Rabu, 12 November 2025

beberapa item yang perlu diperhatikan dalam memilih kos

 Berikut adalah beberapa item yang perlu diperhatikan dalam memilih kos-kosan:

1. *Lokasi*: Pastikan lokasi kos-kosan strategis dan mudah dijangkau dari tempat kerja atau sekolah.

2. *Harga*: Pastikan harga sewa kos-kosan sesuai dengan budget Anda.

3. *Fasilitas*: Pastikan kos-kosan memiliki fasilitas yang memadai, seperti:

- Kamar mandi dalam atau luar

- Listrik, air, dan internet

- Tempat tidur dan lemari

- Meja dan kursi

- AC atau kipas angin

4. *Keamanan*: Pastikan kos-kosan memiliki sistem keamanan yang baik, seperti:

- CCTV

- Kunci ganda

- Penjaga keamanan

5. *Kebersihan*: Pastikan kos-kosan bersih dan terawat.

6. *Lingkungan*: Pastikan lingkungan sekitar kos-kosan aman dan nyaman.

7. *Tetangga*: Pastikan tetangga kos-kosan ramah dan tidak mengganggu.

8. *Kontrak*: Pastikan kontrak sewa kos-kosan jelas dan tidak memberatkan.

9. *Biaya lain*: Pastikan tidak ada biaya lain yang tidak terduga.

10. *Reputasi*: Pastikan kos-kosan memiliki reputasi yang baik dari pemilik atau penghuni sebelumnya.

11. *Akses*: Pastikan akses ke kos-kosan mudah dan tidak terlalu jauh dari jalan utama.

12. *Parkir*: Pastikan ada tempat parkir yang memadai jika Anda memiliki kendaraan.



Dengan memperhatikan item-item di atas, Anda dapat memilih kos-kosan yang sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda.

Minggu, 09 November 2025

Keadilan Menjadi Tamu Yang Tak Diundang

 “Ada yang membunuh. Ada yang dibunuh. Ada peraturan. Ada undang-undang. Ada pembesar, polisi, dan militer. Hanya satu yang tidak ada: keadilan.” – Pramoedya Ananta Toer

Pram merangkum ironi terbesar dalam kehidupan bernegara: hukum, aparat, dan kekuasaan bisa hadir di mana-mana, tetapi keadilan kerap menjadi tamu yang tak diundang.



Kutipan ini bukan sekadar kritik, tapi juga undangan untuk terus bertanya:

Apakah hukum sudah berpihak pada manusia, atau hanya pada kekuasaan?


Pramoedya Ananta Toer ~

Rabu, 05 November 2025

Satu Tahun Berlalu

 Hari ini, tepat setahun, pejuang lingkungan yang penuh keteguhan itu meninggalkan kita semua. Dalam kedamaian, dalam tekad yang sama, dalam cita-cita perjuangan yang masih sama. Hingga akhir hayatnya dia masih sempat berucap “Kuat-kuat ya melawan rezim ini” seperti tahu bahwa kita mungkin akan terus-terusan direpresi dalam perjuangan melawan perusak lingkungan.



Hari ini, tepat setahun, mbak Yaya meninggalkan kita semua. Tetapi semangat, pesan-pesan baiknya akan selalu menjadi kekuatan bagi kami. Mbak Yaya menghabiskan hampir 25 tahun waktunya bekerja bagi penyelamatan lingkungan hidup, melawan korporasi-korporasi besar dan menunjukkan kekuatan perempuan dalam perjuangan lingkungan hidup. Semoga perjuangannya akan terus menginspirasi kita semua.


Tenang dipeluk kedamaian mbak Yaya!

Senin, 03 November 2025

Jika Bukan Ahlinya

 Saat Kekuasaan Jadi Dagangan Dunia


Rasulullah ﷺ telah mengabarkan kepada kita bahwa menjelang hari kiamat, akan datang masa ketika amanah itu hilang. Jabatan tidak lagi diberikan kepada yang layak, tapi kepada yang mampu membeli atau mendekati kekuasaan dengan harta dan pengaruh.


Rasulullah ﷺ bersabda:


> “Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancurannya.”

Sahabat bertanya: “Bagaimana maksudnya amanah disia-siakan, ya Rasulullah?”

Beliau menjawab:

“Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”

(HR. Bukhari, no. 6496)


Subhanallah...

Hadis ini sangat singkat, tapi dalam maknanya. Rasulullah ﷺ memberi isyarat bahwa akan datang masa ketika pemimpin tidak lagi dipilih karena amanah dan kemampuan, tapi karena kepentingan dunia — uang, jabatan, gengsi, dan kekuasaan.


Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya Ulumuddin mengatakan:

> “Ketika kekuasaan menjadi tujuan, bukan sarana untuk menegakkan keadilan, maka kehancuran moral masyarakat sudah dimulai.”


Sementara Imam Ibn Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan hadis ini dalam Fathul Bari:

> “Yang dimaksud dengan diserahkannya urusan kepada yang bukan ahlinya adalah ketika jabatan diberikan karena kedekatan, suap, atau tekanan, bukan karena kemampuan menjaga amanah.”


Maka teman-teman, hilangnya amanah bukan hanya ketika seseorang korupsi, tapi juga ketika jabatan diserahkan tanpa keahlian dan ketakwaan.



 Contoh pada Kehidupan Saat Ini

Mari kita lihat, Banyak pejabat naik jabatan bukan karena prestasi, tapi karena “setoran politik.”


Pemimpin daerah yang menang karena uang, bukan karena program.

Proyek rakyat diberikan kepada kerabat, bukan kepada yang ahli.

Bahkan di lembaga-lembaga keagamaan, kadang pemilihan pemimpin diwarnai intrik, bukan istikharah.


Akhirnya apa?

Rakyat menjerit, keadilan hilang, dan hukum bisa dibeli.

Itulah masa di mana amanah tidak lagi dijaga. Dan Rasulullah ﷺ bersabda, “Tunggulah kehancurannya.” — bukan hanya kehancuran negara, tapi kehancuran moral umat.


Dahulu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

> “Barang siapa mencari kepemimpinan, maka ia bukan orang yang layak memimpinnya.”


Bayangkan…

Di zaman Umar, jabatan dianggap beban, bukan hadiah.

Sedangkan di zaman kita, jabatan dianggap tangga untuk memperkaya diri.


Jika Umar hidup di zaman ini, mungkin beliau akan menangis melihat bagaimana kursi kekuasaan diperebutkan bukan dengan amanah, tapi dengan uang dan fitnah.


Jadi, teman-teman.... 

> “Jabatan itu bukan kemuliaan, tapi ujian.

Jika niatnya dunia, maka dunia yang ia dapat. Tapi jika niatnya Allah, maka surga yang menantinya.”


Karena itu,  bila kita melihat pemimpin yang adil — syukuri dan doakan.

Namun bila kita melihat pemimpin yang zalim — do'akandan bersabarlah, perbaiki diri, dan jangan ikut menjadi bagian dari fitnah dunia.


Rasulullah ﷺ menutup pesan ini dengan sabda beliau:

> “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya.

Orang yang jujur dianggap pendusta, dan pendusta dipercaya.

Orang yang amanah dianggap khianat, dan yang khianat diberi amanah.”

(HR. Ahmad, Hakim — shahih)


Na’udzubillah min dzalik…

Semoga Allah menjaga kita dari zaman yang penuh fitnah ini.

Dan semoga Allah mengangkat pemimpin-pemimpin yang takut kepada-Nya, bukan yang tunduk pada hawa nafsu dan kekuasaan.


#story #dakwah #tulisan #iman #islam #amanah

#savegaza

#savesudan

#savekongo

#freepalestina

Sabtu, 01 November 2025

Usut Tuntas KM 50

 Front Persaudaraan Islam (FPI) tetap konsisten menyuarakan keadilan lima tahun setelah tragedi KM 50 yang menewaskan enam laskar mereka. Setiap Jumat, FPI rutin menggelar aksi damai di depan kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Jakarta, sebagai bentuk doa dan perjuangan moral bagi para syuhada tersebut. Ketua Lembaga Dakwah Persaudaraan (LDP) FPI DPC Matraman, Ibrahim Oli’i, menyebut aksi ini sebagai upaya untuk menjembatani suara mereka agar didengar oleh pihak terkait.​


Ibrahim menegaskan, keenam laskar FPI yang gugur bukanlah pelaku kriminal, melainkan hanya menjalankan tugas mulia mengawal Imam Besar mereka, Habib Rizieq Shihab, dari penguntitan aparat kepolisian. Ia menyayangkan putusan hukum yang membebaskan para pelaku penembakan tersebut, yang dinilai sebagai pembantaian yang tidak berkeadilan. Aksi ini sekaligus doa bagi arwah para korban yang diculik, disiksa, dan dibantai dalam peristiwa yang masih menyisakan banyak kejanggalan.​



Tragedi KM 50 yang terjadi pada 7 Desember 2020 di Tol Jakarta-Cikampek hingga kini masih menjadi misteri besar. Tiga anggota polisi, Ipda Elwira Priadi Z, Briptu Fikri Ramadhan, dan Ipda Yasmin Ohorella, didakwa melakukan penembakan hingga enam laskar FPI meninggal dunia. Sayangnya, Ipda Elwira meninggal dunia sebelum proses persidangan. Menurut jaksa penuntut umum, penembakan dilakukan karena para laskar dianggap melawan dan mengancam keselamatan polisi.​


Keterbatasan lokasi membuat aksi damai ini dilakukan secara bergiliran antarwilayah, dengan wilayah Jakarta Timur menjadi yang melaksanakan aksi kali ini. Meski demikian, semangat untuk menuntut keadilan tetap menyala dan tidak berkurang. FPI berharap Komnas HAM dapat bertindak adil dan transparan dalam mengusut kasus ini agar keadilan benar-benar terwujud bagi para korban dan keluarganya.