Berdiri Cemara laut di ujung teluk
Jawara multi talenta
Isyaratkan arah angin
Memfilter air asin
Menjaga gelombang abrasi
Meneduhkan
Memeluk jiwa yang merapat padanya
Berpuluh windu
Hingga kuda kuda di atas tanah
Tangan terlentang seolah memberi jiwa untuk manusia, fauna serta biota
Kemudian waktu cemburu
Prasangka ruang
Tanpa prahara
Kemudian gergaji pada pikir
Kemudian gergaji pada lidah
Kemudian langkah dengan tangan tanpa keringat
Melupakan ibu penopang
Mengundang lapang lapang ombak keriangan
Perlahan melumpuhkan teluk, mengamputasinya
Ngeeeeeeng... dan tumbang
Mereka dilupakan oleh tulisan reklame wisata untuk Selfie. Menganggapnya abadi mengundang badai mati rasa mati asa
Hidup yang tipuan mematikan hidup dan kehidupan.
Kosong
#sajakfadlik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar