Denpasar/22/08/14. 300 Tukik direlease pada pagi itu di Pantai Merta Sari Sanur. Para pejabat, staf Hotel di sekitar Sanur serta pelajar berpartisipasi dalam acara tersebut. Tukik sendiri adalah anak penyu selepas keluar dari cangkangnya.
Penyu merupakan satwa warisan purbakala, tubuhnya besar, beratnya
bisa mencapai hingga ratusan kilogram. Jalannya sangat lambat,
terseok-seok di atas pasir. Ia ke pantai hanya untuk bertelur. Dalam 1
periode (biasanya 2 minggu), ia bisa naik ke pantai 4-6 kali untuk
bertelur. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa setiap kali ia naik ke
pantai, ia pasti bertelur. Apabila ia tidak menemukan tempat yang bagus
untuk bertelur, maka ia akan kembali ke laut.
Dari sekitar 6 kali pendaratan, mungkin hanya 1-2 kali bertelur.
Bahkan, mungkin tidak bertelur sama sekali. Dalam sekali bertelur bisa
ratusan butir. Namun, dari ratusan butir telur yang menetas menjadi
tukik (anak penyu), hanya sebagian kecil saja yang dapat dewasa dan
bertelur.
Cerita di atas adalah gambaran proses perkembangbiakan salah satu
penyangga kehidupan laut yang sangat penting yaitu Penyu. Indonesia
sendiri selain sebagai tempat peneluran juga berperan sebagai tempat
mencari makan 6 jenis penyu dari 7 jenis penyu laut yang ada di dunia
(Ditjen PHKA). Penyu merupakan satwa laut yang termasuk dalam kelompok
reptilia yang memiliki daerah jelajah yang sangat luas. Penyu mendiami
laut tropis dan sub-tropis di seluruh dunia yang diperkirakan telah
mendiami bumi lebih dari 100 juta tahun.
Penyu laut berbeda dengan kura – kura, jika dilihat sepintas memang
mereka terlihat sama. Ciri yang paling khas untuk membedakannya yaitu
bahwa penyu tidak dapat menarik kepalanya ke dalam apabila merasa
terancam. Di dunia terdapat tujuh spesies penyu, enam diantaranya
ditemukan di perairan Indonesia, yaitu Penyu Hijau (
Chelonia mydas), Penyu Sisik (
Eretmochelys imbricata), Penyu Tempayan (
Caretta caretta), Penyu Lekang/Abu-abu (
Lepidochelys olivacea), Penyu Belimbing (
Dermochelys coriacea), dan Penyu Pipih (
Natator deprestus).
Spesies yang banyak ditemukan dan memiliki wilayah jelajah yang luas di
perairan Indonesia adalah penyu hijau dan diikuti oleh penyu sisik..
Populasi Penyu kini terancam. Diperkirakan lebih dari 7.700 ekor
penyu menjadi korban penangkapan jaring atau pancing setiap tahunnya.
Ini hanya dari penangkapan jaring dan pemancingan yang tidak disengaja
di laut. Jika penangkapan secara sengaja dimasukkan, tentu angka
tersebut akan menjadi jauh lebih besar. Penyu-penyu tersebut ada yang
dijadikan santapan seperti sup penyu, makanan, perhiasan. Kehidupan
mereka terancam akibat beberapa perilaku (jahil) manusia. Ulah
segelintir manusia kini tengah mengancam keseluruhan kehidupan manusia.
Ancaman Terhadap Penyu
Keberlangsungan hidup penyu menghadapi beberapa ancaman yang dapat
datang baik dari perilaku manusia, maupun binatang dan alam. Namun,
ancaman terbesar tetap datang dari tindakan dan perilaku manusia.
Tindakan dan perilaku manusia dimaksud selain yang telah disebutkan di
atas adalah mengambil dan memperdagangkan telur penyu, mengkonsumsi
daging penyu, memperdagangkan penyu, membuang sampah di laut seperti
gabus putih/
styrofoam yang jika termakan oleh anak penyu (tukik) akan menyebabkan kematiannya.
Selain itu tindakan
membangun tembok pengaman di pantai tempat penyu bertelur, adanya
cahaya yang dapat menghalangi penyu untuk mendarat ke pantai untuk
bertelur, adanya aktivitas manusia di malam hari di pantai tempat penyu
bertelur, menyebabkan gangguan terhadap penyu.
Ancaman alami dalam kehidupan penyu berasal dari siklus mata rantai
makanan dalam ekosistem, diantaranya adalah biawak yang sering memakan
telur penyu di pantai, kepiting yang sering memakan anak penyu di
pantai. Kemudian, ketika di laut, anak-anak penyu juga harus bertarung
menghadapi maut yang ditebar oleh Ikan Kerapu dan Hiu, dua diantara
sekian pemangsa yang harus dihadapi anak penyu untuk bertahan hidup.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila dari 100 butir telur penyu yang
menetas, hanya sekitar 2 (dua) ekor saja yang dapat tumbuh menjadi
dewasa. Penyu tersebut harus mampu bertahan hidup hingga umur 25 tahun,
karena pada umur itulah penyu dapat bertelur. Itu pun bila penyu yang
masih bertahan hidup tadi adalah penyu betina, karena penyu jantan tidak
bertelur! Jadi, betapa kecilnya peluang penyu untuk dapat menambah
jumlah populasinya di alam.
Manfaat Nyata Penyu
Penyu merupakan satwa yang tidak cuma unik dan lucu, tetapi sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hanya dengan membiarkannya saja hidup
bebas di habitatnya, tanpa melakukan sesuatu yang dapat menganggu
kehidupannya, maka penyu akan memberikan banyak manfaat. Manfaat
tersebut mencakup aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor
perikanan (beserta efek penggandanya), menjaga keseimbangan mata rantai
ekosistem, ilmu pengetahuan, pengembangan ekowisata.
Pertama, jasa ekosistem (keseimbangan lingkungan). Penyu berperan penting dalam menjaga keseimbangan di laut, misalnya saja apa yang dilakukan oleh Penyu Hijau (
Chelonia mydas).
Penyu yang memiliki jarak tempuh yang mencapai hingga ribuan mil laut
ini berperan penting dalam menyebar nutrisi ke laut melalui kotorannya.
Kotoran ini menjadi pupuk atau pakan bagi tumbuhan dan hewan laut
lainnya.
Kedua, peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor perikanan. Penyu sesungguhnya memainkan peranan yang amat vital bagi ketersediaan ikan laut, misalnya saja Penyu Belimbing (
Dermochelys coriacea)
yang memakan Ubur-ubur. Ubur-ubur adalah binatang laut yang memakan
anak ikan. Ini merupakan mata rantai makanan. Bila tidak ada Penyu
Belimbing kemungkinan besar populasi Ubur-ubur akan semakin meningkat.
Kelebihan populasi Ubur-ubur akan membahayakan populasi anak ikan. Akan
semakin banyak anak ikan yang dimakan Ubur-ubur. Dikarenakan banyak anak
ikan yang dimakan Ubur-ubur, maka ketersediaan ikan di laut akan
semakin berkurang. Akhirnya ini akan memperkecil hasil tangkapan ikan
nelayan. Terutama nelayan kecil yang tidak memiliki kapal untuk
menangkap ikan di laut lepas.
Berbeda lagi halnya dengan Penyu Sisik (
Eretmochelys imbricata).
Penyu jenis ini adalah pemakan terumbu karang yang tidak sehat sehingga
terumbu karang menjadi sehat kembali. Sehatnya terumbu karang menjadi
sumber makanan yang baik dan menjadi tempat hidup (habitat) ikan
berkembang biak. Pada akhirnya, ini akan menjadikan daerah tersebut
menjadi sumber perikanan (lebih banyak ikan untuk ditangkap).
Ketiga, potensi pengembangan ekowisata atau ekonomi alternatif lainnya.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa penyu berperan penting menjaga
kesehatan terumbu karang. Terumbu karang yang terjaga dengan baik,
terlebih bila daerah tersebut memiliki keindahan alam dan budaya yang
mendukung, akan memberikan pemandangan bawah laut yang cukup indah. Ini
berpotensi bagi pengembangan ekowisata.
Snorkeling, menyelam
(diving), bermain kayak
(kayaking) dapat menjadi atraksi yang ditawarkan kepada wisatawan.
Keempat, ilmu pengetahuan. Penyu dan habitatnya juga menjadi
sarana bagi peningkatan ilmu pengetahuan manusia, misalnya melalui
penelitian dan pengembangan. Sebagaimaan telah diketahui, penyu adalah
salah satu hewan yang tersisa dari zaman purbakala. Oleh karena itu,
penyu mungkin dapat menjadi “pintu masuk” bagi umat manusia untuk
mengetahui apa yang terjadi di masa lampau dan informasi lainnya. Ini
sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama biologi dan
lingkungan.