Pontianak, 21 April 2013. Topografi kota ini makin merendah dipinggirian kota, banyak hutan rawa yang membentang di mana mana. Dengan demikian sangat sulit dipikirkan jika Pontianak memiliki hasil bumi yang terkenal berupa tanaman Jeruk. Sungai yang membelah kota, Kapuas serta sungai Landak menambah kayanya keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya.
Di sungai Landak yang semakin lama kualitas airnya menurun. Kami bersama Mapala MATA Universitas Muhammadiyah Pontianak mengadakan Pelatihan Konservasi. Pelatihan ini di lakukan di sebuah pulau yang bernama pulau Hanyut. Pulau ini sendiri diapit oleh sungai Landak, di hulu air memecah dalam luasan 11 hektar air itu bersatu kembali.
Pagi itu kami melakukan beberapa aktivitas seperti Pengamatan Burung, membuat herbarium. Waktu yang berjalan lebih kurang 4 jam memang sangat kurang untuk melakukan kegiatan ini. Untuk itu kami semua bertekat untuk membuat kegiatan lanjutan yang kemudian memiliki tujuan pendataan flora dan fauna di area pulau.
Di sungai Landak yang semakin lama kualitas airnya menurun. Kami bersama Mapala MATA Universitas Muhammadiyah Pontianak mengadakan Pelatihan Konservasi. Pelatihan ini di lakukan di sebuah pulau yang bernama pulau Hanyut. Pulau ini sendiri diapit oleh sungai Landak, di hulu air memecah dalam luasan 11 hektar air itu bersatu kembali.
Pagi itu kami melakukan beberapa aktivitas seperti Pengamatan Burung, membuat herbarium. Waktu yang berjalan lebih kurang 4 jam memang sangat kurang untuk melakukan kegiatan ini. Untuk itu kami semua bertekat untuk membuat kegiatan lanjutan yang kemudian memiliki tujuan pendataan flora dan fauna di area pulau.