Menurut saya jaman ini edan, kesepakatan yang sama yang dikemukakan Ronggo Warsito. Betapa tidak, semua berlomba mengejar uang, apa saja ditempuhya, siapa saja disikutnya. Ketika beberapa figur tertangkap Korupsi masih saja dengan percaya dirinya menyampaikan amarahnya bahwa saya sedang di fitnah, saya dizolimi, saya adalah korban.
Sementara di akar rumput, orang dipaksa onani dari cuplikan cuplikan iklan di televisi, senggama dengan keadaan yang mewah, selingkuh dengan hati yang sebenarnya dan banyak istilah lagi yang akan keluar kalau nggak direm. Semua lupa bahwa hidup untuk mengisi, bahwa hidup harus diisi yang wajar wajar saja, bahwa kesederhanaan adalah kewibawaan yang sebenarnya. Memilih untuk tak rakus sangat jarang di jaman yang serba seronok.
Mari kembali pada kesetaraan, bahwa kita hidup hanya makan secukupnya, bernapas, bergerak kearah yang positif, berpikir agar menjadi lebih baik dan banyak lagi kalau nggak direm. Yang jelas kita meski bangga dengan sikap kita, bahwa kita berada dipihak yang benar, bahwa meski kita adalah yang kecil dan tergusur tapi kita haruslah benar.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iamn
Ini plat mobil yang sebelum dipotret telah mengeluarkan sampah dari dalam mobil ke jalanan
Saya sepakat dengan apa yang dikemukakan rekan rekan dari ICW bahwasanya yang membuat orang korupsi adalah gaya hidup, secara sederhana seorang Pegawai Negeri dari mana mendapatkan hal hal yang secara hitung hitungan sudah tidak wajar. Mobil mewah, rumah dimana mana, Istri beberpa dan masih banyak lagi yang dimilikinya.Sementara di akar rumput, orang dipaksa onani dari cuplikan cuplikan iklan di televisi, senggama dengan keadaan yang mewah, selingkuh dengan hati yang sebenarnya dan banyak istilah lagi yang akan keluar kalau nggak direm. Semua lupa bahwa hidup untuk mengisi, bahwa hidup harus diisi yang wajar wajar saja, bahwa kesederhanaan adalah kewibawaan yang sebenarnya. Memilih untuk tak rakus sangat jarang di jaman yang serba seronok.
Ini tukang sampah yang sering dianggap bau dan miskin, tapi dia pejuang.
Mari kembali pada kesetaraan, bahwa kita hidup hanya makan secukupnya, bernapas, bergerak kearah yang positif, berpikir agar menjadi lebih baik dan banyak lagi kalau nggak direm. Yang jelas kita meski bangga dengan sikap kita, bahwa kita berada dipihak yang benar, bahwa meski kita adalah yang kecil dan tergusur tapi kita haruslah benar.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iamn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar