Mengenang satu tahun yang lalu, ketika itu di awal Juli. Kami bertiga menjajal medan baru di bulan Ramadhan. Ramadhan ini adalah Ramadhan kali pertama saya naik gunung, sebelumnya mendaki di luar bulan Ramadhan.
Ketika berpikir kuat atau tidak maka semua tergantung pada niat, kemudian saya berpikir bagaimana caranya agar niat bisa berimbang dengan kenyataan di lapangan. Maka saya berkesimpulan untuk mendaki di malam hari.
Sebetulnya tidak dianjurkan beraktivitas di malam hari, namun ini adalah resiko terkecil agar tujuan tercapai. Mengawalinya dengan menyusuri anak tangga di Pura Pasar Agung kemudian kami meniti meninggalkan pura, menikmati jalan tanah setapak.
Lebih kurang di ketinggian 2000 mdpl, batu batu cadas mulai dirasa. Saya sahur di salah satu pos batu cadas
terbuka. Satu jam berlalu kami kembali melangkah ke medan yang lebih tinggi, usai sholat subuh saya menggapai puncak dengan sapaan Matahari dengan pelukan hangat pembuka panorama.
Salam berbagai,
Fadlik Al Iman
Ketika berpikir kuat atau tidak maka semua tergantung pada niat, kemudian saya berpikir bagaimana caranya agar niat bisa berimbang dengan kenyataan di lapangan. Maka saya berkesimpulan untuk mendaki di malam hari.
Sebetulnya tidak dianjurkan beraktivitas di malam hari, namun ini adalah resiko terkecil agar tujuan tercapai. Mengawalinya dengan menyusuri anak tangga di Pura Pasar Agung kemudian kami meniti meninggalkan pura, menikmati jalan tanah setapak.
Lebih kurang di ketinggian 2000 mdpl, batu batu cadas mulai dirasa. Saya sahur di salah satu pos batu cadas
terbuka. Satu jam berlalu kami kembali melangkah ke medan yang lebih tinggi, usai sholat subuh saya menggapai puncak dengan sapaan Matahari dengan pelukan hangat pembuka panorama.
Foto. Fadlik dari Puncak Gn. Agung
Satu pesan kami layangan, untuk tetap pada pikiran kami yang menahun, "BALI TOLAK REKLAMASI".Salam berbagai,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar