Samudera menerjang cadas cadas curam
Tak pernah diam
Tak pernah bimbang
Ilalang ilalang disapa angin
Dingin terik bersanding bagai pengantin
Tentu saja menebar susuk di pori tanah
Kenyataan datang
Bayangan hilang
Bagai gemuruh
Bagai sampah yang kian asbak
Lalu aku apa, pada apa
Hanya terasa, bagai langkah yang menjauh
Samudera tak luka meski terluka
Hanya kita yang diberi kelamin dan alat pikir, untuk kemudian melihat samudera serta merasa.
Menyelami ilalang dan sumpah menjaga.
Sebelum angin membawa mati,
Sebelum lain mendahului
Fury, Tany, Roby.. di bianglala, Semua..
Kita ada, untuk apa tunda tunda.
Toh hidup membawa umur, bagai langkah yang kian menjauh.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tak pernah diam
Tak pernah bimbang
Ilalang ilalang disapa angin
Dingin terik bersanding bagai pengantin
Tentu saja menebar susuk di pori tanah
Kenyataan datang
Bayangan hilang
Bagai gemuruh
Bagai sampah yang kian asbak
Lalu aku apa, pada apa
Hanya terasa, bagai langkah yang menjauh
Samudera tak luka meski terluka
Hanya kita yang diberi kelamin dan alat pikir, untuk kemudian melihat samudera serta merasa.
Menyelami ilalang dan sumpah menjaga.
Sebelum angin membawa mati,
Sebelum lain mendahului
Fury, Tany, Roby.. di bianglala, Semua..
Kita ada, untuk apa tunda tunda.
Toh hidup membawa umur, bagai langkah yang kian menjauh.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar