Banyak orang menyalahkan hujan sebagai penyebab banjir, jika kita mau berpikir lagi, hujan, kemarau adalah keseimbangan yang diberikan agar kita bisa mengelola hidup kita. Air selalu mencari tempat paling rendah, dari hilir mengalir ke hulu. Cerita di atas, menjadi derita yang sudah dianggap biasa bagi penghuni kanan kiri sungai. Namun yang patut dipertanyakan, mengapa setiap tahun banjir terus menjadi langganan yang makin meluas.
Hal ini jelas terjadi karena ada ketidak seimbangan ekologi yang terjadi. Dari air terjun di gunung Gede dan yang lainnya, mengalir ke Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Banyak pohon pohon ditebang, tanah tanah yang menjadi pori pori bumi ditutup jalannya dengan beton dan semen, di dataran tinggi makin sedikit daerah resapan air, empang empang menjadi rumah, sungai sungai dari hari kehari makin sempit dan terus mengalami pendangkalan.
Tak heran jika bencana terjadi, semuanya tidak seimbang, bayangkan saja, jika kita semua memerlukan air tanah namun tidak menanam pohon, menutup semua akses air masuk ke tanah, apa yang terjadi. Kini hujan dan kemarau telah menjadi bencana. Semua menyambutnya dengan beradaptasi, tidak mencari jalan keluar. Banjir menjadi bisnis bagi sebagian yang isi otaknya gilole. Siapa yang salah, siapa yang kalah ?
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Hal ini jelas terjadi karena ada ketidak seimbangan ekologi yang terjadi. Dari air terjun di gunung Gede dan yang lainnya, mengalir ke Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Banyak pohon pohon ditebang, tanah tanah yang menjadi pori pori bumi ditutup jalannya dengan beton dan semen, di dataran tinggi makin sedikit daerah resapan air, empang empang menjadi rumah, sungai sungai dari hari kehari makin sempit dan terus mengalami pendangkalan.
Tak heran jika bencana terjadi, semuanya tidak seimbang, bayangkan saja, jika kita semua memerlukan air tanah namun tidak menanam pohon, menutup semua akses air masuk ke tanah, apa yang terjadi. Kini hujan dan kemarau telah menjadi bencana. Semua menyambutnya dengan beradaptasi, tidak mencari jalan keluar. Banjir menjadi bisnis bagi sebagian yang isi otaknya gilole. Siapa yang salah, siapa yang kalah ?
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar