foto.Fadlik di Tukad Tiis, Seraya - Bali
Kutipan dari beberapa cerita yang saya rangkum dari keluh nelayan,
Untuk orang memang bisa melupakan masalalunya namun tidak untuk nelayan, lilitan hutang, perahu pecah, anak sakit dan masih banyak sekali bayang bayang itu. Kini anak anak sudah semakin besar, namun bayang bayang sejahtera masih jadi angan belaka.
Berbeda sekali dengan keadaan dimana para caleg memasang baleho sebesar layar yang dipakai nelayan untuk melaut, masuk sampai terpampang diperempatan gang gang sempit. Anak calek ada yang mengantar sekolah, anak saya jalan beberapa kilo untuk menemui sekolahnya. Istri setia menemani kami dalam senang dang susah, sementara istri caleg yang tak resmi tak terhitung jumlahnya.
Caleg makan diruang rapat dan pribadi ada yang tanggung, biaya kesana kemari tak dipikirkannya lagi, sementara kami takun melihat jalan, hanya ombak yang kami lihat. Akankan Caleg melirik kami, memberikan harapan, menurunkan harga minyak untuk melaut, mengupayakan kesejahteraan kami, mengingat masa depat anak anak kami meraih cita citanya. 2014 jadi pertaruhan, akankah Caleg membayangkan kami terus melaut tanpa memikirkan yang sebelumnya kami pikirkan.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar