Jumat, 06 September 2013

Cobalah

Reklamasi menjadi kata kunci untuk meyakinkan bahwa kami memiliki angan membangun daerah yang berkelanjutan. Kami memperhatikan lingkungan untuk itu kami memperbesar pulau, mengingat penduduk semakin banyak. Sepintas kata kata itu masuk dan terekam indah dalam angan prospek pembangunan. Namun semestinya tidak begitu.

Pemerataan penduduk menjadi problem yang harus dipecahkan, banyak orang ingin ke kota karena melihat pembangunan di tv tv, dengan iklan yang cantik cantik, sehingga banyak yang tertipu, kebanyakan orang nekat ke kota dengan tidak diimbangi dengan kemampuan, walhasil penduduk kota menjadi banyak dan pengangguran tak terelakkan.

Tidak hanya itu, faktor lain yang jauh lebih penting mestinya diperhatikan, beberapa Dinas dipemerintahan memperjuangkan untuk menekan perubahan iklim namun pada kenyataannnya pohon bakau akan digusur, padang lamun diuruk, pasir pasir yang berpeluang bisa ditanam terumbu karang buatan perlahan jadi kenangan.

Beberapa Dinas dari beberapa Kabupaten tidak edikit menganggarkan untuk pelestarian terumbu karang yang berkelanjutan sehingga berakibat langsung pada penghasilan nelayan, namun tidak pada sektor lain, wisata yang sudah dinilai cukup terus diperbesar tanpa memperhatikan faktor lingkungan lebih baik. AMDAL jadi mainan, orang orang menggunakan titelnya untuk meyakinkan bahwa ini tidak apa apa. Yang jelas nelayan langsung merasakannya, kemana mereka ketika penghasilan nelayan terus menurun, kualitas lingkungan bertambah buruk, tempat tempat publik, lahan lahan hijau disulap jadi tempat lain.

Hidup ini cuma sekali, dan kita semakin tua, cobalah untuk semakin arif dan bijaksana.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar