Abrasi di pantai Banyubiru kian mengkhuwatirkan.
NEGARA--Abrasi di Kabupaten Jembrana, Bali, meluas hingga Desa Banyubiru yang dikenal sebagai objek wisata kuliner.
Di desa itu, sejumlah warung makanan dan rumah warga hancur diterjang ombak dari selatan Pulau Bali.
"Sudah empat hari ini ombak besar. Selain rumah kami, dua warung lesehan di pinggir pantai juga rusak," kata Sadikin, korban abrasi di Desa Banyubiru, Senin (16/6/2014).
Ia bersama dua warga korban abrasi lainnya mengungsi ke arah utara yang dengan pantai dibatasi jalan desa.
Selain itu, mereka berusaha menyelamatkan material rumahnya yang masih bisa digunakan lagi, khususnya tiang-tiang kayu utama.
Menurut dia, abrasi di pantai Desa Banyubiru sudah berlangsung dua tahun terakhir dan kian parah setiap tahunnya.
"Apalagi yang sekarang, ombak tinggi bergulung hingga ke pantai dan menyeret tanah dalam jumlah besar saat kembali ke laut," katanya.
Kepala Desa Banyubiru, Masturi, mengaku sudah melapor ke Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kabupaten Jembrana.
"Ke Dinas Sosial kami usulkan agar para korban ini secepatnya mendapatkan bantuan darurat untuk kebutuhan mereka sehari-hari," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Mertadan, sudah mengusulkan proyek penanggulangan abrasi di wilayah tersebut ke pemerintah pusat dan berharap tahun 2015 bisa direalisasikan.
Sebelumnya, abrasi juga merusak delapan rumah di Dusun Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk, dan mengancam belasan rumah di pinggir pantai lainnya.
Abrasi hebat juga melanda wilayah Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.
NEGARA--Abrasi di Kabupaten Jembrana, Bali, meluas hingga Desa Banyubiru yang dikenal sebagai objek wisata kuliner.
Di desa itu, sejumlah warung makanan dan rumah warga hancur diterjang ombak dari selatan Pulau Bali.
"Sudah empat hari ini ombak besar. Selain rumah kami, dua warung lesehan di pinggir pantai juga rusak," kata Sadikin, korban abrasi di Desa Banyubiru, Senin (16/6/2014).
Ia bersama dua warga korban abrasi lainnya mengungsi ke arah utara yang dengan pantai dibatasi jalan desa.
Selain itu, mereka berusaha menyelamatkan material rumahnya yang masih bisa digunakan lagi, khususnya tiang-tiang kayu utama.
Menurut dia, abrasi di pantai Desa Banyubiru sudah berlangsung dua tahun terakhir dan kian parah setiap tahunnya.
"Apalagi yang sekarang, ombak tinggi bergulung hingga ke pantai dan menyeret tanah dalam jumlah besar saat kembali ke laut," katanya.
Kepala Desa Banyubiru, Masturi, mengaku sudah melapor ke Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kabupaten Jembrana.
"Ke Dinas Sosial kami usulkan agar para korban ini secepatnya mendapatkan bantuan darurat untuk kebutuhan mereka sehari-hari," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Mertadan, sudah mengusulkan proyek penanggulangan abrasi di wilayah tersebut ke pemerintah pusat dan berharap tahun 2015 bisa direalisasikan.
Sebelumnya, abrasi juga merusak delapan rumah di Dusun Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk, dan mengancam belasan rumah di pinggir pantai lainnya.
Abrasi hebat juga melanda wilayah Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.
Sumber : Antara
Foto : Fadlik
Editor : Ema Sukarelawanto
Foto : Fadlik
Editor : Ema Sukarelawanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar