Pura Pasar Agung, 30 November 2014. Bagi para pelancong yang memiliki hobi mendaki gunung di Indonesia tentunya gunung Agung menjadi salah satu destinasi yang menarik. Hal ini dikarenakan gunung Agung merupakan gunung Agung tertinggi di pulau Bali. Gunung ini sendiri memiliki dua jalur konvensional, pertama dari Pura Besakih dan yang ke dua di PuraPasar Agung, jalan masuk ke Pura Pasar Agung lebih jauh dibandingkan jalan ke Besakih, namun jangan keliru, ketika mendaki jalur dari Pura Besakih lah yang jauh di jangkau jika ingin menggapai puncak.
Di awal musim hujan pada ketinggian 1500 mdpl - 2000 mdpl di lereng barat gunung Agung kami melihat ribuan hektar hutan terbakar, meski ini adalah hal biasa dalam proses siklus alam, pemerintah terkait telah berupaya semampunya untuk meminimalisir kebakaran hutan, namun demikian sepanjang mata kami memandang sedih karena melihat peredu di hutan terbakar.
Tidak hanya itu, di ketinggian 1700 mdpl ada pipa yang terbakar karena tumbuhan di sekitarnya terbakar, pipa ini adalah pipa air untuk di tampung ke waduk yang disiapkan pemerintah untuk sistem pengairan pertanian. Dari waduk ini para warga memiliki bank air untuk pasokan di musim kemarau.
Dua jam perjalanan melelahkan kami menemui batas vegetasi, nama tenpatnya biasa dikenal dengan sebutan Cadas lava Tohlangkir, entah kenapa namanya demikian. Dari sini angin lebih keras terasa, terik juga tak terelakkan, karena sebelumnya kanopi memayungi selama perjalanan.
Perjalanan dari cadas terlihat dekat namunjalurnya lebih terjal dibanding sebelumnya, jika dibandingkan dari jalur Pura Besakih pun ini lebih terjal, bibir kawah sudah terlihat dari kejauhan namun terasa masih jauh karena lelah yang dirasa. Kabut berganti terik hingga tak terasa 4 jam lama sudah kami berjalan hingga puncak gunung Agung kami gapai.
Bentuk kawah bulat sempurna seperti bak, terdapat dua pohon cemara di mulut kawah yang tertidur, beberapa koloni kembang abadi menyempurnakan bentuk kawah di pinggir jurang. Dari puncak berpatung di sebelah barat terdapat segitiga lancip sempurna, seolah menjadi icon pemandangan puncak dari barat.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Di awal musim hujan pada ketinggian 1500 mdpl - 2000 mdpl di lereng barat gunung Agung kami melihat ribuan hektar hutan terbakar, meski ini adalah hal biasa dalam proses siklus alam, pemerintah terkait telah berupaya semampunya untuk meminimalisir kebakaran hutan, namun demikian sepanjang mata kami memandang sedih karena melihat peredu di hutan terbakar.
Tidak hanya itu, di ketinggian 1700 mdpl ada pipa yang terbakar karena tumbuhan di sekitarnya terbakar, pipa ini adalah pipa air untuk di tampung ke waduk yang disiapkan pemerintah untuk sistem pengairan pertanian. Dari waduk ini para warga memiliki bank air untuk pasokan di musim kemarau.
Dua jam perjalanan melelahkan kami menemui batas vegetasi, nama tenpatnya biasa dikenal dengan sebutan Cadas lava Tohlangkir, entah kenapa namanya demikian. Dari sini angin lebih keras terasa, terik juga tak terelakkan, karena sebelumnya kanopi memayungi selama perjalanan.
Perjalanan dari cadas terlihat dekat namunjalurnya lebih terjal dibanding sebelumnya, jika dibandingkan dari jalur Pura Besakih pun ini lebih terjal, bibir kawah sudah terlihat dari kejauhan namun terasa masih jauh karena lelah yang dirasa. Kabut berganti terik hingga tak terasa 4 jam lama sudah kami berjalan hingga puncak gunung Agung kami gapai.
Bentuk kawah bulat sempurna seperti bak, terdapat dua pohon cemara di mulut kawah yang tertidur, beberapa koloni kembang abadi menyempurnakan bentuk kawah di pinggir jurang. Dari puncak berpatung di sebelah barat terdapat segitiga lancip sempurna, seolah menjadi icon pemandangan puncak dari barat.
foto foto (Fadlik Al Iman)
Tak terasa jam 11 siang, kami harus beranjak turun. Selama perjalanan kami disuguhkan kabut, sesekali hunjan rintik mewarnai, jam 16.00 kami tiba di Pura Pasar Agung dan kembali pulang ke Denpasar. Gunung Agung dari Pura Pasar Agung bisa ditempuh hingga menggapai puncak sesungguhnya di puncak tiga jalur Besakih, hal ini yang menjadi PR bagi saya, semoga bisa terealisasi di akhir Desember 2014.Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar