Jumat, 06 November 2015

Perlahan

Aroma debu di bawah pohon berduri, jauh dari dinding dinding pelepah rumah orang Belu. Sebelumnya terik menyapa ubun ubun di kepala, lahirkan keringat nyata.

Di dekat pasar tua,  suara walet, tebing Wakatimun melamun, babi babi gemuk dipelihara warga. Orang orang tua para lelaki dan wanita, mulutnya merah mengunyah sirih.

Angin lalu menyapa malam malam yang kering. Indonesia kah ini,  meninggalkan masa lampau yang perlahan disinggung pendatang, perlahan kalah,  perlahan ditundukkan negeri tetangga.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar