Sehubungan atas kejadian yang menimpa kawan se organisasi dari Saba Wana SMA 3 Jakarta perkenankan kami mengucapkan berbela sungkawa atas meninggalnya korban dan mengutuk kepada para pelaku kekerasan yang mengatasnapakan Sispala.
Jauh sebelum Bapak/Ibu menjabat
organisasi kami telah ada sejak tahun 60-an yang terus bermetamorfosa dari COY, Repala sementara di tahun 90-an
berubah nama menjadi Sapta Pala SMA N 7 Jakarta. Hal ini menunjukan dinamika
organisasi (Sispala) di Sekolah kami, cerita dari masa ke masa membawa kemajuan
yang lebih baik untuk kedewasaan kami.
Semua Sispala selalu merujuk ke
tokoh Mapala UI yang bernama Soe Hok Gie, banyak sekali Pilosophi yang kami
ambil dari Almarhum, diantaranya adalah "Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau
ia mengenal objeknya. Dan, mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan
dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.”
Kegiatan pun kami buat sesuai alur, pada Peristiwa Tsunami Aceh Sapta
Pala mendapatkan pelajaran banyak. Di internal organisasi kami makin didukung
dari Alumni yang satu sama lain saling membantu dalam penanganan bencana
Nasional tersebut. Kami selalu ingat bahwasanya kami harus mencintai Alam
dengan mengenyahkan sifat sifat rakus kami, hal itu juga termaktub dalam
perkataan Mahatma Gandhi yang kami terus ingat terpatri dalam diri : “Bumi cukup untuk
memenuhi kebutuhan seluruh manusia tetapi tidak cukup untuk mencukupi satu
orang yang tamak.”
Organisasi ini makin berkembang, semenjak itu kami tidak
absen bersama Global Rescue Network berpartisipasi dalam Gempa Pangandaran,
Jogja, Padang (Maaf bukannya mau ria tapi untuk memberikan gambaran eksisnya kegiatan
kami). Pada penanganan korban kebakaran, banjir serta pengentasan kemiskinan
seperti pemberian sembako murah kami ikut andil.
Di bidang olah raga beberapa senior kami meraih mendali
dalam bidang panjat Tebing, Arung Jeram tingkat Internasional, sementara kami
memenangkan lomba Orienteeringtingkat Nasional yang hadiahnya langsung
diberikan dari Menpora Bapak Adhiyaksa Daud.
Kegiatan di atas tadi tentunya sejalan dengan tujuan para
pendiri kami yang di wakili Soe Hok Gie dalam kutipan kalimat selanjutnya bahwa
“Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti
pula pertumbuhan fisik yang sehat".
Kini Sapta Pala menjadi garda terdepan dalam Event event
kegiatan yang membawa baik nama Almamater SMA 7 Jakarta.
Semuanya itu kami dapatkan karena kami yakin pada
kebenaran. Ada sebuah ungkapan “kasihilah
makhluk yang ada di muka Bumi, niscaya Tuhan yang ada di atas Langit akan mengasihimu..
, Sayangilah penduduk Bumi, maka penduduk Langit akan menyayangimu”. Di zaman
yang serba langka dalam prilaku nyata ini, kami dari Sapta Pala terus belajar
untuk mengaplikasikan kata kata tersebut.
Jadi tidak
adil rasanya “Karena kopi setitik rusak susu sebelanga”, kami sangat yakin memiliki pemimpin yang
bisa memutuskan semuanya dengan bijak dengan tidak menutup tenaga tenaga muda
yang bergairah berkarya untuk membangun Bangsanya.
Berpijak pada rangkaian kata kata di atas maka dengan ini kami
“MENOLAK PEMBUBARAN SISPALA” semoga Bapak Ibu yang berkepentingan bisa
memutuskan dengan sebaik baik dan seadil adilnya, dan kami mendoakan agar ke
depan kita memiliki hubungan yang erat untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bersama mental mental pemberani yang sering belajar bersama Alam.
Salam hormat,
-Sapta Pala-
SMA N 7 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar