Sulit dibayangkan ketika mampir ke beberapa pesisir di Indonesia mengisahkan bahwa, menurut kisah orang orang lama terumbu karang berbinar dengan mewarnai tepian pantai. Hingga kapal kapal sulit berlabuh. Kapal kapal kayu yang dimiliki sering sekali membentur karang, kalau suasana sekarang semua kapal dibuat dari fiberglass pasti sudah pada pecah dan karam di lautan. Pasti seru membayangkan biota laut hidup warna warni, nggak susah cari ikan. Setiap mata berkedip yang dilihat adalah prilaku ikan bertahan hidup.
Puluhan tahun berlalu, terumbu karang Indonesia mengalami kerusakan yang drastis, hal ini bukan hanya karena kapal kapal kayu tadi, tapi masih banyak prilaku manusia yang belum ramah lingkungan. Membunuh karang dan kehidupannya. Kebiasaan pengunjung pariwisata yang dengan sengaja maupun tidak menginjak karang karang yang ada. Bahaya terbesar bagi karang ketika karang karang dijadikan bahan bangunan seperti semen, pondasi rumah, penguat dermaga dan lainnya.
Belum cukup itu dalam mencari kehidupannya manusia sering sekali membunuh ikan dengan cara tidak ramah lingkungan dengan potas, setrum serta menuba. Aktifitas di darat yang berdampak ke laut, lewat sungainya dari sampah, racun pestisida, oli, bahan bakar fosil serta mercury yang sepertinya terus mencemari tanpa akhir. Jikalau buangan jangkar tidaklah seberapa bagi kerusakan karang, apakah sampah sampah yang dihasilkan dari aktivitas penduduk kota juga berdampak berbanding sama ?.
Kini bukan hanya hitung hitungan, tetapi perlu langkah kongkrit untuk penyelamatan terumbu karang Indonesia. Di sebuah desa di Bali utara kini para nelayan bahu membahu dalam upaya penyelamatan karang, jikalau dulu masih menggunakan mesin pembunuh yang berdampak bagi semuanya, kini mereka menggunakan alat tangkap ramah lingkungan. Kini saatnya berkarya bagi penyelamatan lingkungan. Selamat Hari Terumbu Karang, 8 Mei 2013. Niat kita, langkah kita, menjadi sangat berarti bagi Indonesia dan terumbu karang kita ke depan.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Puluhan tahun berlalu, terumbu karang Indonesia mengalami kerusakan yang drastis, hal ini bukan hanya karena kapal kapal kayu tadi, tapi masih banyak prilaku manusia yang belum ramah lingkungan. Membunuh karang dan kehidupannya. Kebiasaan pengunjung pariwisata yang dengan sengaja maupun tidak menginjak karang karang yang ada. Bahaya terbesar bagi karang ketika karang karang dijadikan bahan bangunan seperti semen, pondasi rumah, penguat dermaga dan lainnya.
Hidangan ikan laut tersaji karena terumbu karang terjaga
Belum cukup itu dalam mencari kehidupannya manusia sering sekali membunuh ikan dengan cara tidak ramah lingkungan dengan potas, setrum serta menuba. Aktifitas di darat yang berdampak ke laut, lewat sungainya dari sampah, racun pestisida, oli, bahan bakar fosil serta mercury yang sepertinya terus mencemari tanpa akhir. Jikalau buangan jangkar tidaklah seberapa bagi kerusakan karang, apakah sampah sampah yang dihasilkan dari aktivitas penduduk kota juga berdampak berbanding sama ?.
Kini bukan hanya hitung hitungan, tetapi perlu langkah kongkrit untuk penyelamatan terumbu karang Indonesia. Di sebuah desa di Bali utara kini para nelayan bahu membahu dalam upaya penyelamatan karang, jikalau dulu masih menggunakan mesin pembunuh yang berdampak bagi semuanya, kini mereka menggunakan alat tangkap ramah lingkungan. Kini saatnya berkarya bagi penyelamatan lingkungan. Selamat Hari Terumbu Karang, 8 Mei 2013. Niat kita, langkah kita, menjadi sangat berarti bagi Indonesia dan terumbu karang kita ke depan.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar