Aku Mahasiswa (AM), baru dapat kiriman orang tua beriring harap tersurat
Aku mahasiswa di awal tanggal mencari keju kering dan basah
Beli parfum tanpa mencuci kaus kaki sisa bolos kemarin
AM yang terus menolak kesewenangan dengan kewenangan seorang anak muda pada orang yang membuatnya ada
AM yang tak mau lari ketika telat
Ganggu kawan sesukanya
Tak mau dicela meski sudah tercela
Membuat orang terlena
Masa depan masihlah panjang, jauh, fatamorgana
AM yang goyak ketika kawan menawariku
AM yang kencing dimana mana ketika tubuh gontai melangkah
AM yang mencap orang orang banyak ngomong di televisi
Memberi tanda "sok pahlawan" pada kawan yang berdiri benar
AM yang dekat dengan game buatan orang
AM yang sering menguap ketika serius
AM yang tak mau diperintah
AM malu mencoba karena nampak terlihat tolol
AM yang merdeka tanpa tahu makna kemerdekaan
AM yang ceroboh, mengikatkan santai pada arloji
AM yang ngeres bersama penunggang pelana jinak
AM yang tak perneh pegang pena, tak mau membaca, melihat keadaan terdekat
Yang paling dekat hanya bayangan payudara di depan jidat
AM yang menganggap biasa tanggal tengah karena uang yang masih ada
Aku melihat tinta terbuang
Air tawar terbuang di kamar mandi, membersihkan sperma setelah khilaf
AM yang seronok pada itikat baik
AM yang sering mendengar dosen ngomong tanpa melangkah, banyak marah ketika debat
Waktu dosen lebih banyak proyek pinggiran, menjadi staf ahli para pemodal
AM hari ini
Hari ini Aku mahasiswa yang pongah
Termangu dalam hayal biru kilauan harta dan pesta setiap hari
Sementara detik, detak, angka tanggal tua mengetuk
Aku masih muntah di lubang jamban
Nilainya turun terus
Makannya mie instan penuh vetsin
Wajahnya bayang
Nafasnya usang
Tenaganya kosong
Pikirannya kabur
Sementara bunyi game online memanggil, hanya menang ditantang sampai ke level 3
hanya lantang mentertawakan yang tak sempurna
Sementara baju numpuk di mesin laundry..
Ketika semester satu banyak ku beli buku
masuk semester tujuh berubah jadi sabu
Ketika semester satu aquarium baru di dalam kamar
Semester setelahnya aquarium isinya kering, jadi tempat buku berdebu
Semester kelima aku mencoba ganja dari preman kampung yang tadinya nawarin gratisan
Semester sembilan, sebelas, tiga belas, sudah berapa bilas perenpuan berganti kondom
Karena aku hisap satu AM aku AM, AM, Ah, ah, ah.. keringat tumpah dari dosa
AM narsis
Memotret diri, menjadi orang lain, memajang poster vokalis yang mati bunuh diri
AM yang jadi dia
Dia bukan mahasiswa sedang aku berangan jadi nya
Dia mati, aku mau mati karena semester 14,
Digorok pengirim uang atau berpura pura lagi agar uang jatuh di tangan
Hari ini ketika terik, kaca kontrakan pecah yang tak tau semalam tanpa pikir itu terjadi
AM yang tak punya air minum hari ini,
Semua tak terurus
Di dapur tanpa makanan, hanya ada CD jamuran di kolong kompor
Beriringan dengan waktu yang telah dilewatinya, orang orang desa memenuhi kota, tanpa keahlian mencoba semuanya.
Ada yang jadi keamanan di diskotik malam
Jualan makanan ringan di luar pagar sekolah
Buka bengkel di lahan kosong pinggir jalan
Ribuan orang masuk Kota tanpa Pemerintah bisa membendung
Televisi mengiming imingi
Dosen tak belajar lagi
Orang tua mudah percaya
Mahasiswa telah menjadi bonsai karena kelakuannya sendiri
Mahasiswa tak pernah dengar gosip kaki lima yang bayar pungutan untuk oknum
Pembayar pajak banyak dikorup
Aparat main geretak
Aspal panjang jadi proyekan
Lagu baru berganti ganti, menyeringai ke telinga generasi baru di bawah umur, tanpa lagu anak.
Tak ada yang kenal Ismail Marzuki, Pak Kasur, AT Mahmud, semuanya cenderung lawakan basi hiburan selera rendah, informasi picisan. Gosip diobral sampai ke dubur.
AM yang minum vitamin tanpa olah raga
Keringatku dingin bagai kemarau para petani
Desa desa semakin kosong tanahnya dibeli kapitalis murni terang terangan
Mahasiswa mahasiswa tanpa kordinasi
Jaga gengsi sendiri sendiri
Ibu, akankah doa beriring harap
Bapak, mana jatah bulananku ?
Kalau terlambat datang aku hisap kecubung atau makan jamur kotoran sapi.
AM Abadi
Abdi sendiri jadi mahasiswa
Bersama pikir tak terpikirkan
Denpasar, 03.05- 22/10/2013
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Aku mahasiswa di awal tanggal mencari keju kering dan basah
Beli parfum tanpa mencuci kaus kaki sisa bolos kemarin
AM yang terus menolak kesewenangan dengan kewenangan seorang anak muda pada orang yang membuatnya ada
AM yang tak mau lari ketika telat
Ganggu kawan sesukanya
Tak mau dicela meski sudah tercela
Membuat orang terlena
Masa depan masihlah panjang, jauh, fatamorgana
AM yang goyak ketika kawan menawariku
AM yang kencing dimana mana ketika tubuh gontai melangkah
AM yang mencap orang orang banyak ngomong di televisi
Memberi tanda "sok pahlawan" pada kawan yang berdiri benar
AM yang dekat dengan game buatan orang
AM yang sering menguap ketika serius
AM yang tak mau diperintah
AM malu mencoba karena nampak terlihat tolol
AM yang merdeka tanpa tahu makna kemerdekaan
AM yang ceroboh, mengikatkan santai pada arloji
AM yang ngeres bersama penunggang pelana jinak
AM yang tak perneh pegang pena, tak mau membaca, melihat keadaan terdekat
Yang paling dekat hanya bayangan payudara di depan jidat
AM yang menganggap biasa tanggal tengah karena uang yang masih ada
Aku melihat tinta terbuang
Air tawar terbuang di kamar mandi, membersihkan sperma setelah khilaf
AM yang seronok pada itikat baik
AM yang sering mendengar dosen ngomong tanpa melangkah, banyak marah ketika debat
Waktu dosen lebih banyak proyek pinggiran, menjadi staf ahli para pemodal
AM hari ini
Hari ini Aku mahasiswa yang pongah
Termangu dalam hayal biru kilauan harta dan pesta setiap hari
Sementara detik, detak, angka tanggal tua mengetuk
Aku masih muntah di lubang jamban
Nilainya turun terus
Makannya mie instan penuh vetsin
Wajahnya bayang
Nafasnya usang
Tenaganya kosong
Pikirannya kabur
Sementara bunyi game online memanggil, hanya menang ditantang sampai ke level 3
hanya lantang mentertawakan yang tak sempurna
Sementara baju numpuk di mesin laundry..
Ketika semester satu banyak ku beli buku
masuk semester tujuh berubah jadi sabu
Ketika semester satu aquarium baru di dalam kamar
Semester setelahnya aquarium isinya kering, jadi tempat buku berdebu
Semester kelima aku mencoba ganja dari preman kampung yang tadinya nawarin gratisan
Semester sembilan, sebelas, tiga belas, sudah berapa bilas perenpuan berganti kondom
Karena aku hisap satu AM aku AM, AM, Ah, ah, ah.. keringat tumpah dari dosa
AM narsis
Memotret diri, menjadi orang lain, memajang poster vokalis yang mati bunuh diri
AM yang jadi dia
Dia bukan mahasiswa sedang aku berangan jadi nya
Dia mati, aku mau mati karena semester 14,
Digorok pengirim uang atau berpura pura lagi agar uang jatuh di tangan
Hari ini ketika terik, kaca kontrakan pecah yang tak tau semalam tanpa pikir itu terjadi
AM yang tak punya air minum hari ini,
Semua tak terurus
Di dapur tanpa makanan, hanya ada CD jamuran di kolong kompor
Beriringan dengan waktu yang telah dilewatinya, orang orang desa memenuhi kota, tanpa keahlian mencoba semuanya.
Ada yang jadi keamanan di diskotik malam
Jualan makanan ringan di luar pagar sekolah
Buka bengkel di lahan kosong pinggir jalan
Ribuan orang masuk Kota tanpa Pemerintah bisa membendung
Televisi mengiming imingi
Dosen tak belajar lagi
Orang tua mudah percaya
Mahasiswa telah menjadi bonsai karena kelakuannya sendiri
Mahasiswa tak pernah dengar gosip kaki lima yang bayar pungutan untuk oknum
Pembayar pajak banyak dikorup
Aparat main geretak
Aspal panjang jadi proyekan
Lagu baru berganti ganti, menyeringai ke telinga generasi baru di bawah umur, tanpa lagu anak.
Tak ada yang kenal Ismail Marzuki, Pak Kasur, AT Mahmud, semuanya cenderung lawakan basi hiburan selera rendah, informasi picisan. Gosip diobral sampai ke dubur.
AM yang minum vitamin tanpa olah raga
Keringatku dingin bagai kemarau para petani
Desa desa semakin kosong tanahnya dibeli kapitalis murni terang terangan
Mahasiswa mahasiswa tanpa kordinasi
Jaga gengsi sendiri sendiri
Ibu, akankah doa beriring harap
Bapak, mana jatah bulananku ?
Kalau terlambat datang aku hisap kecubung atau makan jamur kotoran sapi.
AM Abadi
Abdi sendiri jadi mahasiswa
Bersama pikir tak terpikirkan
Denpasar, 03.05- 22/10/2013
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar