Tumbuh dari tanah, berbilas air, udara dan mentari
Smilir angin, ribut dan jenaka
Wajah kepongpong jadi kupu kupu
Kecebong jadi kodok
Malam,siang berganti bulan dan matahari
Melewati beberapa gempa
Meredam ombak lautan
Menjadi karang karang sendiri jauh dari negerinya
Kami pernah lewati..
Dalam empat musim berlalu
Dalam ribuan hari
Dalam kusut dan benang merah
Dalam dalam kita diam
Meredam kelam melihat spion ke belakan
Tak berkaca
Kecuali mata kaca, goyang senang mengikuti angin
Semua berlalu,
Melewati semangat orang membalik tanah, menebar jala
Bukan di ketiak kami ada
Namun di atas restora..
Restorasi ideologi langsing nasi
Ideologi tanpa pengawet
Ideologi tanpa perangsang
Ideologi ketergantungan
Ideologi remot
Ideologi hutan bukan jalanan
Ideologi desa bukan perkotaan
Ideologi ideologi menunggu angin..
Merangsang maksud
Kami menunggu kering
Sempoyongan dan sakit perut
Lemah syahwat dan otak
Lemah jingkrakan dan pertolongan tanpa tualang
Kami menunggu kering dalam selimutan berlalu pisau
Kami menunggu kering dalam hantu hantu geretak dan angan sentosa
Jikalau itu
Tak kalah ini
Tiuplah..
Atau menunggu angin
Kami yang kering
Membagi kisah
Smilir angin, ribut dan jenaka
Wajah kepongpong jadi kupu kupu
Kecebong jadi kodok
Malam,siang berganti bulan dan matahari
Melewati beberapa gempa
Meredam ombak lautan
Menjadi karang karang sendiri jauh dari negerinya
Kami pernah lewati..
Dalam empat musim berlalu
Dalam ribuan hari
Dalam kusut dan benang merah
Dalam dalam kita diam
Meredam kelam melihat spion ke belakan
Tak berkaca
Kecuali mata kaca, goyang senang mengikuti angin
Semua berlalu,
Melewati semangat orang membalik tanah, menebar jala
Bukan di ketiak kami ada
Namun di atas restora..
Restorasi ideologi langsing nasi
Ideologi tanpa pengawet
Ideologi tanpa perangsang
Ideologi ketergantungan
Ideologi remot
Ideologi hutan bukan jalanan
Ideologi desa bukan perkotaan
Ideologi ideologi menunggu angin..
Merangsang maksud
Kami menunggu kering
Sempoyongan dan sakit perut
Lemah syahwat dan otak
Lemah jingkrakan dan pertolongan tanpa tualang
Kami menunggu kering dalam selimutan berlalu pisau
Kami menunggu kering dalam hantu hantu geretak dan angan sentosa
Jikalau itu
Tak kalah ini
Tiuplah..
Atau menunggu angin
Kami yang kering
Membagi kisah
fadlik.kedewatan 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar