Idul Adha adalah hari bahagianya kaum fakir. Hari ini harusnya dirayakan lebih besar, namun media lebih membesarkan Idul Fitri, lihat saja, takbir berkumandang selama 3 hari, sementara Idul Fitri sehabis sholat Ied tidak dikumandangkan lagi. Belum lagi keistimewaan yang lainnya. Idul adha banyak memberikan pelajaran bagi saya, kita pasti mengingat kembali kisah teladan Nabi Alloh Ibrahim AS sebagai bapak para Nabi. Dari beliau yang selalu tekun beribadah serta mengajarkan ilmu tauhid tanpa gentar.
Meski raja besar dihadapannya namun dilihatnya kecil. Ketika Nabi Alloh ditanyakan oleh Firaun, "sembahlah aku karena aku mampu menghidupkan dan mematikan manusia" yang dimaksud menghidupkan, Firaun mampu membebaskan para budak dan mematikan adalah dia mampu membunuh dengan kehendak Alloh SWT. Namun Ibrahim AS menjawabnya, bahwa saya akan menyembah Tuhan yang menerbitkan matahari.
Banyak sekali kisah tauladan yang kita dapatkan dari Nabi Ibrahim AS terlebih dalam suasana sekarang ini. Orang orang harus mengibrahimkan diri, tidak syirik kepada harta, waktu, kedudukan dan lain lain yang semu. Zaman sekarang penuh dengan gemerlapnya hedonisme, semua orang diperbudak oleh harta dan kerabatnya yang melenakan. Banyak pejabat yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena korupsi, barulah dia tersenyum, merasa dijebak, dizolimi dan lain sebagainya, semua merasa tak bersalah dalam kasus tersebut, hukum dunia mampu dilobi, yang salah bisa naik banding asalkan punya uang.
Ibrahim telah mengajarkan kepada kita bahwa kita harus membunuh kecintaan terhadap dunia, hingga Nabi Alloh pernah diuji untuk mengorbankan harta yang paling disayanginya padahal nabi Alloh telah menunggu lama kelahiran anaknya sendiri yakni Ismail AS, namun ketaqwaannya yang menjadikan beliau terus tegar dalam menghadapi cobaan.
Sungguh saya sendiri masih jauh dari hal hal yang demikian, semoga tulisan ini bisa mengingatkan saya pribadi, Bismillah tahun depan bisa Kurban.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Meski raja besar dihadapannya namun dilihatnya kecil. Ketika Nabi Alloh ditanyakan oleh Firaun, "sembahlah aku karena aku mampu menghidupkan dan mematikan manusia" yang dimaksud menghidupkan, Firaun mampu membebaskan para budak dan mematikan adalah dia mampu membunuh dengan kehendak Alloh SWT. Namun Ibrahim AS menjawabnya, bahwa saya akan menyembah Tuhan yang menerbitkan matahari.
Banyak sekali kisah tauladan yang kita dapatkan dari Nabi Ibrahim AS terlebih dalam suasana sekarang ini. Orang orang harus mengibrahimkan diri, tidak syirik kepada harta, waktu, kedudukan dan lain lain yang semu. Zaman sekarang penuh dengan gemerlapnya hedonisme, semua orang diperbudak oleh harta dan kerabatnya yang melenakan. Banyak pejabat yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena korupsi, barulah dia tersenyum, merasa dijebak, dizolimi dan lain sebagainya, semua merasa tak bersalah dalam kasus tersebut, hukum dunia mampu dilobi, yang salah bisa naik banding asalkan punya uang.
Ibrahim telah mengajarkan kepada kita bahwa kita harus membunuh kecintaan terhadap dunia, hingga Nabi Alloh pernah diuji untuk mengorbankan harta yang paling disayanginya padahal nabi Alloh telah menunggu lama kelahiran anaknya sendiri yakni Ismail AS, namun ketaqwaannya yang menjadikan beliau terus tegar dalam menghadapi cobaan.
Kambing Sulawesi yang kerap dijual dan dijadikan hewan kurban(foto.fadlik)
Allohu Akbar 3X walillah ilham. Berikut cerita sederhana yang menghujam dagu saya, bisakah kita berkurban apabila satu hari menghabiskan satu bungkus rokok dengan total nilai Rp. 12.000,- maka satu bulan menjadi Rp. 360.000,- dan jika dikalikan 12 bulan menjadi Rp. 4.320.000,-, cukup untuk membeli kambing jantan dewasa. Saya bisa bayangkan ternyata banyak sekali orang indonesia yang bisa berkorban, namun kuncinya disini, sudah siapkan ia berkurban.Sungguh saya sendiri masih jauh dari hal hal yang demikian, semoga tulisan ini bisa mengingatkan saya pribadi, Bismillah tahun depan bisa Kurban.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar