Semut-semut ditutupi awan
Leuser dan cantiknya
Bulu-bulu kaki pitagar payung
Menjadi manisan bermusim
Mewakili bukit-bukit yang damai
Sekali lagi dan seterusnya
Kabut turun merambat perlahan
Seperti mampir kondangan
Membawa kado harapan
Menyelipkan angpau yang surga
Tak terpikir,
Tak terkira bodohnya aku
Dengan bangga menembus bivak kaleng
Celupkan muka di kulum badak
Oy.. lapangan golf rencong
Di tengah sutra rimba
Oy.. air jernih mengalir
Seperti air liur tumpah
Dari para pewangi nirwana
Menggapai mimpinya yang terindah
Menyepak pojok abadi
tertambat bola-bola
Kedamaian serambi mekah
Selimut-selimut ditutupi kabut
semakin sedikit
Karena kerakusan
Alas meminta..
Aku murka pada tanah yang rela
Maka dingin menyuntik
Sedang ingus baru meleleh
Seperti rumput laut yang encer
Oy.. aku menggapai puncaknya
Aceh_Agustus 1999
Bersama dalam irama restora
Dalam telanjang memburu biru
Keceriaan menjadi kelabu
Mana lokal dan interlokal
Cemburu berbalik arah karena keceriaan membela
Mari teruskan
Kebersamaan purba yang hampir punah
Ubud Bali 2002
Kemerdekaan bangga pada sang sabar
Dingin tak punya kavlingnya sendiri
Hingga ke mana diri pergi dingin bergerigi
Ketika lima lapis menutupi
Jenjang waktu terkelabuhi
Dan tidak pada es nya
Bergelimang tantangan
Pada kencing di tengah menerawang malam
Hari ini yang mati !
..atau diri ku
Penyakit ketinggian mengirimkan proposalnya
..diterima rasa 90%
Namun niat seribu gugup bangunkan
Merubah virus jadi gelombang
Gelombang Nusantara
Gelombang Aroma
Gelombang tempur
Gelombang yang sebenarnya..
Pada point sesudahnya
Tepat pukul enam ketika semua turun
Termasuk badai dingin menusuk
Kami menyicil langkah ditelan muntah
Matahari melongok
Penghisap es ribuan tahun
Mengeluarkan lidahnya,
merapikan es yang lumer disekitar bibir
Memberikan sisanya pada kami
Hingga uhuru di atas kaki
Kemudian sabar
Kemudian tangis
Kemudian Indonesia Raya
Kemudian tak ingin pergi
Kemudian arungi
Kemudian hidup
Kemudian sengal-sengal mati
Kemudian mengingat-Mu
Kemudian merdekalah segalanya.
Salam gurun untuk kami
“Jangan lupa yang di bawah”
Tanzania Afrika Timur 2001
Badak berundak
Kerangka sebelum aku lahir
Rahang Pemalu
Kini dijabarkan
Dalam mati
Tanpa Perawatan
Satu sisa purba
Sebagai mesin alat peraga
Manusia pemenangnya
yang kini Profesor karena kerangka tadi
Ujung Kulon 2002
Mandara Hut
Pagi yang pagi
Beberapa Camp kecil yang terbaring
Berekor monyet putih mengintai memakan biji
Dalam lamunan bolong
menantikan hidangan di meja panjang
Semai-semai komunikasi antar bangsa
Menukar tatapan yang pernah dirasa
Memberi pengalaman dalam berbagi
Pemasak-pemasak terbiasa
Pohon-pohon bahagia
Rumput rumput harapan
Mentari tersenyum
Memandang fungsi 2727 mdpl
Tanzania 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar