
Cut Nyak Dien kemudian tinggal bersama keluarga Kiai Haji Ilyas dan Hajjah Solehah. Atas saran dari Bupati Sumedang pada saat itu yang bernama Suria Adireja, Cut Nyak Dien dititipkan di salah satu rumah milik keluarga tersebut. Untuk menyelamatkan diri dari kejaran Belanda, Cut Nyak Dien mengganti namanya menjadi Nyi Prabu dan mengabdikan hidupnya dengan mengajarkan kitab-kitab klasik berbahasa Arab kepada masyarakat setempat.
Itulah mengapa masyarakat Sumedang lebih mengenal nama Cut Nyak Dien dengan sebutan Ibu Prabu dari Seberang, yang artinya adalah seorang ulama perempuan yang masih rajin dan tekun mengaji meski penglihatan fisiknya sudah tidak lengkap lagi. Oleh karena kondisi fisik dan kesehatannya yang semakin menurun, maka tiga tahun kemudian (6 November 1908) Cut Nyak Dien menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 58 tahun di rumah milik Nyi Solehah, Kota Sumedang.
Cut Nyak Dien merupakan sosok ulama, pejuang, dan tokoh masyarakat yang banyak berjasa terhadap sejarah bangsa Indonesi.
Salam berbagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar