahaya sebetulnya mengasyikkan. Hal itu lah yang membuat Ia masih betah di Parkour. [b]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar