Bali, 7/7/2014. Kuliah subuh pada kali ini di Masjid Ukhuwwah, Jl. Kalimantan No. 19 membahas tentang Nafsu, ada Tujuh tingkatan dalam Nafsu, namun Ustadz memaparkan 3 tingkatan, secara garis besar inilah paparannya.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan 3 tingkatan nafsu manusia, yaitu nafsu ammarah, nafsu lawwamah, dan nafsu mutmainah.
NAFSU AMARAH (Q.S.Yusuf: 53)
”Dan aku (Zulaecha/Yusuf ?) tidak dapat membebaskan diriku dari tuduhan tidak berkhianat kpd-Nya, karena nafsu-amarah itu selalu merangsang untuk berbuat kejahatan; kecuali nafsu yg disayangi oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun dan Penyayang”.
Nafsu Amarah adalah potensi/dorongan/hasrat/nafsu yang belum terkendali.
Manusia yang memiliki nafsu amarah sepanjang hidupnya akan dikendalikan oleh hawa nafsunya…dan manusia semacam ini tak ubahnya seperti binatang….naudzubillah.
NAFSU LAWWAMAH (Q.S. Al-Qiyamah: 1–2)
”Aku (Allah) bersumpah dengan hari kiamat. Dan Aku bersumpah dg nafsu lauwamah” .
Nafsu Lawwamah adalah potensi/dorongan/hasrat/nafsu yang berusaha dikendalikan sesuai perintah Tuhan.
Manusia yang memiliki nafsu lawwamah mereka akan labil. Di satu saat dia mengikuti akalnya, di saat yang lain dia mengikuti nafsunya. Namun kecenderungannya dia akan mengikuti nafsunya lebih besar daripada akalnya.
NAFSU MUTMAINNAH (Q.S. Al-Fajri: 27-30 )
“Wahai nafsul mutmainah (jiwa yang tenang), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Nafsu Mutmainah adalah potensi/dorongan/hasrat/nafsu yang sudah terkendali/sesuai perintah Tuhan.
Manusia yang memiliki nafsu mutmainah nafsunya akan selalu mengikuti akalnya sehingga ia selalu berhati-hati tidak terburu-buru dan gegabah menuruti keinginan nafsunya. Manusia-manusia inilah yang diseru Allah untuk memasuki surga-Nya. Subhanallah…alangkah indahnya manusia yang memiliki nafsu mutmainah, bahkan Allah Ta’ala pun memanggil-manggil mereka untuk masuk dalam surga-Nya.
Sobats…apakah pada saat ini kita masih menjadi tuan bagi nafsu kita? Apakah kita pada saat ini masih diperbudak nafsu kita. Yuuuuuks kita melihat kembali ke dalam kehidupan sehari-hari…
Sobats…nafsu amarah…lawwamah bisa jadi akan terus memperbudak kita jika kita tidak terus memaksa diri kita untuk memiliki nafsu mutmainah.
Berikut dalam Al Qur’an Surat As Sajdah (32) 15-16 disebutkan bagaimana orang-orang beriman telah memaksa nafsu mereka:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat Kami mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Oleh karena itu….mari sobats…untuk diri saya terutama….marilah kita terus berusaha membina nafsu kita menjadi nafsu mutmainah. Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan yang mendapat panggilan Allah untuk memasuki surga-Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan 3 tingkatan nafsu manusia, yaitu nafsu ammarah, nafsu lawwamah, dan nafsu mutmainah.
NAFSU AMARAH (Q.S.Yusuf: 53)
”Dan aku (Zulaecha/Yusuf ?) tidak dapat membebaskan diriku dari tuduhan tidak berkhianat kpd-Nya, karena nafsu-amarah itu selalu merangsang untuk berbuat kejahatan; kecuali nafsu yg disayangi oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun dan Penyayang”.
Nafsu Amarah adalah potensi/dorongan/hasrat/nafsu yang belum terkendali.
Manusia yang memiliki nafsu amarah sepanjang hidupnya akan dikendalikan oleh hawa nafsunya…dan manusia semacam ini tak ubahnya seperti binatang….naudzubillah.
NAFSU LAWWAMAH (Q.S. Al-Qiyamah: 1–2)
”Aku (Allah) bersumpah dengan hari kiamat. Dan Aku bersumpah dg nafsu lauwamah” .
Nafsu Lawwamah adalah potensi/dorongan/hasrat/nafsu yang berusaha dikendalikan sesuai perintah Tuhan.
Manusia yang memiliki nafsu lawwamah mereka akan labil. Di satu saat dia mengikuti akalnya, di saat yang lain dia mengikuti nafsunya. Namun kecenderungannya dia akan mengikuti nafsunya lebih besar daripada akalnya.
NAFSU MUTMAINNAH (Q.S. Al-Fajri: 27-30 )
“Wahai nafsul mutmainah (jiwa yang tenang), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Nafsu Mutmainah adalah potensi/dorongan/hasrat/nafsu yang sudah terkendali/sesuai perintah Tuhan.
Manusia yang memiliki nafsu mutmainah nafsunya akan selalu mengikuti akalnya sehingga ia selalu berhati-hati tidak terburu-buru dan gegabah menuruti keinginan nafsunya. Manusia-manusia inilah yang diseru Allah untuk memasuki surga-Nya. Subhanallah…alangkah indahnya manusia yang memiliki nafsu mutmainah, bahkan Allah Ta’ala pun memanggil-manggil mereka untuk masuk dalam surga-Nya.
Sobats…apakah pada saat ini kita masih menjadi tuan bagi nafsu kita? Apakah kita pada saat ini masih diperbudak nafsu kita. Yuuuuuks kita melihat kembali ke dalam kehidupan sehari-hari…
Sobats…nafsu amarah…lawwamah bisa jadi akan terus memperbudak kita jika kita tidak terus memaksa diri kita untuk memiliki nafsu mutmainah.
Berikut dalam Al Qur’an Surat As Sajdah (32) 15-16 disebutkan bagaimana orang-orang beriman telah memaksa nafsu mereka:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat Kami mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Allah dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Oleh karena itu….mari sobats…untuk diri saya terutama….marilah kita terus berusaha membina nafsu kita menjadi nafsu mutmainah. Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan yang mendapat panggilan Allah untuk memasuki surga-Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar