Selasa, 24 Maret 2015

PROGRAM KIH

Area hutan kota semakin menyempit, tata ruang hijau yang direncanakan selalu kalah dengan kepentingan, atas nama pembangunan.

Meski demikian di taman kota, hutan kota atau sejenisnya kita bisa belajar, bermain dan bertualang. Begitulah ungkapan Sys salah seorang pemateri dalam pelatihan Fasilitator Lingkungan yang diadakan Klub Indonesia Hijau (KIH) minggu lalu.

Di sini kita bisa mengenal satu sama lain. Membaca lawan bicara, mengartikan apa kemauan alam untuk penjaganya yakni manusia, sambung Sys.

Dalam materi ini setelah para peserta memetakan potensi hutan kota serengseng, peserta juga dilatih bagaimana menyampaikan informasi yang telah mereka miliki untuk lawan bicaranya atau yang lain.

Ninil salah seorang fasilitator KIH memaparkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menjaring orang orang yang memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan.

Hal ini sejalan dengan harapan Ojan dan Thabrani yang berasal dari Mapala Stacia UMJ. Dimana hal yang disebutkan Ninil juga termaktub dalam janji dan hakekat Stacia UMJ yang ada di poin ke tiga.

Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa Mapala, Mahasiswa UNAS, pelajar dan Umum.

Ninil berharap agar kegiatan ini berlanjut, mengingat KIH juga memiliki program program yang sejalan. Untuk diketahui bahwa KIH memiliki program Pendidikan Konservasi Alam (PEKA ALAM), Keterampilan Alam Bebas (TRABAS) serta Ekspedisi Alam Bebas (EKPA).

Hal ini bersambut sama dengan pesan Baihaqi, salah seorang peserta yang menyimpulkan kegiatan positif ini agar terus berlanjut.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar