Banyak manusia mudah merasa puas dengan yang sudah diraihnya, sementara semua hanya dinilai dari materi. Beberapa pekan lalu saya menasehati orang yang membuang sampah di sembarang tempat, namun apa yang dilakukannya. Ekspresinya masam, seolah tak terima kritik membangun.
Hal di atas banyak terjadi, mungkin bisa berbalik pada kita meski pada kasus yang tak serupa. Mestinya kita memposisikan diri bagai gelas yang terus kosong, sehingga banyak yang kita bisa masukkan, semua pasti ada manfaatnya. Saya kagunm pada ungkapan seperti ini "kemarin saya pintar, untuk itu saya mengubah dunia. Sekarang saya bijak, untuk itu saya merubah diri sendiri".
Ungkapan ini justru lebih wow, "semua orang itu guru, alam raya sekolahku", masih banyak istilah lain agar kita menjadi manusia pembelajar. Petik makna dengan sebaiknya, sebab hidup hanya sekali.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Hal di atas banyak terjadi, mungkin bisa berbalik pada kita meski pada kasus yang tak serupa. Mestinya kita memposisikan diri bagai gelas yang terus kosong, sehingga banyak yang kita bisa masukkan, semua pasti ada manfaatnya. Saya kagunm pada ungkapan seperti ini "kemarin saya pintar, untuk itu saya mengubah dunia. Sekarang saya bijak, untuk itu saya merubah diri sendiri".
Ungkapan ini justru lebih wow, "semua orang itu guru, alam raya sekolahku", masih banyak istilah lain agar kita menjadi manusia pembelajar. Petik makna dengan sebaiknya, sebab hidup hanya sekali.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar