Selama 700 tahun kejayaan Islam di masa lalu, kiniIslam kembali bangkit dalam jumlah, bukan dalam kuantitas. Sementara Islam di Indonesia yang sebagai Negara mayoritas beragama muslim nomor wahid di dunia justru makain hilang angkanya sedikit demi sedikit.
Mengapa hal ini bisa terjadi, banyak umat yang terlahir tanpa diberikan pendidikan keIslaman yang memadai. Kini Islam banyak yang memandang bagai topeng yang menjijikkan, hal ini tak lain sejak lahir anak anak sudah diajarkan lagu lagu yang tak layak dikonsumsi mereka, liahat saja di masyarakat menengah ke bawah, lagi belah duren, akang joni, mandi kembang. Sungguh taklayak menjawab kebutuhannya.
Banyak orang mengaji namun tidak mengkaji, sehingga kosong dalam pengamalan, langkah langkahnya seperti tak punya nilai. Saya teringat akan sabda rasulullah SAW bahwa nanti akan datang dimana jumlah kalin sangat banyak, namun kalian bagai buih di lautan, seperti makanan yang diperebutkan. Sungguh hal ini telah terjadi.
Kini Islam menjadi agama rengking pertama di dunia, dalam jumlah bukan dalam kualitas, bagai buih yang sangat ringan dan mudah sekali terombang ambing. Halini karena kita mendapatkan resapan dalam keturunan, ya.. banyak sekali menjadi Islam abangan, sehingga kosong dalam langkah.
Lain halnya dengan Islam di negara negara barat, seperti Prancis, Inggris dan Amerika misalnya, mereka mengkaji Al Qur'an. Usai fitnah besar yang dibuat pada tanggal 9 September 2001 banyak orang membeli Al Qur'an untuk dipelajari, sementara Islam di daerah timur tengah terus digerogoti, diadu domba, namun pada kenyataannya betapapun banyak taktik dan strategi namun bangkai yang disimpan rapih akan tercium juga.
Fitnah fitnah yang dibuat di media baik cetak maupun elektronik bahwa Islam adalah agama teroris, pendendam, perusuh dan lain sebagainya ternyata bisa dilihat oleh dunia belahan barat bahwa hal tersebut adalah politik belaka, agar duni bisa dicengkramnya, dijajahnya dengan penjajahan gaya baru. Perang pemikiran berhasil dengan makna yang sesungguhnya bahwa orang orang yang mengkaji lalu mengaji atau mengaji lalu mengkaji akan menemui jalan kebenaran.
Lalu bagaimana dengan kita, ada ungkapan yang populer "Kemarin saya pintar untuk itu ingin merubah dunia, namun hari ini saya bijaksana untuk itu saya memperbaiki diri.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Mengapa hal ini bisa terjadi, banyak umat yang terlahir tanpa diberikan pendidikan keIslaman yang memadai. Kini Islam banyak yang memandang bagai topeng yang menjijikkan, hal ini tak lain sejak lahir anak anak sudah diajarkan lagu lagu yang tak layak dikonsumsi mereka, liahat saja di masyarakat menengah ke bawah, lagi belah duren, akang joni, mandi kembang. Sungguh taklayak menjawab kebutuhannya.
Banyak orang mengaji namun tidak mengkaji, sehingga kosong dalam pengamalan, langkah langkahnya seperti tak punya nilai. Saya teringat akan sabda rasulullah SAW bahwa nanti akan datang dimana jumlah kalin sangat banyak, namun kalian bagai buih di lautan, seperti makanan yang diperebutkan. Sungguh hal ini telah terjadi.
Kini Islam menjadi agama rengking pertama di dunia, dalam jumlah bukan dalam kualitas, bagai buih yang sangat ringan dan mudah sekali terombang ambing. Halini karena kita mendapatkan resapan dalam keturunan, ya.. banyak sekali menjadi Islam abangan, sehingga kosong dalam langkah.
Lain halnya dengan Islam di negara negara barat, seperti Prancis, Inggris dan Amerika misalnya, mereka mengkaji Al Qur'an. Usai fitnah besar yang dibuat pada tanggal 9 September 2001 banyak orang membeli Al Qur'an untuk dipelajari, sementara Islam di daerah timur tengah terus digerogoti, diadu domba, namun pada kenyataannya betapapun banyak taktik dan strategi namun bangkai yang disimpan rapih akan tercium juga.
islam rengking pertama.ilustrasi.fadlik
Fitnah fitnah yang dibuat di media baik cetak maupun elektronik bahwa Islam adalah agama teroris, pendendam, perusuh dan lain sebagainya ternyata bisa dilihat oleh dunia belahan barat bahwa hal tersebut adalah politik belaka, agar duni bisa dicengkramnya, dijajahnya dengan penjajahan gaya baru. Perang pemikiran berhasil dengan makna yang sesungguhnya bahwa orang orang yang mengkaji lalu mengaji atau mengaji lalu mengkaji akan menemui jalan kebenaran.
Lalu bagaimana dengan kita, ada ungkapan yang populer "Kemarin saya pintar untuk itu ingin merubah dunia, namun hari ini saya bijaksana untuk itu saya memperbaiki diri.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar