Disebutkan dalam hadits- hadits Rasulullah saw. :
“Selain
Dajjaal lebih aku takuti atasmu dari dajjaal. Jika Dajjaal keluar dan
aku berada di hadapan kalian, maka aku melawannya membela kalian. Tetapi
jika ia keluar dan aku tidak di antara kalian, maka setiap orang
membela diri sendiri. Allah akan melindungi setiap muslim. Dajjaal
adalah pemuda berambut keriting, mata (kirinya) menonjol, seperti saya
umpamakan dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa yang menjumpainya, maka
bacalah awal surat al-Kahfi. Dajjaal akan keluar di antara jalan Syam
dan Irak. Berjalan membuat kerusakan di kanan dan di kiri. Wahai
hamba-hamba Allah, tetap teguhlah (pada ajaran Islam).” [HR Muslim]
‘Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab
kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah
al-Masih ad-Dajjaal.’
“Setiap negeri pasti didatangi Dajjaal, kecuali Mekkah dan Madinah.”
[HR Muslim]
“Mengikuti Dajjaal 70 ribu orang-orang Yahudi dari Asbahan yang memakai topi.”
[HR Muslim]
“Setiap Nabi pasti memperingatkan kaumnya dengan si buta pendusta.
Ingatlah bahwa Dajjaal adalah buta, dan Rabb kalian Azza wa Jalla tidak
buta. Dajjaal ditulis di antara dua matanya k f r (kafir).”
[Muttafaqun alaihi / ijma antara Bukhari dan Muslim]
“Maukah aku ceritakan berita tentang Dajjaal, sesuatu yang pernah
diceritakan setiap nabi pada kaumnya. Dajjaal adalah buta, dia datang
dengan sesuatu seperti surga dan neraka. Apa yang dikatakan surga adalah
neraka.” [Muttafaqun ‘alaihi / ijma antara Bukhari dan Muslim]
“Dajjaal akan muncul pada umatku, maka ia hidup selama 40
(saya tidak tahu apakah 40 hari, atau bulan atau tahun). Kemudian Allah
mengutus Isa bin Maryam, ia seperti Urwah bin Mas’ud. Maka Isa as.
mencari Dajjaal dan menghancurkannya. Kemudian Isa tinggal bersama
manusia 7 tahun, tidak akan terjadi permusuhan di antara dua kelompok.” [HR Muslim]
“Perang besar, pembukaan kota Konstantinopel dan keluarnya Dajjaal (terjadi) dalam 7 bulan.”
[H.R Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Ciri-Ciri Dajjaal
Banyak lagi hadits-hadits yang
menjelaskan ciri-ciri dan karakteristik Dajjaal yang akan datang di
akhir zaman. Dan dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan tentang
sifat dan karakteristik Dajjaal adalah:
Mahluk dari bangsa manusia keturunan Yahudi.
Ciri khas fisiknya: berambut keriting, mata kanannya buta, mata kirinya menonjol, di antaranya tertulis kafir.
Senantiasa
berdusta dan menipu manusia agar menjadi kafir dan menjadi pengikutnya.
Aktivitasnya membuat kerusakan di bumi. Pengikut setianya orang-orang
Yahudi dan orang-orang kafir.
Senantiasa keliling dunia, kecuali Mekkah dan Madinah.
Datang
membawa keajaiban yang dapat menyihir dan menipu manusia, dengan harta,
kekuasaan, dan wanita. Dajjaal akan berhadapan dan dibunuh oleh Nabi
Isa a.s.
Namun, di samping Dajjaal yang sebenarnya,
Rasulullah saw. juga mengingatkan umatnya akan bahaya orang-orang yang
memiliki sifat Dajjaal. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. bersabda :
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai munculnya Dajjaal-Dajjaal
pendusta sekitar 30 orang, semuanya mengaku utusan Allah.”
[HR Muslim]
“Selain Dajjaal ada yang lebih aku takuti atas umatku dari Dajjaal, yaitu para pemimpin yang sesat.”
[HR Ahmad]
Fitnah Dajjaal
Dajjaal hadir untuk membuat fitnah
yang menyebabkan orang beriman menjadi sesat dan kafir. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits, di samping ada Dajjaal yang sebenarnya, ada
juga manusia-manusia yang mempunyai karakteristik seperti Dajjaal. Oleh
karena itu umat Islam juga harus mewaspadainya. Mereka adalah para
pemimpin yang sesat dan nabi-nabi palsu. Mereka sangat berbahaya karena
datang pada setiap tempat dan waktu. Sedangkan Dajjaal akan datang hanya
menjelang hari kiamat. Maka para pemimpin yang sesat yang memiliki
sifat-sifat Dajjaal tingkat bahayanya lebih kuat dari Dajjaal yang
sebenarnya. Namun keduanya adalah fitnah yang harus diwaspadai oleh
setiap muslim.
Para pemimpin di sepanjang masa selalu
ada yang menjadi musuh para nabi dan para dai yang mengajarkan
kebenaran. Dari mulai Raja Namrud, Fira’aun, dan Abu Jahal, sampai
pemimipin sesat setelah wafatnya Rasulullah saw. Mereka di antaranya
pemimpin-pemimpin dunia yang membantai dan menghancurkan negeri muslim,
dan pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang menimbulkan fitnah, menebar
kesesatan, dan membuat kerusakan di dunia.
Fitnah
Dajjaal, baik yang sebenarnya maupun para pemimpin yang memiliki sifat
Dajjaal, adalah bahaya laten yang harus dihadapai umat Islam. Fitnah
Dajjaal membuat umat Islam menjadi sesat dan kafir. Dan umat Islam dapat
saling bunuh karena fitnah Dajjaal tersebut. Dajjaal memutarbalikan
fakta, sehingga yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar,
yang haram menjadi halal dan yang halal menjadi haram. Fitnah tersebut
didukung dengan dana, media masa, dan oknum-oknum yang memang telah
sesat. Lebih dahsyat lagi Dajjaal didukung lembaga internasional dan
negara-negara adidaya.
Fitnah yang paling bahaya dari
Dajjaal adalah yang keluar dari mulutnya. Dan fitnah ini didukung media
masa dan disebarkan keseluruh penduduk dunia. Masuk ke rumah-rumah
keluarga muslim dan menyesatkan mereka. Dajjaal –baik yang sebenarnya
atau yang mirip-mirip– senantiasa mengucapkan kata-kata yang membuat
manusia sesat dari agama Allah. Dajjaal senantiasa memproduk ungkapan
sesat, batil, dan kontroversial. Sehingga kebenaran menjadi kabur dan
tidak jelas, sedangkan kebatilan seolah-olah indah dan menarik.
Kebenaran selalu ditutup-tutupi dan dibungkus dengan dusta. Syariat
Islam dianggap kejam dan tidak manusiawi, sedangkan nilai-nilai sekular
dianggap baik, adil, dan paling cocok untuk kehidupan di era modern.
Nilai-nilai agama dijauhkan dan direduksi dari kehidupan sosial dan
kenegaraan. Bid’ah dianggap sunnah dan sunnah dianggap bid’ah. Umat
Islam dicap fundamentalis, ekstrem, dan teroris; sedangkan non-muslim
dianggap humanis, baik, dan demokratis.
Apakah Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal ?
Disebutkan dalam hadits:
Dari
Abdullah berkata, kami bersama Rasulullah saw. maka kami melewati
anak-anak, di antaranya Ibnu Shayyaad. Anak-anak lari, sedangkan Ibnu
Shayyaad tetap duduk. Seolah-olah Rasulullah saw. tidak suka padanya.
Rasuullahl saw. berkata padanya: ”Apakah engkau bersaksi bahwa aku
Rasulullah saw.?” Ibnu Shayyaad berkata: ”Tidak, tapi apakah engkau
bersaksi bahwa aku Rasulullah saw.“ Berkata Umar, ”Wahai Rasulullah
saw., biarkanlah aku membunuhnya.” Rasulullah saw. berkata: ”Jika benar
yang engkau lihat (adalah Dajjaal), maka engkau tidak akan bisa
membunuhnya.” [H.R Muslim]
Rasulullah saw. tidak memastikan bahwa Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal
yang dimaksud itu, walaupun demikian beliau juga membiarkan dan tidak
menafikan ketika sebagian sahabat bersumpah bahwa dia adalah Dajjaal.
Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat di antara para ulama,
apakah Ibnu Shayaad adalah Dajjaal? Memang ketika Rasulullah saw.
menyebutkan sifat-sifat Dajjaal yang akan muncul menjelang hari kiamat,
di antaranya bahwa Dajjaal adalah kafir dari keturunan Yahudi, tidak
akan memasuki Mekkah dan Madinah, dan tidak punya anak. Sedangkan Ibnu
Shayaad mengaku muslim, walaupun dari keturunan Yahudi. Dia lahir di
Madinah, mempunyai orang tua, dan punya anak. Dan Ibnu Shayyaad sempat
berangkat haji menuju Mekkah bersama Abu Said al-Khudri.
Ilmu
secara pasti tentang Ibnu Shayyaad Dajjaal atau bukan, hanyalah Allah
yang tahu. Tetapi dari isyarat Rasulullah saw. dan sifat-sifatnya, maka
para ulama mengambil kesimpulan bahwa Ibnu Shayyaad salah seorang yang
memiliki sifat Dajjaal. Dia ahli sihir, dukun, dan mengaku banyak tahu
tentang masalah ghaib. Sehingga, ketika sebagian sahabat bersumpah,
diantaranya Umar bin Khattab bahwa Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal,
Rasulullah saw. tidak menafikannya. Wallahu Alam.
Kiat-kiat Menghadapi Fitnah Dajjaal
Untuk
menghadapi fitnah Dajjaal, maka umat Islam harus berjihad melawan
kebatilan. Ulama harus menjelaskan kepada umat antara yang hak dengan
yang batil agar mereka tidak menjadi bingung dan tidak tersesat.
Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baiknya jihad adalah perkataan yang
benar pada penguasa yang sesat.”[H.R Ahmad]
Seluruh
bentuk fitnah harus dilawan oleh umat Islam. Fitnah kemusyrikan, fitnah
pelecehan terhadap kehormatan Nabi saw., fitnah pembunuhan, fitnah
pornografi dan pornoaksi, fitnah pelecehan terhadap Islam dan umat
Islam, dan fitnah lainnya. Dan fitnah itu harus dilawan dengan semua
bentuk kekuatan yang dimiliki dan bisa dimiliki umat Islam sehingga
Islam menjadi ajaran yang eksis di muka bumi ini. Allah swt. berfirman:
”Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”
[Al-Anfal: 39]
Sedangkan kiat praktis yang harus dilakukan oleh umat Islam, yaitu
senantiasa membaca Al-Qur’an dan menghafalkannya. Khususnya surat
Al-Kahfi.
“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum
salam), mintalah perlindungan pada Allah dari 4 hal: [1] siksa neraka
jahannam, [2] siksa kubur, [3] penyimpangan ketika hidup dan mati, [4]
kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” Do’a yang diajarkan, “Allahumma inni
a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal
mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal”
[HR. Muslim]
dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ
عَظِيْمَتَانِ يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ دَعْوَتُهُمَا
وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ قَرِيْبٌ مِنْ
ثَلاَثِيْنَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ
الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ
الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ
فِيْكُمُ الْمَالُ فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ
صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُوْلَ الَّذِي يَعْرِضُهُ
عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي بِهِ؛ وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي
الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ:
يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ؛ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ فَذَلِكَ
حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ
قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا
“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling
berperang dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang
seruan mereka adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi
pendusta hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah,
dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah menjadi
muncul, banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di tengah
kalian sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang akan
menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada seseorang
namun orang tersebut berkata: ‘Saya tidak membutuhkannya’; orang
berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang lewat pada
sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’; terbitnya
matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah barat di
saat orang-orang melihatnya, mereka beriman seluruhnya (maka itulah
waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi setiap orang yang sebelumnya
dia tidak beriman atau dia tidak berbuat kebaikan dengan keimanannya).”
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering
dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu
umat. Para dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi
setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para Dajjal. Dan
bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.)
maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan
Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman
sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mengimani Munculnya Dajjal Al-Akbar
Tidak ada keraguan bagi orang yang beriman terhadap segala
berita yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, masuk
akal ataupun tidak. Karena mereka meyakini bahwa segala yang diberitakan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sepanjang riwayatnya
shahih, merupakan berita wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan
segala perkara yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang terkait dengan Dajjal –seperti sifat-sifatnya,
kejadian-kejadian luar biasa yang diperbuatnya, masa tinggalnya di atas
dunia, para pengikutnya, tempat turunnya, siapa yang akan membunuhnya
dan sebagainya– bagi orang yang beriman bukanlah sebuah khurafat dan
tahayul yang menjajah akal serta hati mereka. Bukan pula sebuah keanehan
bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadikan keluarbiasaan pada diri
Dajjal. Dan ini tidak akan mengurangi kemuliaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala sedikitpun. Mereka menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal
sebagai perkara yang akan menambah dan mengokohkan keimanan mereka
terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kebenaran berita
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka akan menjadikan segala
yang terkait dengan Dajjal sebagai ujian yang datang dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk menambah kebajikan mereka di atas kebajikan.
Tidak ada ucapan yang keluar dari orang-orang yang beriman melainkan:
آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا “Kami beriman kepadanya, semuanya itu dari sisi Rabb kami.”
[Ali ‘Imran: 7]
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا “Kami mendengar dan kami patuh.”
[Al-Baqarah: 285]
Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra
(tanda-tanda yang besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul mendekati
hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya
Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya
matahari dari sebelah barat.
[Lihat At-Tadzkirah karya
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan
Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan
munculnya Dajjal di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan
oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu
‘anhu:
ذَكَرَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ
فَخَفَّضَ فِيْهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ
فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِيْنَا. فَقَالَ: مَا
شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً
فَخَفَّضْتَ فِيْهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ
النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ
يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ
وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah tentang Dajjal pada
pagi hari dan beliau mengangkat dan merendahkan suaranya seakan-akan
kami menyangka dia (Dajjal) berada di sebagian pohon korma. Lalu kami
berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan
beliau mengetahui hal ini, lalu beliau berkata: ‘Ada apa dengan kalian?’
Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal pada pagi
hari dan engkau mengangkat serta merendahkan suara, sehingga kami
menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan korma.’ Rasulullah lantas
bersabda: ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan atas kalian. Dan jika dia
keluar dan aku berada di tengah kalian maka akulah yang akan
menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku tidak berada di
tengah kalian, maka setiap orang menyelesaikan urusannya
masing-masing’.”
[H.R muslim no. 5228]
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:
كُنَّا قُعُوْدًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ
أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَنْ تَكُوْنَ – أَوْ لَنْ تَقُوْمَ – السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ
قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ
الدَّابَّةِ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيْسَى
ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلاَثَةُ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ
وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ
تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوْقُ النَّاسَ إِلَى
الْمَحْشَرِ
" Kami sedang duduk-duduk berbincang di
bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari
kiamat, dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda:
‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu
terbitnya matahari dari sebelah barat, munculnya Dajjal, munculnya asap,
keluarnya binatang, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Isa putra
Maryam, dan tiga khusuf (terbenam ke dalam bumi), satu di timur, satu di
barat dan satu di Jazirah Arab, dan api yang keluar dari arah Yaman
dari dataran terendah ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat mahsyar’.
[H.R Muslim No. 4045]
Dalam riwayat dari Janadah bin Abi Umayyah, Rasulullah Saw bersabda
'Dajjal tidak akan bisa datang kepada empat Masjid yaitu Ka'bah,Masjid
Nabawi,Masjidil Aqsa dan Gunung Thur'
[alhadist]
Pada akhirnya dajjal bertemu seorang mujahid yang menentangkanya
hingga terjadi perdebatan sengit,ksatria itu pun berkata dihadapan
pengikut dajjal 'wahai manusia,ingatlah! Inilah dajjal si pembohong
besar yang telah disabdakan Nabi Muhammad Saw dari dahulu.' akhirnya
ksatria itu dihukum dan disiksa bahkan dajjal hendak membunuhnya namun
dia tidak sanggup. Demikian dikisahkan di riwayat Muslim dari hadist
yang panjang.diriwayat lain ksatria tsb meninggal pada masa itu juga
sebagai syahid.
Akhirnya kita berlindung dan bertaqwa
pada Allah Swt dan agar kita dimudahkan mengikuti tuntunan Rasulullah
Saw. Laa ilaha illa anta subhanaka innii kuntu minazh zhalimin , Robbi
audzubika min hamazaatisy syayaathiini wa audzu bika Robbi an yahduruun ,
washalallahu ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi washahbihi wasalam
walhamdulillahi Robbil alamin.
Menyingkap Keberadaan Dajjal Lewat Hadits
Asal-Usul Keluarganya:
Dajjal
adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apajua
makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya
“MinalMunzharin”.
...Seperti halnya Nabi Isa as yg di
angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya
sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau
akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dgn
Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehingga hari kiamat nanti.
Ayah
Dajjal seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung.
Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya.
Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahwa asal keturunan
bapaknya ialah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala
ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan
mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia
akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun
kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dgn jelas.
Sifat Badannya:
Hadis
Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Dajjal ialah
orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta
dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan
Syurganya pula ialah Neraka" (Hadis Sahih Muslim)
Ada
beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullah saw,
diantaranya: Seorang yg kelihatannya masih muda; Berbadan Besar dan
agak kemerah-merahan; Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari
belakang seolah-olah dahan kayu yg rimbun.
Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua:
1.
Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala
mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana
bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.
2. Tertulis
didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh
setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis
riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal
setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yg
terakhir ini belum ada pada dirinya.
Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut
riwayat yg sahih yg disebutkan dlm kitab “Shahih Muslim”, bahwa Dajjal
itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan
ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis
mengenainya.. (tetapi terlalu panjang utk ditulis.. anda boleh membaca
terus dari buku). Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahwa Dajjal itu
telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt untuk keluar
menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah
disebelah Timur bukan di Barat.
Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:
Dajjal
akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama
empat puluh hari. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgn setahun
dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu
dan hari-hari selanjutnya sama seperti hari-hari biasa.
Kami
bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka
bumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari.
Hari yg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan
hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu
37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.
Lalu
kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang seperti
setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja
(iaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti
mengira hari itu dgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap
sembahyang..”
[Kitab Akhir Zaman H.R Muslim]
Fitnah Dajjal:
Dajjal
telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh kerana
itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Di
antara kemampuan Dajjal ialah:
1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya.
Benda-benda
beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan
diuji dahulu oleh Allah dgn kemarau panjang selama 3 tahun
berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari
biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga
hujan tidak akan turun langsung.
Umat akan dilanda
kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian.
Maka daerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan:
Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi
subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil
pada org yg bersekutu dgn Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mahu
bersukutu dgn Dajjal..mereka akan tetap berada dlm kebuluran dan
kesusahan.
Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan
memiliki segunung roti (makanan) sedangkan org yg tidak percaya
dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran. Dalam hal ini, para
sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yg dimakan oleh org Islam
yg beriman pada hari itu wahaiRasulullah?” Nabi menjawab:”Mereka akan
merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat.
Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.”
[H.R IbnuMajah]
2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:
Di
antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga
dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan
kedua-duanya ini untuk menguji iman org Islam kerana hakikat yg benar
adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu
sebenarnya Nerakadan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.
3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya:
Kepantasan
yg dimaksudkan ini tidak ada pada kendaraan org dahulu. Kalau hari ini
maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet
tempur yg digunakan oleh tentara udara atau lebih pantas lagi daripada
kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh
dalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan
perjalanannya diatas muka bumi ini? Nabi menjawab:”Kepantasan
perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan)
yang dipukul oleh angin yang kencang.”
[H.R Muslim]
Namun
demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat
Islamia itu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.
4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:
Syaitan
juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa
yg terbaik utk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.
Hadist lain mengenai Ad Masih Ad Dajjal :
Dajjal
akan keluar dari arah timur, dari Khurasan, dari kampung Yahudiyyah
kota Ashbahan. Kemudian mengembara ke selurah penjuru bumi. Maka tidak
ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya kecuali Makkah dan Madinah,
karena kedua kota suci ini selalu dijaga oleh malaikat.
Dalam hadits Fatimah binti Qais terdahulu disebutkan bahwa Nabi saw bersabda mengenai Dajjal,
“Artinya
: Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak,
bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu
dari arah timur… Dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah
timur.”
[Shahih Muslim 18 : 83]
Diriwayatkan
dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami.
“Artinya : Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan. ”
[Jami'
Tirmidzi dengan Syarahnya Tuhfatul Ahwadzi, Bab Maa Saa-a min Aina
Yakhruju Ad-Dajjal 6: 495. Al-Albani berkata, "Shahih. " Vide: Shahih
Al-Jami' Ash-Sha-ghir 3: 150, hadits nomor 3398]
Dari Anas Radhiyalahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan. ”
[Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Ibnu Hajar berkata, "Shahih. " Periksa: Fathul-Bari 13: 328].
Ibnu Hajar berkata, "Adapun mengenai tempat dari mana ia keluar? Maka secara pasti ia akan keluar dari kawasan timur. "
[Fathul-Bari 13: 91]
Ibnu Katsir berkata, “Maka Dajjal akan mulai muncul dari Ashbahan, dari suatu kampung yang bernama Al- Yahudiyyah. ”
[An-Nihayah fil Fitan wal Ma-lahim 1: 128 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]
DAJJAL TIDAK MEMASUKI KOTA MAKKAH DAN MADINAH
Dajjal
diharamkan memasuki kota Makkah dan Madinah ketika ia muncul pada akhir
zaman, berdasarkan hadits-hadits yang shahih. Adapun tempat-tempat
selain Makkah dan Madinah akan dimasukinya satu demi satu.
Dalam
hadits Fatimah binti Qais Radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal
mengatakan, “Maka saya akan keluar dan mengembara di bumi, dan tiada
satu pun tempat kecuali saya masuki selama empat puluh malam kecuali
Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota itu diharamkan bagi saya
untuk memasukinya. Apabila saya hendak memasuki salah satu dari kedua
kota tersebut. saya dihadapi oleh malaikat yang menghunus pedang untuk
menghardik saya, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang
menjaganya.”
[Shahih muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Qishshotil Jasasah 18: 83]
Juga
diriwayatkan bahwa Dajjal tidak akan memasuki empat buah masjid, yaitu
masjidil Haram, Masjid Madinah. Masjid Thir, dan masjid Al-Aqsho. Imam
Ahmad meriwayatkan dari Jinadah bin Abi Umayyah Al-Azdi, ia berkata.
”Saya pernah pergi bersama seorang lelaki Anshar kepada salah seorang
sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kami berkata. “Tolong
ceritakan kepada kami apa yang pernah Anda dengar dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai Dajjal, lantas ia mengemukakan
hadits itu seraya berkata, “Sesungguhnya ia akan berdiam di bumi selama
empat puluh hari yang dalam waktu itu ia dapat mencapai semua tempat
minum (sumber air), dan ia tidak mendekati empat buah masjid, yaitu
Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid Thur. dan Masjidil Aqsho.”
[Al-Fathu
Rabbani 24: 76 dengan tartib As-Sa'ati. Al-Haitsami berkata.
"Diriwayatkan oleh Ahmad dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi
shahih." Majma'uz Zawaid 7: 343. Ibnu Hajar berkata, "Perawi-perawinya
kepercayaan." Fathul Bari 13: 105]
Adapun yang tersebut dalam riwayat Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahihnya
[Shahih
Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya’, Bab Qaulillah “wadzkur Fil Kitabi
Maryam” 6: 477; dan Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni
Maryam ‘alaihissalam wal- Masihid Dajjal 2: 233-235]
yang
menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat
seorang berambut kribo dan buta matanya sebelah kanan sedang meletakkan
thawaf di Baitullah, lantas ditanya, kemudian orang-orang menjawab bahwa
dia adalah Al-Masih Ad-Dajjal, maka riwayat ini tidak bertentangan
dengan terhalangnya Dajjal memasuki kota Makkah dan Madinah, karena
terhalangnya Dajjal memasuki kota Makkah dan Madinah adalah besok pada
pemunculannya pada akhir zaman. Wallahu a’lam.
[Periksa: Syarah Nawawi terhadap Shahih Muslim 2: 234 dan Fathul-Bari 6: 488-489]
PENGIKUT-PENGIKUT DAJJAL
Kebanyakan
pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi, orang Ajam, orang Turki, dan
banyak lagi manusia dari berbagai bangsa dan golongan yang kebanyakan
dari orang-orang Arab dusun dan kaum wanita.
Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya:
Dajjal akan diikuti oleh orang-orang Yahudi Ashfahan sebanyak tujuh
puluh ribu orang yang mengenakan jubah tiada berjahit. ”
[Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Fi Baqiyyah Min Ahaadiitsid Dajjal 18: 85-86)]
Dan dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:
“Tujuh puluh ribu orang yang mengenakan topi. ”
[Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Hadits in: shahih. Periksa: Fathul-Bari 13: 328]
Dan di dalam riwayat Abubakar disebutkan.
“Dia diikuti oleh kaum yang mukanya gelap.”
[Riwayat Tirmidzi]
Ibnu Katsir berkata. “Menurut lahirnya -wallahu a ‘lam- yang di maksud dengan Tark itu adalah pembantu-pembantu Dajjal.”
[An-Nihayah Fil Fitan wal Malahim 1: 117]
Demikian pula yang dimaksud dalam hadits Abi Hurairah.
“Tidaklah
datang kiamat sehingga kamu memerangi bangsa Khauz dan Kirman dari
orang-orang Ajam yang wajahnya merah, hidungnya pipih (pesek). matanya
sipit, wajahnya seperti tembaga, dan sepatunya beludru.”
[Shahih Bukhari, Kitab Al-Manaqib, Bab 'Alamatin Nubuwwab Fil Islam 6: 604]
Adapun
pengikut Dajjal kebanyakan dari orang-orang Arab kampung disebabkan
pada waktu itu mereka dilanda kebodohan. Di dalam hadits Abi Umamah yang
panjang antara lain disebutkan:
Dan di antara
fitnahnya –yakni fitnah Dajjal- ialah ia akan berkata kepada orang-orang
Arab kampung, “Bagaimana pendapatmu jika aku membangkitkan ayahmu dan
ibumu, apakah kamu mau bersaksi bahwa aku adalah tuhanmu ?” Dia
menjawab, “Ya.” Kemudian ada dua syetan yang menyerupakan diri dengan
ayahnya dan ibunya, lantas keduanya berkata, “Wahai anakku, ikutilah
dia, sesungguhnya dia adalah tuhanmu.”
[Sunan Ibnu
Majah, Kitabul Fitan 2:1359-1363. Hadits ini shahih. Periksa: Shahih
Al-Jami' Ash-Shaghir 6: 273- 277, hadits no. 7752]
Sedangkan
kaum wanita yang banyak mengikutinya disebabkan lebih mudah terpengaruh
dari pada orang-orang Arab kampung, di samping kebodohan mereka. Di
dalam hadits Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Artinya : Dajjal akan turun di
lembah air Murqonah’ ini, maka orang yang datang kepadanya kebanyakan
kaum wanita, sehingga seseorang akan pergi menemui sahabat karibnya,
ibunya, anak perempuanya, saudara perempuannya, dan kepada bibinya untuk
meneguhkan hatinya karena kuatir mereka akan pergi menemui Dajjal.”
[Musnad Ahmad 7: 190 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dan beliau berkata, "Isnadnya shahih."]
Muhammad
Isa Dawud (MID) memulakan kata pengantarnya dengan merujuk kepada
respon pembaca-pembaca berasaskan buku karangannya sebelum ini yang
bertajuk “Awas! Dajjal Menggempur Dunia dari Segitiga Bermuda” (Buku ini
masih sukar diperolehi sama ada dalam bahasa Arab, Inggeris atau
Melayu, atau mungkin tiada langsung dalam bahasa Melayu). Beliau
memberitahu bahawa buku karangannya itu telah mendapat maklum balas yang
baik sama ada pro atau pun kontra. Beliau juga menyatakan masih belum
sempat menjawab beratus-ratus surat dari pembaca.
“…sehingga saya tidak mempunyai cukup waktu untuk membalas ratusan surat yang dilayangkan ke alamat saya.”
Menurut
MID, hanya 2 surat yang menyatakan rasa tidak setuju tentang
pendapatnya. Bayangkan pembaca bukunya adalah melebih 100,000 orang di
seluruh dunia dan hanya kontra 2 orang sahaja. Maka disini penulis boleh
simpulkan bahawa karangan dan penyampaian MID amat bagus dan berjaya
meyakinkan para pembaca walaupun fakta-fakta yang dibincangkan nampak
tahyul dan penuh mistik. Namun begitulah yang boleh kita simpulkan
apabila seseorang yang berfikiran luas berjumpa dengan sesuatu perkara
yang menjadi rahasia dalam umat Islam (khususnya soal DAJJAL), golongan
seperti ini tidak mudah mengalah dan akan terus mencari fakta dan
bukti-bukti yang boleh menyokong pandangan mereka. Malah dalam masa yang
sama juga MID tidak keberatan untuk menolak hujahnya sendiri jika
pandangannya itu kurang betul.
“…..juga untuk
memperbaiki pelbagai pandangan dan teori yang agak mudah yang saya
kemukakan dalam buku ‘Ihdzaru al-Masikh ad-Dajjal’ yang telah tersebar
dulu itu.”
MID memberitahu bahawa…
“Buku ini mengemukakan rinci perhubungan antara Dajjal dengan Segitiga Bermuda dan Piring Terbang…” Kemudian, beliau berkata…
“…saya
akan mengemukakan lebih dahulu pelbagai realiti yang menyatakan bahawa
Dajjal, yang dikutuk Allah termasuk dalam kelompok yang ditangguhkan
kematiannya.”
Mungkin MID tersilap menyusun kata-kata.
Dalam bukunya ini, persoalan asal-usul Dajjal, tempat kelahiran,
panjang umur Dajjal dan pengembaraannya lebih dahulu diceritakan.
Kemudian barulah persoalan kaitan Dajjal dengan piring terbang
dihuraikan dengan panjang lebar. Penilaian Penulis+ Huraian, fakta dan
hujah MID dalam bahagian asal usul Dajjal amat baik sekali dan terdapat
banyak fakta-fakta terbaru yang dikemukakan. Antara fakta yang paling
besar hikmahnya ialah cerita Samiri membina patung anak lembu.
Dahulunya kita semua kurang ambil kisah tentang kisah Samiri, kita cuba
mengetahuinya sebagai penyesat Bani Israel. Tetapi kini, rahsia
penonjolan nama Samiri dalam Al-Quran sudah TERBONGKAR, Samiri adalah
ad-Dajjal dan Dajjal adalah Samiri. Cuma nama Dajjal adalah sebagai
gelaran dan Samiri adalah nama sebenar. + Huraian MID dalam bab piring
terbang agak lemah. Maksud penulis kerana fakta-fakta yang dihujahkan
adalah fakta lama yang meleret-leret. Hanya satu ayat yang boleh
dikaitkan dengan Dajjal iaitu “teknologi Dajjal sudah menjangkau berabad
ke hadapan”, kemudian MID terus menyatakan hal ehwal piring terbang.
Diharap pada penulisan akan datang MID boleh membincangkan dengan lebih
lanjut berkaitan bagaimana Dajjal membina piring terbang dan mengapa
piring terbang selalu tidak terbang di kawasan yang ada ramai orang.
Seringkali di dengar hanya 2 atau 3 orang sahaja yang melihat.
Seolah-olah piring terbang tersebut hanya sengaja ditayangkan kepada
tempat tidak ramai orang. Namun penulis masih tidak memahami suatu
perenggan dalam buku ini iaitu
“Sesungguhnya Dajjal
yang dilaknati Allah berserta Iblis tidaklah sama dengan Samiri; pelaku
fitnah dahulu kala yang membuat patung anak lembu bersama Bani Israel.”
Agak
menghairankan apabila MID menyatakan demikian, iaitu Samiri tidak sama
dengan Dajjal. Sedangkan 60 peratus muka surat dalam buku ini
mengisahkan hal ehwal Samiri yang panjang umur yang akhirnya mendiami
Kerajaan Segi Tiga Bermuda. Penulis tidak pasti apa yang dimaksudkan
oleh MID, adakah berlaku kesilapan terjemahan, kesilapan penulisan atau
sememangnya MID bermaksud begitu. Jika benar MID bermaksud begitu,
amatlah pelik. Penulis tidak berjaya mendapatkan naskah berbahasa Arab,
jika ada naskah Arab bolehlah dirujuk adakah berlaku terjemahan Melayu
itu silap. Tidak mengapa, mungkin itu perkara kecil sahaja, kita
tinggalkan dahulu bab kesilapan tulisan.
Dari Fatimah
binti Qais mengatakan: "Saya telah mendengar muazzin memanggil untuk
solat. Saya pun pergi ke masjid dan solat bersama RasuLULLAH SAW.
Selesai solat, RasuLULLAH SAW naik ke atas mimbar. Nampak semacam
bergurau Baginda SAW tertawa dan berkata: "Jangan ada yang bergerak.
Hendaklah semua duduk di atas sejadahnya." Kemudian berkata: "Tahukah
kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?" Kami
menjawab: "ALLAH dan RasulNYA yang lebih tahu."
RasuLULLAH
SAW berkata lagi: "Demi ALLAH aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan
ingin menakut-nakuti dan bukan memberi khabar gembira. Aku ingin
menceritakan kepada kamu bahawa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani,
kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia ada bercerita
kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal. Kisah yang dia ceritakan itu
sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya.
Katanya
dia bersama 30 orang kawannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin
kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah
samudera yang luas. Mereka tidak dapat menghalakan kapalnya ke pantai
sehingga terpaksa berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka
terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari. Di pulau yang
tidak ditempati orang itu mereka berjumpa dengan binatang yang sangat
tebal bulunya sehingga tidak nampak mana jantina dan duburnya.
Mereka
bertanya kepada binatang itu: "Makhluk apa engkau ini?" Binatang itu
menjawab: "Saya adalah Al-Jassasah." Mereka tanya: "Apa itu
Al-Jassasah?" Binatang itu hanya menjawab: "Wahai kumpulan lelaki,
pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini,
sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu. Mereka pun pergi ke
tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu.
Di sana
mereka menjumpai seorang lelaki yang sangat besar dan tegap. Ertinya
mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke
tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke
telapak kakinya. Mereka bertanya: "Siapakah anda?" Orang seperti
raksaksa itu menjawab: "Kamu telah mendengar cerita tentang aku.
Sekarang aku pula ingin bertanya: "Siapa kamu ini?"
Mereka
menjawab: "Kami adalah manusia berbangsa Arab. Kami pergi ke laut
menaiki kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke
tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan.
Akhirnya kami terdampar di pulau yang tuan tempati ini.
"Pada
mulanya kami berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya
sehingga kami tidak dapat mengenali jantinanya. Kami tanya siapa dia
katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: "Wahai
kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki
macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu."
Itulah
sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah berjumpa dengan
tuan dan kami ingin tahu siapa tuan sebenarnya." Makhluk yang sangat
besar itu belum menjawab soalan mereka terus sahaja mengemukakan soalan:
"Ceritakan kamu kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan itu," nama
tempat di negeri Syam. Mereka menjawab: "Keadaan apanya yang tuan
maksudkan?" Orang besar itu menjawab: "Maksudku apakah pokok kurma itu
berbuah?" Setelah mereka menjawab bahawa pokok kurma itu berbuah, orang
besar tadi berkata: "Aku takut pokok itu tidak berbuah."
Orang
besar itu bertanya lagi: "Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabariah."
Mereka menjawab: "Tentang apanya yang tuan maksudkan?" Lelaki itu
menjawab: "Maksudku airnya apakah masih ada." Mereka menjawab: "Airnya
tidak susut." Lelaki itu berkata: "Air sungai itu disangsikan akan
kering."
Akhirnya lelaki seperti raksaksa itu berkata:
"Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia
buat?" Mereka menjawab: "Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah."
Lelaki itu bertanya lagi: "Apakah dia diperangi oleh orang-orang Arab?"
Mereka menjawab: "Ya, mereka memeranginya." Lelaki itu bertanya lagi:
"Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?" Mereka ceritakan
bahawa RasuLULLAH SAW telah mengembangkan dakwahnya dan sudah ramai
pengikutnya.
Orang besar itu berkata lagi: "Memang
begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya." Kata orang
besar itu lagi: "Sekarang aku terangkan kepada kamu bahawa aku adalah
Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan
menjelajah dunia ini. Dalam masa empat puluh malam sudah dapat aku
jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat
memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikawal oleh para Malaikat, maka
aku tidak dapat menembusinya."
Katanya lagi,
"RasuLULLAH SAW menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata:
"Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, iaitu Madinah.
Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada
kamu?" Mereka menjawab: "Ya, sudah ya RasuLULLAH." RasuLULLAH SAW
berkata lagi: "Sememangnya hadis Tamim itu lebih meyakinkan saya lagi.
Ceritanya itu bersesuaian dengan apa yang telah aku sampaikan kepada
kamu sebelumnya, iaitu tentang Makkah dan Madinah yang dikatakan tidak
dapat dimasuki Dajjal. Cuma dia ada mengatakan di lautan Syam atau di
laut Yaman. Tidak, bahkan ia dari arah timur. Ia dari arah timur," kata
RasuLULLAH SAW sambil menunjuk ke arah timur.
Daripada
Abu al-Darda sesungguhnya Nabi s.a.w telah bersabda – Barangsiapa yang
menghafaz sepuluh ayat daripada awal surah al-kahfi, pasti terlindung
daripada dajjal
[HR Muslim No.809]
RasuLULLAH
SAW telah menguatkan lagi bahawa Dajjal akan datang dari arah timur.
Ada yang mengatakan bahawa Dajjal akan datang dari Khurasan atau
Isfahan.
Di akhir zaman, Dajal merupakan fitnah dan
ujian yang paling besar terhadap keimanan seseorang. Rasulullah menyuruh
kita meminta perlindungan kepada Allah dari fitnah dajjal pada
tiap-tiap akhir shalat dan bahkan beberapa ulama salaf mengatakan bahwa
meminta doa perlindungan dari fitnah dajal adalah wajib hukumnya.
Sabda
Rasulullah: “Apabila salah seorang dari kamu sudah selesai membaca
tasyahhud dalam shalatnya hendaklah ia berlindung kepada Allah dari
empat perkara yaitu dengan mengucapkan: Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepadamu dari azab neraka Jahannam dan dari adzab kubur dan
dari fitnah hidup dan mati dan dari fitnah Dajal.”
[Riwayat Muslim dari Abi Hurairah]
Sabda Rasulullah yang lainnya:
“Sungguh
aku benar-benar akan memperingatkan kamu akan bahaya dajjal, tidak ada
satu Nabi pun, kecuali ia memperingatkan kaumnya (akan fitnahnya) dan
Nuh juga telah memperingatkan kaumnya, akan tetapi aku akan mengatakan
kepada kalian suatu perkataan yang belum pernah dikatakan oleh para Nabi
sebelum aku terhadap kaum mereka, sesungguhnya ia bermata sebelah dan
Allah bukanlah bermata sebelah (bermata satu).”
[Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibn’Umar]
Fitnah
dajal adalah fitnah syahwat dan syubhat (yang hak terlihat sebagai
kebatilan dan sebaliknya). Dajal dengan subhat (pemutarbalikan kebenaran
dan kebatilan) dan hal-hal luar biasa yang dipunyainya akan memikat
hati dan Iman yang lemah dari kaum Muslimin apalagi terhadap kaum
Musyrikin dan kaum atheis.
Sabda Rasulullah:
“Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada cobaan yang lebih besar dari dajal.”
[Hadis Riwayat Muslim]
“Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah dajal.”
[Hadis riwayat Ahmad]
“Barang
siapa yang mendengar nama dajal hendaklah ia berpaling darinya. Karena,
demi Allah, sesungguhnya apabila ia menemuinya dan ia mengira bahwa
dirinya adalah seorang Mu’min, maka ia akan mengikutinya (dajal
tersebut) dengan segala syubhat (kebatilan) yang ia timbulkan.”
[Hadis
shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Hakim dari ‘Imran bin
Hushain. Dishahihkan oleh Al Albaani dalam Al Misykat, nomer 5488]
“Sungguh orang-orang akan berlarian ke gunung-gunung untuk menjauhkan diri dari fitnah dajal.”
[Hadis Riwayat Muslim]
Hidup
di dunia merupakan sebuah perjalanan panjang menghadapi ujian dari
waktu ke waktu. Setiap orang yang mengaku beriman pasti diuji Allah
dalam hidupnya. Jika seseorang tidak mau diuji caranya mudah. Tinggalkan
saja pengakuan diri sebagai seorang beriman. Selesai, dia tidak bakal
diuji lagi oleh Allah.
Sehingga syaithan-pun tertawa,
dan itu berarti pekerjaan syaithan sudah selesai terhadap orang itu
karena ia lebih memilih kekafiran sebagai jalan hidup daripada keimanan.
Namun bagi seorang yang mengaku beriman, maka mustahil ia dapat
menghindari ujian dalam hidupnya. Sebab Allah memang sengaja
menghadapkannya kepada ujian hidup agar tersingkap siapa sesungguhnya
dirinya.
Apakah ia seorang yang jujur dalam pengakuan keimanannya?
Ataukah ia sekedar lip service alias dusta yakni manis di mulut namun
faktanya berperilaku, bersikap, berfikir layaknya seorang yang tidak
beriman.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن
يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾وَلَقَدْ
فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ
صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ ﴿٣﴾
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta.
[QS. Al-Ankabut 29:2-3]
Jadi,
Allah menyajikan fitnah atau ujian bagi orang beriman supaya menjadi
jelas siapa jatidiri sesungguhnya di mata Allah. Apakah ia seorang
muslim-mukmin yang jujur ataukah muslim yang dusta. Dan bila tingkat
kedustaannya sedemikian mendasar dan meluas, maka bukan mustahil ia
bahkan akan dinilai Allah sebagai seorang munafiq. Wa na’udzubillaahi
min dzaalika. Sebab di antara ciri orang beriman sejati ialah mustahil
berdusta.
قِيلَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا
فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ
نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَا
Telah
menceritakan kepadaku Malik dari Shafwan bin Sulaim berkata;
"Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah
seorang mukmin bisa menjadi penakut?" Beliau menjawab: 'Ya." Kemudian
ditanya lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?" Beliau
menjawab: "Ya." Lalu ditanyakan lagi; "Apakah seorang mukmin bisa
menjadi pembohong?" Beliau menjawab: "Tidak."
[HR. Malik No. 1571]
Ujian
paling berat dalam kehidupan di dunia ialah sosok Ad-Dajjal. Semenjak
manusia pertama dihadirkan ke muka bumi hingga datangnya hari Kiamat
ummat manusia tidak dihadapkan kepada fitnah yang lebih dahsyat daripada
fitnah Ad-Dajjal.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ
إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ
فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
“Allah
tidak menurunkan ke muka bumi —sejak penciptaan Adam as hingga hari
Kiamat— fitnah yang lebih dahsyat daripada fitnah Ad-Dajjal.”
[HR. Thabrani No. 1672]
Sedemikian
seriusnya urusuan ini sehingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam
menegaskan bahwa para Nabiyullah sebelum beliau selalu memperingatkan
ummatnya masing-masing akan bahaya fitnah Ad-Dajjal. Tidak ada seorang
Nabipun yang diutus Allah ke muka bumi kecuali memperingatkan ummatnya
akan puncak fitnah tersebut.
خَطَبَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْمَسِيحَ
الدَّجَّالَ فَأَطْنَبَ فِي ذِكْرِهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَعَثَ اللَّهُ مِنْ
نَبِيٍّ إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ أُمَّتَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ
أُمَّتَهُ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ بَعْدِهِ
Pada saat Haji
Wada' Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkhutbah, beliau
menyebut-nyebut Al-Masih Ad-Dajjal kemudian beliau terus menyebutnya
berulang kali hingga beliau bersabda: "Tidaklah Allah mengutus seorang
Nabi melainkan telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Dan Nabi Nuh
’alaihis-salam telah memperingatkan hal itu kepada umatnya, juga para
Nabi yang datang sesudahnya."
[HR. Ahmad No. 5909]
Para
sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Salam juga sangat peduli
dengan urusan puncak fitnah ini. Sehingga dalam obrolanpun mereka biasa
memperbincangkan persoalan Ad-Dajjal. Sungguh berbeda dengan obrolan
manusia di era yang katanya modern ini.
ذُكِرَ
الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ
الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا
وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا
كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dajjal
disebut-sebut di dekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam lalu
beliau bersabda, "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan
dari fitnahnya Dajjal. Dan tiada seseorang dapat selamat dari aneka
fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya
(fitnah Ad-Dajjal) setelahnya. Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya
dunia ini —baik kecil ataupun besar— kecuali untuk menyambut fitnah
Ad-Dajjal."
[HR. Ahmad No. 22215]
Berdasarkan
hadits di atas berarti kondisi fitnah di dunia akan kian memuncak
seiring dengan semakin dekatnya saat keluarnya Ad-Dajjal. Sungguh kita
wajib waspada menghadapi keadaan dunia saat menjelang munculnya puncak
fitnah tersebut.
Sehingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Salam bersabda: Dan tiada seseorang dapat selamat dari aneka fitnah
sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah
Ad-Dajjal) setelahnya. Yang berarti hal sebaliknyapun bakal terjadi:
Barangsiapa yang terjatuh ke dalam jeratan aneka fitnah sebelum fitnah
Ad-Dajjal, niscaya ia bakal terjatuh ke dalam jeratan fitnah Ad-Dajjal
sesudahnya.
Sungguh, keadaan dunia dewasa ini
sedemikian diselimuti oleh aneka fitnah sehingga banyak sekali ummat
manusia yang terjerat ke dalamnya, tanpa kecuali sebagian kaum muslimin
yang mengaku beriman. Dan celakanya, tidak sedikit di antara mereka yang
menganggap ringan akan hal ini. Padahal ada yang sampai terjerat fitnah
yang bukan saja mengakibatkan dirinya menjadi berdosa di sisi Allah
secara biasa-biasa saja.
Melainkan ia telah terjerat ke
dalam fitnah yang mengakibatkan batalnya (terhapusnya) eksistensi iman
dirinya di mata Allah. Wa na’udzubillah min dzaalika.
بَادِرُوا
فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا
وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ
دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya
rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang
laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di
waktu sore beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan
kesenangan dunia."
[HR. Ahmad No. 8493]
Sejujurnya,
dunia dewasa ini menawarkan jebakan fitnah secara lengkap. Fitnah
meliputi segenap aspek kehidupan manusia modern. Fitnah dapat ditemukan
dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
pendidikan, medis, militer, pertahanan keamanan, media-massa, hiburan,
olah-raga bahkan pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama…! Singkat kata,
rangkaian fitnah yang menyebabkan dunia modern menjadi laksana
sepenggalan malam yang gelap-gulita, telah membentuk dirinya menjadi
sebuah peradaban dunia yang penuh kezaliman dan penyimpangan dari
petunjuk Allah, Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa alam raya.
Pantaslah
bilamana seorang penulis muslim berkebangsaan Inggris bernama Ahmad
Thomson menyebut dunia modern sebagai sebuah Sistem Dajjal.
Ia menulis di dalam bukunya:
Dajjal memiliki tiga sisi/aspek:
• Dajjal sebagai oknum.
• Dajjal sebagai gejala sosial budaya global.
• Dajjal sebagai kekuatan yang tidak tampak/kekuatan gaib/kekuatan sihir.
Menurut
pendapat ulama, dua aspek yang terakhir akan didirikan sebelum Dajjal
sebagai oknum muncul. Artinya, ia akan muncul ketika sistem pendukung
yang dibutuhkan berada di tempatnya di seluruh dunia baik secara
langsung atau tidak langsung.
[Sistem Dajjal; Ahmad Thomson; Penerbit Semesta, halaman 1]
Yang
lebih mengkhawatirkan lagi ialah kenyataan bahwa berdasarkan sebuah
hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam ternyata kondisi masyarakat
dunia dewasa ini telah memenuhi dua pra-syarat menjelang keluarnya
Ad-Dajjal. Pertama, kebanyakan manusia sudah tidak peduli membicarakan
persoalan Ad-Dajjal.
Dan kedua, bahkan para juru da’wah-pun sudah tidak memperingatkan ummat akan betapa bahayanya puncak fitnah tersebut.
سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَخْرُجُ
الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَ حَتَّى تَتْرُكَ
الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ
Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, “Ad-Dajjal tidak akan keluar sampai
manusia tidak lagi menyebut-nyebutnya dan sampai para Imam tidak lagi
menyebutkannya di atas mimbar-mimbar."
[HR. Ahmad No. 16073]
Manusia
modern menganggap pembicaraan soal Ad-Dajjal merupakan pembicaraan yang
tidak realistik dan bermuatan mitos atau legenda. Barangsiapa
membicarakan soal urusan yang satu ini pasti dianggap orang aneh dan
ketinggalan zaman alias orang jadul (zaman dulu). Padahal para sahabat
justeru sangat peduli sehingga urusan Ad-Dajjal sering masuk dalam
obrolan di antara sesama mereka.
Demikian pula para
penyeru da’wah, ustadz, imam, kyai, pemuka agama, ulama dan muballigh di
atas mimbar-mimbar dewasa ini semakin sedikit yang memandang penting
memperingatkan ummat akan bahaya puncak fitnah ini. Padahal tidak
seorang Nabi-pun yang diutus Allah kecuali telah memperingatkan ummatnya
masing-masing akan bahayanya. Dan peradaban dunia modern yang
dikomandani kaum kuffar Barat sangat cocok untuk dijuluki sebagai sebuah
Sistem Dajjal.
Bila kita memahami masalah di atas
dengan jujur dan obyektif, niscaya kita dapat mengerti mengapa begitu
banyak masalah pelik terjadi di negeri ini bahkan di seluruh dunia.
Ideologi yang ditawarkan ialah materialisme, sekularisme, pluralisme dan
liberalisme.
• Politiknya, Machiavelli;
(tujuan menghalalkan segala cara) dan Demokrasi (bukan Allah yang berdaulat melainkan manusia).
• Ekonominya ribawi-yahudi.(mengandalkan bunga bank).
• Tatanan sosialnya berhirarki alias berkasta.
(sesama manusia saling menyembah/menghamba satu sama lain).
• Hukumnya mengabaikan hukum Allah berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
(yang berlaku hukum bikinan manusia alias hukum thaghut).
• Budayanya hedonisme
(menghamba kepada pemenuhan hawa nafsu).
• Militernya berprinsip right or wrong is my country
(tidak bertujuan hidup mulia di bawah naungan syariat atau mati syahid).
•Media-massa mempunyai motto bad news is good news
(sehingga cenderung tebar fitnah, gosip, fenomona kemusyrikan, kekerasan, glamour dan seks bebas).