Senin, 03 November 2025

Jika Bukan Ahlinya

 Saat Kekuasaan Jadi Dagangan Dunia


Rasulullah ﷺ telah mengabarkan kepada kita bahwa menjelang hari kiamat, akan datang masa ketika amanah itu hilang. Jabatan tidak lagi diberikan kepada yang layak, tapi kepada yang mampu membeli atau mendekati kekuasaan dengan harta dan pengaruh.


Rasulullah ﷺ bersabda:


> “Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancurannya.”

Sahabat bertanya: “Bagaimana maksudnya amanah disia-siakan, ya Rasulullah?”

Beliau menjawab:

“Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”

(HR. Bukhari, no. 6496)


Subhanallah...

Hadis ini sangat singkat, tapi dalam maknanya. Rasulullah ﷺ memberi isyarat bahwa akan datang masa ketika pemimpin tidak lagi dipilih karena amanah dan kemampuan, tapi karena kepentingan dunia — uang, jabatan, gengsi, dan kekuasaan.


Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya Ulumuddin mengatakan:

> “Ketika kekuasaan menjadi tujuan, bukan sarana untuk menegakkan keadilan, maka kehancuran moral masyarakat sudah dimulai.”


Sementara Imam Ibn Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan hadis ini dalam Fathul Bari:

> “Yang dimaksud dengan diserahkannya urusan kepada yang bukan ahlinya adalah ketika jabatan diberikan karena kedekatan, suap, atau tekanan, bukan karena kemampuan menjaga amanah.”


Maka teman-teman, hilangnya amanah bukan hanya ketika seseorang korupsi, tapi juga ketika jabatan diserahkan tanpa keahlian dan ketakwaan.



 Contoh pada Kehidupan Saat Ini

Mari kita lihat, Banyak pejabat naik jabatan bukan karena prestasi, tapi karena “setoran politik.”


Pemimpin daerah yang menang karena uang, bukan karena program.

Proyek rakyat diberikan kepada kerabat, bukan kepada yang ahli.

Bahkan di lembaga-lembaga keagamaan, kadang pemilihan pemimpin diwarnai intrik, bukan istikharah.


Akhirnya apa?

Rakyat menjerit, keadilan hilang, dan hukum bisa dibeli.

Itulah masa di mana amanah tidak lagi dijaga. Dan Rasulullah ﷺ bersabda, “Tunggulah kehancurannya.” — bukan hanya kehancuran negara, tapi kehancuran moral umat.


Dahulu, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:

> “Barang siapa mencari kepemimpinan, maka ia bukan orang yang layak memimpinnya.”


Bayangkan…

Di zaman Umar, jabatan dianggap beban, bukan hadiah.

Sedangkan di zaman kita, jabatan dianggap tangga untuk memperkaya diri.


Jika Umar hidup di zaman ini, mungkin beliau akan menangis melihat bagaimana kursi kekuasaan diperebutkan bukan dengan amanah, tapi dengan uang dan fitnah.


Jadi, teman-teman.... 

> “Jabatan itu bukan kemuliaan, tapi ujian.

Jika niatnya dunia, maka dunia yang ia dapat. Tapi jika niatnya Allah, maka surga yang menantinya.”


Karena itu,  bila kita melihat pemimpin yang adil — syukuri dan doakan.

Namun bila kita melihat pemimpin yang zalim — do'akandan bersabarlah, perbaiki diri, dan jangan ikut menjadi bagian dari fitnah dunia.


Rasulullah ﷺ menutup pesan ini dengan sabda beliau:

> “Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya.

Orang yang jujur dianggap pendusta, dan pendusta dipercaya.

Orang yang amanah dianggap khianat, dan yang khianat diberi amanah.”

(HR. Ahmad, Hakim — shahih)


Na’udzubillah min dzalik…

Semoga Allah menjaga kita dari zaman yang penuh fitnah ini.

Dan semoga Allah mengangkat pemimpin-pemimpin yang takut kepada-Nya, bukan yang tunduk pada hawa nafsu dan kekuasaan.


#story #dakwah #tulisan #iman #islam #amanah

#savegaza

#savesudan

#savekongo

#freepalestina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar