Setiap orang memiliki mimpinya masing masing, melihat burung yang terbang bebas kesegala arah menjadi lambang kebebasan bagi siapa saja yang melihat tentunya ingin terbang seperti burung. Terinspirasi dari cerita diatas kemudaian manusia menciptakan layang layang, dengan rumus yang sederhana bahwa masa yang ringan akan dibawa angin kemanapun berhembus. Maka dibuatlah layang layang yang dengan perhitungan berat masa yang seimbang agar tak jatuh.
Upaya ini berlanjut hingga ke tahun 559, pada waktu itu seorang pangeran Cina yang bernama Yuan Huangton mencoba menggunakan layang layang yang berukuran lebih besar dari tubuhnya untuk membawanya terbang, dari puncak sebuah menara Ia terbang melewati tembok kota.
Usaha tak cukup sampai situ. Abbas Ibnu Firnas juga melakukan hal serupa dengan membuat sayap seperti burung pada tahun 852. Beliau melakukan percobaan terbang dari puncak Masjid raya di Cordoba, Spanyol. Upaya yang kedua dilakukannya dari puncak gunung jabal Al Arus namun gagal dan Ia mengalami luka parah pada punggungnya.
Upaya semacam itu terus diperjuangkan, tercatat usaha selanjutnya dilakukan oleh Hezarfen Ahmet Celebi pada abad ke 17. Di abad ke 18 ada Jean Francois de Rozier dan Francois Laurent d'Arlandes yang mencoba terbang dengan menggunakan balon udara dengan bahan bakar kayu untuk membawanya terbang.
Pada abad ke 19 mulailah orang menggunakan sistem navigasi agar bisa dikendalikan kemana perginya sesuai pilot yang mengendarainya. Hingga penyempurnaan dengan mesin dilakukan diabad ke 20. Kini ratusan juta penerbangan telah dilakukan. Upaya Indonesia pun tak luput untuk membuat pesawat terbang oleh salah satu putra terbaik yang dimiliki bangsa ini, namun sayangnya upaya itu belum berlanjut.
Akankan bangsa ini memiliki angan yang tinggi, menjelajah dengan memberikan pemikiran atau dikalahkan waktu yang semakin beringas menjajah negeri. Mari berupaya untuk terbang, memberikan sumbangsih untuk negara yang semakin terpuruk. Terbang setinggi tingginya dan tak ada yang tak mungkin.
Salam berbagi,
fadlik Al Iman
Upaya ini berlanjut hingga ke tahun 559, pada waktu itu seorang pangeran Cina yang bernama Yuan Huangton mencoba menggunakan layang layang yang berukuran lebih besar dari tubuhnya untuk membawanya terbang, dari puncak sebuah menara Ia terbang melewati tembok kota.
Usaha tak cukup sampai situ. Abbas Ibnu Firnas juga melakukan hal serupa dengan membuat sayap seperti burung pada tahun 852. Beliau melakukan percobaan terbang dari puncak Masjid raya di Cordoba, Spanyol. Upaya yang kedua dilakukannya dari puncak gunung jabal Al Arus namun gagal dan Ia mengalami luka parah pada punggungnya.
Upaya semacam itu terus diperjuangkan, tercatat usaha selanjutnya dilakukan oleh Hezarfen Ahmet Celebi pada abad ke 17. Di abad ke 18 ada Jean Francois de Rozier dan Francois Laurent d'Arlandes yang mencoba terbang dengan menggunakan balon udara dengan bahan bakar kayu untuk membawanya terbang.
Pada abad ke 19 mulailah orang menggunakan sistem navigasi agar bisa dikendalikan kemana perginya sesuai pilot yang mengendarainya. Hingga penyempurnaan dengan mesin dilakukan diabad ke 20. Kini ratusan juta penerbangan telah dilakukan. Upaya Indonesia pun tak luput untuk membuat pesawat terbang oleh salah satu putra terbaik yang dimiliki bangsa ini, namun sayangnya upaya itu belum berlanjut.
Akankan bangsa ini memiliki angan yang tinggi, menjelajah dengan memberikan pemikiran atau dikalahkan waktu yang semakin beringas menjajah negeri. Mari berupaya untuk terbang, memberikan sumbangsih untuk negara yang semakin terpuruk. Terbang setinggi tingginya dan tak ada yang tak mungkin.
Salam berbagi,
fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar