Senin, 27 Mei 2013

Tambatan

Dalam riak biru yang pekat, mana mungkin semua ini ku arungi, kecuali dalam hayal. Hayal lebih luas dari itu. Terombang ambing dalam hidup, memimpikan tambatan. Pada dermaga. Meski gelap itu harapan. Seliar kau berkelana namun tambatan juga yang kau tuju. Dalam hidup, semisal tak kan mau mengalah.

Dermaga di tepi kelam, pada cahaya binar menemukannya, itu adalah tambatan. Gemintang memberi saran, semua padamu. Diperaduan atau mengambang dalam riak yang tak tentu arah.

Salam merenung, dalam kata kata bermakna riak.
Terserah olah alih kan mu. Tambatan atau arungi.

Sementara disini kini memilih tambatan dengan satu binar di tepi binar.
Untuk semua tambatan, luka, duka, lambaian atau ragu menanam jangkar.

-Lombok, 2 Mei 2013-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar